Chapter|09

5.6K 657 17
                                    

"Dirut, Mr. Anton dan Mrs. Gianna dari komisariat di antara yang akan datang."

Tesha membacakan daftar undangan VIP yang mereka terima dari Raya Hospital, anak perusahaan Probowinoto Group di bidang Kesehatan dan Pembangunan Rumah Sakit. Mereka akan meresmikan pembukaan rumah sakit baru di Balikpapan. Rumah sakit ketiga yang dibangun Raya Hospital di luar pulau Jawa selain di Medan dan Denpasar. Ocean mengangguk-angguk kecil, menyempatkan diri untuk melirik Tesha satu kali lagi. Sore ini, she looks so unreal. Gadis itu membungkus tubuhnya dengan mini dress merah yang memukau.

 Gadis itu membungkus tubuhnya dengan mini dress merah yang memukau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Tesha's OOTD]

Hari terakhir di Balikpapan, malam ini juga mereka harus menuju bandara dan besok kembali bekerja dengan tim 1 di Jakarta. Audi warna silver yang dikemudikan Ocean selama tiga hari itu segera tiba di rumah sakit baru milik Probowinoto, bersamaan dengan laki-laki yang menyayangkan dalam hati singkatnya perjalanan bisnis kali ini. Ocean membukakan pintu untuk karyawatinya, tak ragu mengulurkan tangan pada Tesha saat satu kaki perempuan cantik itu menapak paving block. Tesha menyambut tangan si direktur, lalu turun dan mengalungkan tangan pada lengan laki-laki itu.

Mereka memasuki aula rumah sakit setelah menunjukkan undangan pada penerima tamu.

Para tamu umumnya perwakilan dari setiap petinggi anak perusahaan, mereka saling mengenal satu sama lain. Jajaran VIP seperti komisariat dan para Dirut belum tiba. Ada pula perwakilan mitra-mitra Probowinoto Group, khususnya yang menjalin kerja sama dengan Raya Hospital. Ocean menyapa Thomas, direktur Langlang Buana Property. Anak perusahaan Probowinoto Group yang berfokus pada pembangunan dan pengembangan properti komersial. Satu yang terbesar di Indonesia.

"Thomas.." laki-laki yang sedang bersama istrinya itu menoleh, dia tersenyum sumringah mendapati Ocean yang menyapa.

"Hai, Oc.." mata Thomas mengamati Tesha yang tersenyum pada istrinya meski tangan laki-laki itu menjabat tangan Ocean hingga istrinya berdeham menghentikan "Sayang, ini direktur paling beruntung di Probowinoto Group periode ini. Departemen dia kebagian semua yang bening-bening. Departemenku, jangan ditanya. Laki semua..bosenin. Untung kerjanya becus" Ocean menggeleng-geleng kecil saat Thomas terbahak-bahak sembari menunjukkan Tesha pada istrinya.

"Ck, gak ada yang bening aja kamu gak pulang-pulang. Kerja terus. Apa lagi ada yang bening?" Thomas semakin tertawa karena keluhan kesal istrinya. Jangan salah, istrinya pun cantik. Chinese-indo, seperti juga Thomas.

"Jangan tersinggung ya mbak, saya cuma bercanda" Thomas memastikan Tesha tidak merasa tak nyaman dengan kelakarnya. Tesha menggeleng ringan sembari tertawa kecil hingga kedua pipinya terangkat. Perempuan memang suka dipuji. But jokes could be turn into sexual harassment, at some point. Ocean merasa karyawati cantiknya tak merasa keberatan dengan kelakar Thomas.

Ini kedua kalinya, Ocean mendengar Tesha tertawa. Terjadi karena dua manusia lawak, mamanya dan Thomas. Ocean juga baru tahu, suara tawa seorang perempuan bisa menggelitik perutnya dan baru kali ini dia tak tahan ingin mencubit pipi perempuan. Seingatnya, terakhir kali dia gemas pada yang namanya manusia adalah pada saat di bungsu Fairshy duduk di bangku TK.

The SuccessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang