Chapter|02

11.1K 935 22
                                    

Ruang rapat, beraksen kayu pada lantai dan atap. Semi outdoor dengan tanaman hias di beranda. Cahaya matahari tak terlalu terik dan pemandangan ibu kota di pagi hari dari atas lantai 20. Kopi dan teh mengepul, juga snack beragam yang dibeli Remy dari liburan bulan madu tertata apik pada keranjang-keranjang. Waktu dan suasana paling ideal untuk memulai rapat jika itu di hari-hari biasa, tapi perhatian tiap orang tertuju pada empat karyawati baru yang berdiri di depan sana.

Karyawan-karyawati baru di Probowinoto Groups pada periode ini berjumlah 18 orang dan cuma ada empat perempuan. Entah bagaimana, keempat perempuan yang menarik dan cantik ini ditempatkan di Departemen Pengembangan Bisnis.

Dan, satu di antara mereka adalah Gusti Sima Probowinoto. Menarik, huh.

"Kalian bisa mulai mengenalkan diri" Charlie dari departemen Personalia langsung mengantarkan keempatnya. "Perusahaan kami menghargai privasi setiap karyawan, kalian sudah tahu kan? Tidak perlu menyebutkan nama asli, latar belakang pendidikan atau hal personal lain jika tak nyaman. Kalian diterima dan lolos administrasi, cukup diketahui bagian Personalia dan rekrutmen. Sebutkan saja nickname, nama yang kalian ingin gunakan. Hobi atau restoran favorit" ujar laki-laki itu antusias. "Jangan gugup, mereka anak-anak yang baik" Charlie mengirim isyarat agar orang-orang dalam ruang rapat ini berhenti menelisik keempatnya dengan mata tajam penuh penilaian. Wabil khusus, pada Scarlett yang tak berhenti membisikan sesuatu pada Coco dan Jules di sebelahnya. Terang-terangan mereka ber-ghibah.

Terdengar dengkusan Ocean dan petikan bolpoin laki-laki itu pada meja, tanda meminta acara pengenalan diri ini segera usai.

"Hai.. panggil aku Cherry."

Cherry, gadis muda yang menggemaskan dan ceria. Senyum tak lepas dari bibirnya yang merah muda. Berambut panjang digerai dan kecoklatan karena diwarnai, ada hairpin bertengger manis di rambut sebelah kiri. Stylist. Dia dibalut manis setelan tweed blazer dan rok berwarna nude pink yang dijahit oleh tangan penjahit yang terampil dan berpengalaman. Princessly. Gadis itu tersenyum semakin lebar kala setiap orang memberikan tepuk tangan ringan atas pengenalan dirinya. Karyawati number one.

"Saya Jesse."

Perkenalan singkat dari perempuan sexy dan elegan, karyawati number two. Jesse memadankan rok span di atas lutut berwarna merah tua dan kemeja satin berwarna putih dengan dua kancing paling atas membuka, menonjolkan dadanya yang berisi dan padat. Dia berambut hitam pendek, dipotong rapi tepat di atas bahu dan lipstik merah terang. Jesse, pasti menata rambut dan make up-nya di beauty salon. Baju dan sepatu yang dia pakai terlihat mahal dan tak pasaran, dibeli di departement store. Mungkin Grand Indonesia atau Pacific Place. Ya, begitulah intinya.

"Nama saya Kim."

Perkenalan diri yang selanjutnya keluar dari mulut karyawati number three. Ugh, bagaimana menjelaskan penampilan Kim? Membosankan, kata paling mewakili. Dengan setelan kantoran berupa celana panjang hitam dan kemeja putih yang dibungkus jas berwarna hitam. Lama mereka tak menemukan karyawati dengan penampilan semembosankan Kim. Membosankan, bukan berarti bajunya jelek dan dibeli di pasar loak ya. Rambutnya yang panjang diikat rendah. Satu-satunya penampilan yang menarik perhatian tiap orang dalam ruang rapat khususnya Scarlett, Jules dan Coco adalah Birkin di tangannya. Ya, tas Hermes berwarna hijau yang Kim pegang dengan tangan kanannya itu. Pun dengan aura perempuan cerdas dan kuat yang menguar dari gerak-gerik dan pembawaan diri Kim.

"Tesha."

Oke, perkenalan tersingkat datang dari karyawati number four. Tesha.

Orang-orang kerap mengatakan, perempuan cantik mah bebas. Tesha, penggambaran paling tepat untuk kalimat itu. Tak ada dandanan berlebihan, tapi gadis itu cukup kasual dan trendy. Memadukan cypress pant berwarna hijau tua dan kaos v-neck panjang berwarna krem. Tesha cuma menenteng tote bag kulit berwarna senada. Pakaian Tesha terlihat affordable, mungkin dibeli online dari H&M atau Lulu's. Rambut panjangnya yang hitam digelung asal, wajahnya alami tanpa dipoles make up kecuali lip balm dan bedak tipis tapi siapapun pasti setuju kalau dia paling cantik di antara empat. Tidak, dia bahkan bisa menjadi Miss Indonesia dengan wajah dan perawakan itu. Meski tak se-girly dan shiny macam Cherry, tak seseksi dan elegan sebagaimana Jesse, juga tak ada aura kuat seperti hal-nya Kim. But she steal everyone's attention too.

The SuccessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang