STUCK IN LOVE 11

7.7K 796 31
                                    

Up dehh takut banget diserang:)

***

Ashel kaget dengan pernyataan zee. Adel? Adel yang mana? Begitu banyak orang yang menggunakan nama adel di dunia ini. Ashel berpikir sejenak jika adel yang di maksud adalah adel miliknya maka kesempatan emas untuk menikahi adel. Namun ashel tetaplah ashel wanita tegas dengan gengsi yang tinggi. Dengan bodohnya ashel tidak menanyakan nama lengkap adel yang dimaksud zee. 

"Shel pokoknya lu harus tolak apapun yang terjadi lu tolak perjodohan ini"

"Gua juga mau nolak kok zee, gua udah ada gebetan jadi mana mungkin gua nerima perjodohan ini"

"Sip, eh kita udah di panggil tuh"

Ashel yang mendengar suara teriakan yang memanggil nama mereka berdua pun masuk ke dalam rumah besar itu.

"Jadi gimana?" Tanya ayah ashel.

Ashel dan zee saling menatap mantap dengan sedikit anggukan.

"Kami berdua menolak perjodohan ini" ucap mereka berdua berbarengan.

"Eh kenapa?" Kini ayah zee lah yang bertanya.

"Kami merasa bahwa kami tidak cocok dengan satu sama lain. Terlebih saya sudah punya pasangan jadi saya berhak untuk menolak perjodohan ini dari ashel sendiri juga merasa keberatan terutama dia sedang mendekati seseorang" jawab zee dengan lantang.

"Huh memang ya sis anak muda jaman sekarang sudah tidak mau di jodohkan lagi" ucap ibu ashel ke ibu zee.

"Baiklah mereka juga tidak bisa di paksakan mau bagaimana lagi"  final ayah ashel.

Zee dan ashel saling memandang dengan tatapan pengharapan terutama ashel yang notabenenya sudah di selamatkan oleh zee.

Setelah pertemuan dua keluarga ini keluarga ashel memutuskan untuk pulang ke rumah. Jangan di tanyakan lagi suasana hati ashel yang kini sedang berbunga-bunga karena kegagalan perjodohan ini.

Karena besok ashel masih harus pergi ke kantor ia memutuskan untuk balik ke apartemen miliknya setelah mengantar orang tuanya.

Jam menunjukkan pukul 21.42 ashel berpikir sejenak melihat ponsel miliknya yang bertuliskan nama adel. Dia sedang bimbang apakah ia akan menelepon adel atau tidak. Ashel menggeser-geser layar ponsel miliknya mencoba mempertimbangkan apakah ia harus menelepon adel namun entah ini kesialan atau keberuntungan secara tidak sengaja ashel memencet tombol call.

"Halo bu? Ada apa telepon jam segini?"diseberang sana adel masih canggung mengigat kejadian pagi itu.

Ashel panik setengah mati hampir saja ia menjatuhkan ponsel miliknya saking paniknya.

"Ehem, saya ganggu gak del?"

"Eh enggak sih bu, ini saya  cuman racik racik minuman aja kok"

"Aduh enak tuh del, malam-malam racik minuman buat siapa tuh?"

"Buat saya lah bu, kenapa ibu mau juga?"

"Ya boleh aja sih del"

"Lah gimana bu masa mau saya antar lewat kurir udah jam segini mana ada lagi bu"

Ashel tiba-tiba terpikir pikiran yang aneh lagi.

"Emm gimana kalau saya ke apart kamu?"

"Tunggu maksud ibu-"

Tutt tutt

Panggilan terputus satu arah. Ashel memutuskan telepon nya dengan adel. Karena dilihatnya pakaian terlalu formal akhirnya ia mengganti dengan yang lebih casual. Ashel mengenakan kaos oversize serta di lapisi dengan cardigan dan legging hitam. Dengan kecepatan cahaya ashel kini sampai di depan pintu apartemen adel.

Tokk tokk tokk

"Del buka pintunya ini saya"

Ceklek

Adel membuka pintunya dengan memperlihatkan kepalanya dahulu seperti anak kecil yang sedang mengintip tamu yang akan datang.

"Masuk bu"

Ashel memasukkan dirinya ke apartemen milik adel. Apartemen itu tidak sebesar dan semewah yang ia punya namun apartemen ini sangat nyaman, bersih dan pastinya penuh dengan wangi badan adel.

"Ya tuhan kenapa bu ashel pake segala kesini sih? Kan saya malu waktu itu arghh"batin adel.

Sekarang mereka sedang di depan tv, menonton film action yang terlihat seru. Ashel menyeruput teh yang adel buat. Mereka tidak jadi meminum racikan minuman buatan adel malam ini. Kondisi di luar sedang hujan yang membuat adel berpikir lebih baik membuat teh ketimbang minuman dingin.

Duarr

"AHHH"ashel menutup kupingnya mendengar petir yang sangat keras.

"Bu, ibu kenapa?"

"Takut del"

Adel mematikan tv itu, tanpa pikir panjang  adel menggendong adel ke kamar, meniduri ashel di tempat tidurnya yang empuk. Adel sebenarnya hendak membawa ashel balik ke apartemen miliknya namun melihat kondisi cuaca yang tidak bersahabat mengurungkan niatnya untuk pulang.

"Del, saya bisa nginep saja di sini? Saya takut sekali"

Jackpot untuk adel. Tanpa basa-basi adel menutup pintu dan langsung masuk ke dalam selimut tebal miliknya. Adel meregangkan tangannya meminta ijin untuk memeluk Ashel yang sudah gemetaran dari tadi. Ashel yang sudah sangat ketakutan karena suara petir yang makin menjadi akhirnya mendekatkan dirinya ke adel. Adel tersenyum dan memeluk adel dengan lembut dan mereka tertidur pulas.

"Ini mah bukan salah del kalau lo suka sama boss lo, dianya aja nyaman"batin adel.












WOIII AHAHASHSHSS, Gmn saya ngegantung klean iya? Ngak kan. Saya mah author yg baik atuh, ga mungkin tega ngegantung kalian haha.

Kalian juga dong semangat votenya haha. lanjut besok ya? Kan udah triple up hari ini👻👻

JANGAN LUPA VOTE⭐⭐

Stuck In Love (DelShel) [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang