[REPOST WATTPAD 2015]
"A guy and a girl can be just friends, but at one point or another, they will fall for each other...Maybe temporarily, maybe at the wrong time, maybe too late, or maybe forever." -500 days of summer-
___________________
Warn: typo (s)
_____________________Setelah ketukan di pintu kayu, Zharfan menunjukan kepalanya dari balik pintu. "Hello there," Sapa Zharfan pada Levina.
Levina sedang duduk di kursi rias memunggungi pintu langsung berbalik mendengar suara Zharfan. Nadya memandang kesal pada Zharfan, ia berniat agar membuat kejutan atas gaun yang dipakai Levina kepada siapapun tamu yang hadir di penikahan Levina. Dan dengan hadirnya Zharfan ke ruang rias pengantin membuat rencananya gagal total.
"God! Lo gak boleh disini!" Usir Nadya yang tadinya sedang berdiri di samping Levina beranjak menutupi sosok Levina dengan tubuhnya yang tinggi.
Tanpa menghiraukan usiran dari Nadya, Zharfan kian memasuki ruangan. Ia berjalan gagah mendekati Nadya yang masih bersikeras menutupi usaha Zharfan dengan membawa badannya ke kanan dan ke kiri.
Levina berdiri mengusap punggung Nadya lalu ia memandang kearah Nadya mengisyaratkan untuk tidak mengusir Zharfan. Nadya hanya menurut lalu berlalu menuju pintu memberikan Zharfan dan Levina privasi.
"Hello, you look gorgeous!" puji Zharfan terang-terangan saat tubuhnya berada di hadapan Levina.
Levina hanya melemparkan senyumnya manisnya pada Zharfan, saat Zharfan mengelus bahunya. Zharfan lalu memeluk Levina, tak ingin riasan Levina rusak. "Fan, lo gak boleh ngeliat calon pengantin dulu sebelum prosesi, pamali tau!" protes Levina.
"Saya bener-bener gak sabar ketemu kamu" ucap Zharfan pengelus detail lace di punggung Levina.
Sambil menghela nafas ia berkata, "So, beneran gak ada kesempatan buat saya, Lev?" tanya Zharfan menerawang setelah melepaskan pelukannya.
Levina terkekeh. "Too late, Zharfan. Dalam hitungan menit lagi aku jalan ke altar."
"It's never too late. Masih ada waktu beberapa menit buat kamu lari sama aku sekarang, sebelum kamu jalan ke altar."
Levina hanya tertawa mendengarkan lelucon Zharfan, tak akan seorangpun yang bisa merusak hari bahagianya. Sementara memandang Levina dalam, seakan menikmati setiap senyuman gadisnya sepuasnya selagi bisa. Teringat niat awalnya, Zharfan merogoh saku yang berada di dalam jasnya. "I just want to give you this. Sorry, gue gak bisa lama-lama disini. I have to go!" ucap Zharfan sambil menyodorkan sebuah amplop coklat.
Levina cemberut, "Lo bakalan ninggalin gue di hari pernikahan gue Fan? Don't you dare!" Protes Levina ia memukul lengan Zharfan dengan amplop coklat.
Zharfan tertawa sambil meremas tangan Levina. "Sampe ketemu di ujung altar."
Setelah pelukan yang sangat lama, Zharfan melangkahkan kakinya keluar dari ruang rias pengantin Beberapa detik kemudian kepala Zharfan mencuat di balik pintu. "Ah ya, lo masih punya hutang masakin gue karna gue udah bantuin lo cari kado Rezky waktu itu dan udah nemenin lo galau di hotel," ucap Zharfan.
Levina tersenyum lebar, mengacungkan jempol dan jari kelungkingnya menyerupai handphone. "Just call me and I'll be there."
Saat pintu ruangan tertutup, Levina membuka amplop coklat yang diberikan Zharfan kepadanya. Mata Levina berbinar setelah melihat isi dari amplop tersebut. Isinya kertas paket honeymoon ke tempat favorite Levina, Venice.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISES (SERIES 1)
Romance"Jadi aku sama kamu temenan sampe kakek nenek. Aku sama kamu gak akan pacalan. Aku juga gak akan cium orang lain selain papah, mamah dan kamu. Janji?" "I..iy.. Iya janji. Janji pelaut" Levina Estara Putri dan Rezky Barata Harus mulai...