24. THE PROMISE

24.2K 1.3K 59
                                    

[REPOST WATTPAD 2015]

Warn: TYPOS

17 tahun lalu

Sebuah tangan mungil nan halus terulur dihadapan Rezky yang sedang menunduk menatap tanah di salah satu bangku taman tak jauh dari rumahnya. Rezky mengangkat kepalanya menatap sang empunya tangan itu. "Hai, aku Lepina," ucapnya ceria.

Rezky hanya menatap kosong wajah cantik Levina tanpa ada niat untuk menjabat tangannya. Tak mau menyerah begitu saja, anak perempuan di depanya justru menarik paksa lengan kanan Rezky menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanan masih terulur, menaruh tangan Rezky ke tangan kanannya. Memaksa Rezky menjabat tangannya.

Sepertinya anak perempuan di hadapanya sudah gila. Ia bahkan tidak memperdulikan tatapan garang Rezky, malah memberi tersenyum sumringah. "Kata Ibu kalo diajak kenalan harus mau. Bial banyak temen."

Tak menyukai apa yang didengarnya Rezky menepis tangan Levina, membuat gadis itu mengerutkan dahi.

"Thats leally lude. Gak boleh tahu, itu nakal. Kata Ibuku kalo nakal gak akan punya temen." (That's really rude)

Rezky memandang Levina tajam berani-beraninya wanita dihadapannya menceramahinya tentang masalah teman. Wanita sok tahu. Sepanjang hidupnya hanya beberapa orang yang bisa tahan dengan tingkah nakalnya, ia tak punya teman. "Aku gak butuh temen."

Niat Rezky mengusir Levina sepertinya benar-benar tidak ampuh. Karna Levina sekarang sudah duduk di samping Rezky dengan baju balet pinknya yang mempesona.

Rezky memandang Levina heran, biasanya orang akan pergi darinya jika ia usir. Namun, gadis kecil itu tidak bergeming. Apa gadis itu bodoh untuk mengetahui bahwa Rezky tidak ingin diganggu?

"Gak apa-apa kalo kamu gak butuh temen. Tapi aku butuh kamu buat jadi temen aku. Aku suka punya banyak temen. Jadi siapa nama kamu?"

Rezky mengerutkan dahinya, untuk pertama kali ada seseorang yang menjadi temannya? Hey! Apa dia tak salah orang? Gadis cantik tapi bodoh ini mau berteman dengan Rezky si tukang pukul di sekolah. Apa gadis ini tak salah orang? Biasanya orang ingin berteman dengan Raka, Si pintar. Rezky berfikir apa sebenarnya yang ada di otak gadis ini, dia ingin berteman dengan si dungu dibanding kembarannya yang sempurna. Gadis bodoh.

"Rezky," jawabnya singkat.

Gadis itu tampak sedang menganggukan kepalanya. "Kamu yang lagi happy birstdey kan?" Merasa tak ada tanggapan, Levina kembali bertanya "Kamu... Leski apa panjangannya?"

Rezky hanya memandang Levina datar, tak menyerah Levina bertanya lagi, "Nama aku Lepina panjangannya Estala Putli. Nah kamu Leski, panjangannya apa?"

Apa gadis itu pikir Rezky bodoh dengan menerangkan secara jelas pertanyaannya. Rezky hanya sedang tak ingin berbicara. Ia sangat kesal dengan hari ini.

"Oooh jangan-jangan kamu gak punya panjangan ya. Leski doang gitu ya nama kamu?" tanya gadis itu dengan tatapan menyelidiki.

Dengan malas Rezky menjawab. "Barata. Nama aku pake R bukan pake L. Rezky pake Z bukan pake S."

Levina mencoba menggulangi nama Rezky sekuat tenaga. "Les...Ski..."

"ER.... RE... REZ-KY," eja Rezky lagi dengan penuh penekanan pada huruf R.

Levina mangap-mangap mencoba meniru gerakan bibir Rezky saat melafalkan namanya. Rezky bernafas agak lega, Levina sudah bisa sedikit melafalkan huruf R dengan namanya. "Reees... Ki...."

"RE- EZ -KY " ulangi Rezky lagi sedikit frustasi melihat gerakan mulut Levina melafalkan namanya dengan salah.

"Ya-iya! LEJKI," ulang Levina lagi dengan penuh semangat kemerdekaan. Rezky memutar bola matanya akhirnya ia pasrah.

PROMISES (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang