6. Day 4

40.8K 2K 37
                                    

[REPOST WATTPAD 2015]
W rasa cerita ini bener2 alay. Maafkan ya:")

Mulmed: Baju latihan balet (Leotad)

Levina terbangun dirasakannya hembusan nafas Rezky di lehernya. Perlahan ia keluar dari dekapan Rezky. Ia duduk di kasur meraih handphone di meja nakas sebelah ranjang. Dilirikny pukul setengah tujuh pagi, ia harus bergegas jika dia tidak mau terlambat lagi seperti kemarin. Levina mengecek notifikasi.

From: 0813 2191xxxx
Text Message:
Yesterday, 20:23
Hai Lev, ini Zharfan. So, dinner tonight?

From: 0813 2191xxxx
Text Message:
Yesterday, 21:40
Hey Levina, are you there?

Zharfan mengirim pesan kemarin. Oh Levina terlalu sibuk bermain permainan aneh bersama Rezky. Permainan aneh Rezky membuat kaki Levina membaik. Prianya dengan rela menggendong Levina hanya agar Levina tidak berjalan.

Dada Levina berdebar kencang saat ingat ia memberikan bibir Rezky kecupan saat di walkin closet. Levina malu sendiri atas tingkahnya. Ini kali kedua ia mencium bibir Rezky terlebih dahulu setelah pertama kali yang ia lakukan 17 tahun lalu. Levina lalu terbawa kenangan 17 tahun lalu.

Pergerakan Rezky di kasur membawanya ke dunia nyata. Ia lalu dengan cepat menuliskan balasan pada Zharfan.

To: 0813 2191xxxx
Text Message:
Today, 06:25
Hello there. Gimana lu bisa tau nomor gue?
Dinner? Yap! Time and place?

Setelah memijit tombol send, Levina menyimpan handphonenya di meja lalu ia bergegas mandi. Selesai mandi, ia lalu menyiapkan baju leotard dan membangunkan Rezky. Levina menggoyangkan lengan Rezky. "Rez, bangun ayo."

Rezky hanya menyahut dengan gumaman tidak jelas.

Levina mencubit pipi Rezky dan menarik kelopak mata Rezky ke atas. "Ayo Rez nanti kamu telat ke kantor."

Rezky menarik tubuh Levina dalam pelukannya sontak membuat Levina berteriak kecil.

"Horse needs energy to wake up," bisiknya di leher Levina sambil mengendus wangi tubuh Levina

"Oh come on! The Game is over, Rez."

Rezky tersenyum licik. "Oke then, aku dan kamu bakalan terus gini sepanjang hari kalo misalkan kamu gamau kasih aku reload energy."

Ingin rasanya Levina menyembunyikan rona wajahnya. Secepat kilat bibirnya menyentuh sesuatu dihadapanya. Tapi reaksi Rezky tak disangka-sangka, ia terdiam. Rezky kira ia hanya akan mendapatkan kecupan di pipi tapi dia salah total. Levina menciumnya lagi di bibir. Lagi.

Oh Rezky sangat ingin memanjat monas dan menerikkan bahwa Levina menciumnya di bibir dan seantero Jakarta harus tahu itu! Saat kesadaranya kembali, Levina telah hilang ke arah dapur.

Rasa kantuk hilang digantikan semangat menuju kantor. Sepertinya ia memang harus memiliki Levina sepanjang hidupnya agar selalu memotivasinya masuk kantor tiap pagi.

Setelah sarapan dua insan keluar dari apartemen bersama memasuki lift. Sampai di basement mereka Rezky menarik Levina dan mencium kening Levina.

"Hati-hati, Levie. Nanti langsung pulang, gak usah keluyuran."

Levina mengangguk dengan cepat dan mereka lalu masuk ke mobil mereka masing masing. Sambil menunggu mesin panas, Levina membuka akun media sosialnya. Pagi hari biasanya ada berita terhangat seputar showbizz. Baru sebentar jari Levin mengscroll artikel di salah satu website, notifikasi pesan masuk dari Om Wijaya. Levina mengetikan balasan bahwa kabarnya baik. Jarinya mengetuk option back hingga menampilkan kotak masuk. Matanya menangkap pesan masuk dibawah nama Om Wijaya, anehnya pesannya telah terbaca. Padahal seingatnya ia tak belum membaca pesan ini sebelumnya.

PROMISES (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang