3. Day 1

50K 2.4K 47
                                    

[REPOST WATTPAD 2015]

            Sinar matahari masuk melalui celah celah tirai jendela kamar Rezky.  Bunyi alarm dari ponsel Levina berbunyi cukup keras membangunkannya. Dia  merasakan sedikit kebas dilengannya karna tertindih guling kerasnya  yang baru, tubuh Rezky.

            Dipandangnya Rezky lekat-lekat hingga  pikiran Levina menerawang kembali ke masa lalu. Ayah Rezky berteman baik dengan  almarhum ayah Levina saat mereka duduk di bangku perkuliahan. Rezky dan  Levina bertemu saat Levina mengunjungi rumah Rezky saat perarayaan Ulang  tahun Rezky ke delapan.

               Teman-teman Rezky tidak ada yang hadir di  ulangtahun Rezky, karna notabene Rezky pembuat onar. Melihat Rezky yang bersedih, ayah Rezky menghubungi ayah Levina agar Levina datang ke ulangtahun Rezky. Pertama kali Rezky bertemu Levina --yang ketika itu berumur enam tahun--ia mendapatkan kado terbaiknya dan saat itu juga mereka bersahabat.

                 Tahun berganti tahun. Saling  menyentuh, berpelukan, bergandengan atau saling mengecup kening atau pipi bukan hal tabu dalam persahabatan mereka.

                  Levina sudah  sangat sering menginap bersama Rezky begitu pula sebaliknya. Mereka  tidak pernah canggung satu tempat tidur bahkan berpelukan di dalam tidur pun tidak masalah. Tidur bersama, tidak lebih. Levina justru heran  tidurnya selalu nyenyak jika ia bersama Rezky.

                 Dering alarm kembali membawa kesadaran Levina, ia langsung beranjak dari tempat tidur meraih handphonenya lalu mematikan alarm. Sebagai ucapan terimakasih telah menumpang, Levina berinisyatif untuk membuatkan Rezky sarapan. Ia lalu menarik selimut  sampai menutupi bahu telanjang Rezky dan mengecup lembut keningnya.  Melangkah ke kamar mandi menggosok gigi dan mengikat rambut panjang  sebahunya asal. Levina berjingjit ke luar kamar Rezky menutup pintunya  sepelan mungkin.

•••

               Apartemen Rezky cukup  luas dengan untuk tempat tinggal seorang bujangan 2 kamar tidur, dapur,  ruang tv. Satu kamar tidur sudah Rezky sulap menjadi ruang kerja sekaligus  perpustakaan kecilnya. Seluruh apartmen ini didominasi warna hitam dan  putih yang terkesan maskulin.

               Levina membuka kulkas. Menghela nafas panjang yang ia dapati hanya setengah lusin botol bir, kotak sereal, beberapa butir telur.  Dara cantik itu menggerutu mendapati tanggal kadaluarsa di kotak susu dua bulan lalu. Menengok ke bagian bawah ada wortel yang sudah mengkerut, entah sudah berapa lama disimpan hingga layu. Beralih ke freezer dirinya dibuat geleng kepala mengangkap sosis yang sudah menyatu dengan kembang es.

               "Bagaimana bisa dia bertahan hidup dengan sampah di kulkasnya," gerutu Levina.

                 Akhirnya  Levina memasak english breakfast sedanya dan membuat orange juice.  Levina sudah selesai membuat scramble egg favorit Rezky. Saat Levina  memanggang sosis, tiba-tiba lengan kokoh Rezky melingkar di perutnya,  menyimpan dagu di bahu Levina.

                  "Rez, kamu udah bangun?" Tanya  Levina. Tangannya yang bebas bergerak kebelakang untuk mengelus rambut  Rezky. Gerakan jari-jari halus Levina di rambut Rezky, membuat Rezky relaks.

                       "Hmm." Hanya terdengar suara geraman dari belakang tubuh Levina. Walau tak melihat langsung, ia yakin Rezky masih memejamkan mata. Dasar manja!

                      "Aku  berisik ya sampe bangunin kamu?" Levina menoleh ke kanan cari mata  Rezky yang masih tertutup. Tak mendapat respon, Levina kembali  berkonsentrasi memanggang sosis dengan membolak balikannya. Sementara  Rezky sudah membuka matanya.

PROMISES (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang