Extended Ver|25

4K 492 8
                                    

"Mas Anom, bidadarinya datang tuh" Tak hanya Anom Aryakumara, seluruh tim yang hadir sontak menoleh dan berniat berdiri saat Sima memasuki dining area jika saja perempuan itu tak mengisyaratkan agar mereka tetap duduk. Dalam balutan cantik ethical dress berwarna merah tua dari brand Daughters of India, cocok dengan restoran alfresco by the ocean yang dipilih Leo untuk acara makan malam.

"Mr. Kenzo sepertinya sibuk dengan mainan baru di resortnya, madam chair dan absen untuk acara makan malam hari ini."

Leo berbisik saat matanya tak menemukan Ardhito Kenzo Tandipanga atau sekretaris laki-laki itu di antara tim yang hadir.

Sima memasang senyuman tak peduli.

"Maaf, saya telat. Ada pertemuan penting" Sima mengambil duduk setelah Leo menarik kursi untuknya, melihat appetizer telah dihidangkan di meja. "Jangan dipikirkan, madam chair. Kami maklum atas kesibukan anda" penasihat tim menimpali permintaan maaf Sima, disambut senyuman dan anggukan tiap orang. Termasuk Anom yang mulai salting sendiri. Terlebih saat Sima mengalihkan pandang dan mengajak bicara.

"Nama anda sounds so Javanese ya, mas Anom."

"Keluarga saya asli Solo, mb..mbak."

Sikap Anom yang terkesan gugup diam-diam ditertawakan anggota tim, yang tahu kalau dia mengagumi Gusti Sima Probowinoto. Laki-laki muda yang dinobatkan sebagai laki-laki tertampan dan terseksi di Indonesia tahun ini oleh beberapa media itu nyatanya mati kutu di hadapan Sima.

"Nama anda juga sangat Jawa, madam chair."

Penasihat tim mengikuti alur percakapan santai dengan Sima.

Sima tersenyum dan mengangguk setuju. "Mami yang memilih nama itu, mami tidak terlalu suka dengan nama papi, uncle, atau Ginny dan semua nama yang dipilih kakek untuk cucu-cucunya yang lain. Terkesan malas memberi nama anak, kata bibi Dolores. Gusti artinya gelar yang biasa dipakai bangsawan Jawa yang artinya Tuan atau Tuan Putri. Sima, artinya tanah. Mungkin mami ingin saya menjadi tuan tanah. Make senses kan? Karena keluarga kami memang secara tidak langsung bekerja dengan tanah. Nama yang cukup sulit diucapkan sewaktu saya tinggal di Granada dan Madrid, bibi Dolores lebih memilih untuk memanggil saya dengan nama Tesha. Nama yang cantik dan tidak ribet."

"Oh.." Penuturan Sima yang berbalut canda disambut gelak tawa. Tak hanya ini pertama kalinya mereka mengakrabkan diri dengan Gusti Sima Probowinoto tapi juga sikap perempuan itu yang biasanya tenang dan susah didekati, sedikit berubah malam ini.

"Lalu apa itu artinya, Aryakumara adalah nama keluarga anda?" Anom kembali gelagapan karena pertanyaan Sima. Pikiran Anom sedikit terdistraksi oleh nama familiar yang disebutkan Sima, Tesha. Nama yang sama yang pernah diperbincangkan heboh oleh Budhe-nya di grup keluarga. Nama kekasih kakak sepupunya, Ocean Karunasankara yang menurut si Budhe dia tidak pernah melihat perempuan yang lebih cantik dari pada menantu masa depannya itu. Tidak bahkan para artis di TV.

"Oh tidak..tidak, kami tidak selalu menggunakan nama keluarga" timpal Anom.

Anom kembali salting karena Sima menaruh banyak perhatian padanya malam ini. Sima hanya mengangguk ringan dan tersenyum lembut, membuat dada Anom jedag jedug tak karuan.

Bersamaan dengan hidangan utama yang mulai disajikan oleh para pramusaji dan chef yang ikut keluar untuk menemui mereka. Tak fokus mendengarkan penjelasan chef untuk menu-menu yang dihidangkan, Anom mencuri pandang pada Sima yang sedang dibisiki sesuatu oleh Leo. Raut muka Sima berubah, mengeras sebelum perempuan itu mengangguk setuju dan berdiri dari tempat duduknya. "Nikmati makan malamnya, saya ada urusan sebentar" Sima sekali lagi mengisyaratkan agar tim tak perlu berdiri.

The SuccessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang