Sudah dua bulan Ashel menstalk Adel dari lewat sosial media, mengintip dari kantor, atau menyuruh seseorang untuk memberikan invormasi tentang Adel namun hasilnya masih sama dimana mereka hanya bertemu di bar setiap minggu itupun hanya Ashel yang tahu nama Adel, jika di tanya apakah Adel tahu bahwa itu Ashel jawabannya adalah tidak.
Ashel kini memutar otaknya memikirkan cara bagaimana agar iya dapat mendekati Adel. Jujur saja ini pertama kalinya Ashel mencoba mendekati seseorang. Sampai akhirnya ia memiliki ide yang sedikit konyol.
Ashel mengambil telepon kantor dan menghubungi ruangan milik Marsha.
"Halo napa Shel"
"Lu sedevisi kan sama Adel" tanya Ashel.
"Iya Nape lu oh lu mau pdkt kan sama Adel"
"Apaan sih lu gua mau minta tolong aja suruh Adel buatin teh buat gua"
"Aduh bu bos pdktnya lucu juga"
"Banyak bacot lu udah cepet sono atau gua potong gaji lu"
"Iye iye sabar elah"
Tutt tutt
"Yah si bangke di tutup lagi telponya, dasar bucin" jengkel Marsha karena dengan seenak jidatnya Ashel mengakhiri panggilan teleponnya.
Marsha celingak-celinguk pas kebetulan sekali Adel lewat di ruangan Marsha.
"Eh Del" panggil Marsha.
"Eh bu ada apa?"
"Elah pake embel-embel bu orang sepi kok kek biasa aja"
"Oh Ok, btw kenapa Sha manggil gue?"
"Jadi gini Del, gua masih banyak urusan tapi tuh bu CEO pengen teh di suruh tadi gua, lu liatkan bayak banget dokumen di meja gua, lu gantiin gua bikinin teh ya" bohong Marsha
"Maaf Del, demi keselamatan gaji gua, gua jadi bohong sama lu"batin Marsha.
"Oh ya udah lu selesaiin dulu kebetulan gua lagi kosong kok"
"Thanks Del lu penyelamat, gua duluan ye"
"Hmm, sono beresin tugas lu"
Adel melangkah memasuki dapur khusus karyawan yang memang dipersiapkan untuk kebutuhan seperti kopi atau teh dan berbagai macam camilan. Walau biasanya Adel membuat minuman di bar namun sekarang Adel seolah-olah menjadi barista yang handal. Padahal ia hanya membuat teh:v. Adel menyicip sedikit rasa teh yang ia buat, tidak terlalu manis karena ia tidak tahu selera dari CEO nya itu.
Dengan telaten Adel memasukkan kantong teh kedalam gelas yang sudah ia siapkan, lalu menambahi sedikit air panas serta gula yang ia tuangkan sedikit demi sedikit.
Tokk tokk
Suara ketukan terdengar membuat Ashel gelagapan sendiri. Ashel membenahi jas yang ia kenakan dan mencoba sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja.
"Masuk"
"Permisi bu ini kopi ibu" Ucap Adel memasuki ruangan Ashel.
"Eh mba, maksudnya bu?" kaget Adel. Adel tentu saja terkejut dengan kehadiran pelanggan yang setiap minggu.
"Adel kenapa diam di situ sini tehnya saya mau minum"
"Ah iya, baik lah bu"Adel melangkahkan kakinya mendekati Ashel.
Ashel melihat teh buatan Adel yang terletak di meja. Ia mengambil teh itu dan minum sedikit demi sedikit, rasanya pas sekali dengan mulut Ashel namun masih sedikit manis baginya.
"Rasanya enak sekali Adel seperti biasa, namun alangkah baiknya jika gulanya sedikit saja"
"Ah baiklah bu-"Adel melihat ke pojok meja tertulis nama Adzana shaliha.
"Ah baiklah Bu adzana" ucap Adel.
"Panggil saja saya Ashel"
"Baiklah bu Ashel saya duluan" ucap sopan Adel lalu keluar dari ruangan Ashel.
Setelah pintu tertutup ashel berdiri lalu meloncat-loncat kegirangan. Rasa bahagia yang sangat amat besar tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
Aciee-ciee bu adzana kita lagi jatuh cinta nih sama bartender bar:v
Makasih 50+ vote ya hehe, sebagai gantinya saya double up wkwk.
Next 80+ ya huhu... Mangatss votenyaa👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Love (DelShel) [END]✅
RandomMenceritakan tentang kisah seorang wanita yang dipaksakan orang tuanya untuk mempunyai cucu, tetapi orang itu sama sekali belum mempunyai pasangan. Hingga ia dipertemukan dengan salah seorang gadis bartender, akan kah orang itu jatuh cinta kepada sa...