Hari-hari Ashel makin cerah setiap saat, tugas kantor Ashel yang makin berkurang dan juga Adel yang membuatkan dirinya teh setiap hari. Ashel juga tak segan-segan memberikan senyumnya kepada Adel, jarang sekali orang seperti Ashel tersenyum seperti orang gila.
"Ini tehnya bu" ucap si keren.
"Makasih Del, oh iya Del karena saya liat-liat cara kerja kamu bagus dan hasil sesuai dengan harapan saya, saya mau naikin jabatan kamu jadi sekretaris saya mau kan?"
"Eh bu, emang saya layak? Masih banyak yang lebih bagus dari saya"
"Jangan gitu lah Del saya tau kemampuan kamu makanya saya mau angkat kamu jadi sekretaris saya"
"Bukan gitu bu saya tidak mau karena saya dekat dengan ibu jadi ibu naikin jabatan saya" cicit Adel.
"Hahaha enggak kok del kamu cocok sama saya, saya udah bolak-balik ganti sekretaris gak ada yang cocok terus saya kepikiran kamu, toh saya sudah nyaman sama kamu"
"Kalo gitu saya terima deh bu" ucap Adel malu-malu Ashel dapat melihat dengan jelas rona merah di pipi Adel yang terlihat dengan jelas.
"Mulai besok kamu kerja di ruangan ini"
"Eh" kaget Adel.
"Eh kenapa Del?"
"Anu bu, saya harus seruangan dengan ibu?" Tanya Adel, ia kira ia akan bekerja di ruangan yang sudah disediakan.
"Ya biar lebih enak aja komunikasinya loh Del" sebenarnya sekretaris Ashel dulu tidak ada yang pernah seruangan dengan Ashel, ini hanya embel-embel saja agar Ashel makin dekat dengan Adel.
"Ah gitu bu, emm kalo gitu saya balik dulu ya bu masih ada kerjaan dikit lagi"
"Ok Adel saya tunggu besok, langsung masuk ke ruangan saya aja nanti"
Adel membungkuk dan langsung ngacir keluar, Ashel yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu Ashel.
"Gemess banget sihh, jadi ga sabar pengen milikin"batin Ashel.
Adel ngacir ke tempat dimana Oniel dan marsha berada.
"Guys gua ada info nih" ucap Adel.
"Apaan Del?"
"Gua besok jadi sekretarisnya bu Ashel" jawab Adel dengan semangat.
"WAH SERIUS DEL SELAMAT YAAA AKHIRNYA DELSHEL GUE" heboh Oniel.
"SELAMAT DEL, JABATAN LU TINGGI TUH JAN LUPA YE AWAL BULAN TRAKTIRANNYA" Marsha tak kalah heboh .
Adel yang mendengar ke hebohan sahabatnya ini hanya bisa tersenyum, di hati yang paling dalam ia berterimakasih karena mendapatkan sahabat sebaik mereka.
Langit sudah menggelap waktu untuk pulang kerja sudah tiba. Adel sedang galau untuk memesan taksi online atau tidak karena hari sedang hujan deras pasti biayanya mahal dan juga macet, jika ia menggunakan kendaraan umum akan sangat memakan waktu untuk ke halte terutama Adel sedang tidak membawa payung. Ia mengutuki dirinya karena ia tidak membeli mobil. Bukan karena Adel tidak memiliki uang namun ia terlalu malas untuk mengurus mobil dan mengendarai mobil toh apartemen miliknya tidak terlalu jauh.
Tinn tinn
Adel melihat sebuah mobil Mercedes hitam yang berhenti di depannya.
"Adel naik" ucap Ashel.
"Eh gapapa nih bu?"
"Gapapa Adel udah buruan naik"
Adel segera naik ke mobil tersebut tidak lupa ia mengenakan sabuk pengaman.
"Kamu tinggal di mana Del?"
"Oh saya di apartemen xxxx bu"
"Oh deket tuh sama apart saya"
"Iya bu"
Hening seketika, canggung dan tidak ada yang memulai percakapan lagi. Hanya suara musik yang terdengar hingga tidak sadar bahwa sudah sampai di apartemen milik Adel.
"Oh sudah sampai, makasih ya bu"
"Eh bentar del"
"Ada apa bu?"
Ashel membuka dompet miliknya dan mengambil kartu yang entah apalah itu.
"Ini kartu cadangan apartemen saya"
"Loh kenapa di kasih ke saya?"
"Kamu kan sekretaris saya kalo ada apa-apa kamu bisa langsung ke apart saya"Ashel lalu menyerahkan kartu itu yang di terima oleh Adel.
"Oh gitu bu kalo gitu saya mau masuk, sekali lagi terimakasih ya pak"
"Iya Adel"
Ashel yang melihat Adel sudah masuk ke apartemen miliknya langsung menancapkan gas, Ashel sekali lagi berhasil membuahkan satu progres lagi.
"Come on Ashel, kamu pasti bisa dapetin hati Adel"
Wkwk pada minta panjangin? Ya maap deh soalnya saya lagi pengen banyakin babnya, soalnya cerita nya bakal singkat wkwk maap yaa.
Komen yang lain napa, jan cuman komen minta lanjut doang🗿✌🏻
JANGAN LUPA VOTE⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Love (DelShel) [END]✅
RandomMenceritakan tentang kisah seorang wanita yang dipaksakan orang tuanya untuk mempunyai cucu, tetapi orang itu sama sekali belum mempunyai pasangan. Hingga ia dipertemukan dengan salah seorang gadis bartender, akan kah orang itu jatuh cinta kepada sa...