Catatan Ocean

5.8K 648 35
                                    

Ocean memutar roda kemudi, keluar dari area parkir mall. Ba'da resign dan pulang ke Padang, bukan kemudian Ocean menjadi pengangguran. Dia sibuk, menjadi supir si mama. Hari ini ke mall, kemarin ke pasar tradisional.

"Pai ka Pasar Gadang. Iya, diantar abang" ucap si mama pamer pada tetangga.

"Abang mau sampai kapan di Padang? Ini sudah sembilan bulan loh. Bayi saja sekarang gak sampai sembilan bulan di kandungan."

Si mama nyeletuk saat mobil kembali melaju, lampu lalu lintas berubah hijau. Ocean berpura-pura tak mendengar, bicara sendiri dengan memprotes pengemudi motor yang tiba-tiba menyalip. Berharap cara ini ampuh seperti biasa. "Abang beneran patah hati seperti kata Eshal sama Fairshy ya" sayang, si mama menolak menyerah. Ocean menggigit bibir.

"Abang kelihatan banget kalau galau. Mama gak pernah lihat anak mama kayak gini. Then make it work, bang."

"It's not that simple, mama."

"Tidak ada masalah asmara yang sederhana, bang. Asal abang tahu saja, mama sama papa hampir cerai pas lagi pengantin baru. Padahal udah pacaran lama dan merasa saling kenal. Cuma karena mama godain papa yang nangis waktu tidur. Papa tuh mimpi kemalingan, padahal itu motor satu-satunya punya papa buat nganter jemput mama tiap hari. Nah, mama malah godain sampai tetangga pada denger."

"Hah?" Ocean baru mendengar cerita ini.

"Kata Sylvia Leontiritis, nothing is simple in love and war. Dan itu benar, bang. Mama perhatikan, abang ini seperti kata anak-anak zaman sekarang. Definisi sama kamu sakit tapi gak sama kamu lebih sakit. Then make it work. Kalau ingin mendapatkan mutiara, ya harus berani menyelam ke dasar laut. Kalau batu kerikil sih tinggal ambil di jalanan."

"Mama, she is.." Ocean tak meneruskan penjelasannya, karena si mama mendahului "Gusti Sima Probowinoto kan? Mbak Tesha yang terakhir ketemu di Balik Papan itu cucunya yang punya korporasi. Paham, mama kan baca berita. Tapi abang ini anak mama. Abang gak pernah mengecewakan mama sama papa sejak kecil, dari mulai sekolah sampai kerja selalu tekun dan gigih. Sebelas tahun abang kerja di Probowinoto Group. Dari mulai pegawai magang sampai jadi direktur. Abang punya koneksi dan kapabilitas. Plus muka charming, dasarnya bibit unggul papa sama mama. Nah, kalau belum dirasa pantas ya kerahkan semua kemampuan abang. Harus nekat. Kalau kata anak-anak sekarang, mencintai dengan ugal-ugalan" Ocean tersenyum untuk pertama kalinya selama sembilan bulan. Terlihat si mama mengerjap geli dan tertawa sendiri.

Si mama meraih tangan Ocean dan menepuk-nepuk punggung tangannya. "Mama serius. Lakukan apapun yang bisa membawa abang pada dia. Ada sih quote kayak gini. If you want something very badly, set it free. If it comes back, it yours forever. If it doesn't..it was never yours to begin with. Mungkin benar buat beberapa kasus. Tapi mama gak suka ah anak mama punya cara pikir begitu. Malas berjuang itu namanya, masa tunggu takdir yang bekerja. Kecuali ya, abang yakin bisa lupain dia, cuma butuh waktu saja dan gak gila lihat dia nikah sama orang lain"

Ocean menyempatkan diri menoleh pada mamanya, menggeleng kuat-kuat.




"I love the hell out of her."

"Nah."

The SuccessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang