[REPOST WATTPAD 2015]
Sesuai janji, aku post bab 8😚 Wagelaaaseh! Cepet bgt kalian naikin votenya. Memang harus diiming imingi ya kalo mau kalian vote:") yaudah kalian pasti bisa ya naikin part ini jadi 1.2k hihihi. LUV!
Selamat liburan🖤🖤_____
Cahaya matahari mengintip dari sela sela tirai membuat Levina terbangun. Saat Levina membuka matanya ia merasa kaku dan perih di selangkangannya. Dirasakannya Rezky memeluk erat Levina menempelkan dada pada punggung telanjangnya. Hembusan nafas Rezky terasa di tengkuknya dan tangan Rezky melingkar di bawah payudaranya. Tubuh Levina terasa kaku, Levina mengingat apa yang membuat badannya kaku dan selangkangannya perih.
Munculah reka adegan Levina dan Rezky semalam membuat perutnya berdesir, mukanya merona merah padam dan jantungnya berdegup kencang. Levina merasa bahagia.
Levina berfikir dirinya sudah cukup gila menyerahkan seluruh dirinya kepada sahabatnya sendiri. Tapi ia tidak menyesal sama sekali. Bagaimana bisa menyesal, jika ia menyerahkan semuanya pada sang cinta pertama.
Tadi malam ia bermimpi, begitu indah sampai-sampai ia ingin hidup selamanya dalam tidur. Dalam bunga tidurnya, Rezky menyatakan cinta padanya. Senyum terpatri di wajah cantik Levina begitu ia berandai jika itu adalah kenyataan, ia akan menjadi manusia paling
beruntung karna cintanya selama tujuh belas tahun ini terbalas.Tapi Levina cukup berpuas diri atas mimpinya. Levina tidak berharap lebih Rezky membalas cintanya. Levina tahu diri, Ia menyadari bahwa wanita sepertinya bukanlah tipe Rezky. Beberapa kali Levina menemukan Rezky berkencan dengan wanita seksi bertubuh montok.
Levina melirik pada tubuhnya, dan mendesah sedih. Badan kurus, payudara kecil dan pantat datar sangat jauh dari wanita-wanita Rezky. Levina menghela nafas panjang ketika ia memikirkan bagaimana Rezky memperlakukan wanita-wanitanya seperti pria itu memperlakukannya semalam.
Dalam hati ia mengucap mantra bahwa ia tak boleh berbangga hati. Karna bagi Rezky yang semalam mereka lakukan bukanlah apa-apa.
Tanpa ia inginkan pipinya sudah basahi. Levina lalu membebaskan dirinya dari dekapan Rezky. Prianya itu bergerak dalam tidurnya tapi tidak sampai terbangun.
Levina meraih handphonenya dan melihat jam 09:37. Hari Minggu studio Ballet tutup, tidak ada jadwal kelas. Tetapi karna kompetisi balet sudah dekat, ia tetap harus mengajar kelas ekstra jam sepuluh pagi.
Begitu turun dari tempat tidur ia meringis merasakan tidak nyaman pada kewanitaannya. Dengan langkah sedikit terseok berjalan ke kamar mandi bersiap dengan membawa leotard, pointed shoesnya.
Hendak ia keluar dari apartement, Levina teringat kejadian pagi hari kedia ia tinggal di apartement ini. Rezky ngamuk tidak bisa menemukan Levina dimanapun sampai membanting piring dan melukai dirinya. Levina lalu kembali dapur, mengambil secarik kertas post it menempelkanya sebelah sandwich dan orange juice untuk Rezky.
Rez, aku harus ngajar. See you.
••••
Rezky menggeliat meraba raba berharap ada seseorang diatas spreinya tetapi sosok yang dicarinya nihil. Ia lalu membuka matanya perlahan. Walau hanya sebentar Rezky sudah merindukan Levina.
"Lev... Levie...," panggil Rezky.
Rezky menyambar kaus yang tadi malam sudah terlempar ke lantai. Diliriknya jam di handphonenya, sudah lebih dari tengah hari. Ia benar-benar tidur sangat nyenyak semalam. Rezky senyum-senyum sendiri mengulang hal yang ia lakukan pada Levina. Tak i sangka wanitanya begitu responsif.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISES (SERIES 1)
Romance"Jadi aku sama kamu temenan sampe kakek nenek. Aku sama kamu gak akan pacalan. Aku juga gak akan cium orang lain selain papah, mamah dan kamu. Janji?" "I..iy.. Iya janji. Janji pelaut" Levina Estara Putri dan Rezky Barata Harus mulai...