7. Night 5 (21+)

40K 1.8K 44
                                    

[REPOST WATTPAD 2015]
Next chapt bakalan di publish kalo udh nyampe 1k deh. Come on dikit lagi! MAU MATRE BOLEH DONG YA HAHAH. Luv!

‼️ 21+ please be a wise reader ‼️

••••

"Rez, can i ask you more questions?" Tanya Levina menatap mata Rezky.

"Apapun bakalan aku jawab, asal kamu biarin aku peluk kamu."

"So, apa bener pas SMA dulu kamu ngehajar semua orang yang mau deketin aku?" tanya Levina.

Mendengar pertanyaan itu Rezky langsung terkaget, Rezky mengacak rambut dengan jarinya dan mengendus kesal. Informasi ini hanya ada di kalangan anak laki-laki SMA-nya, tak salah lagi pasti Zharfan yang membocorkannya, "Verdamnit you asshole Zharfan!" umpat Rezky.

"Udah jawab aja iya apa enggak, Rez. Percuma kamu marah Zharfan gak ada disini," ucap Levina tidak sabar.

Rezky terduduk sehingga mata mereka sekarang sejajar. Rezky lalu memegang kedua pipi Levina, ibu jarinya mengelus halus Levina. "Yeah, aku ngehajar mereka."

Levina mengeleng kecil sambil memejamkan matanya tidak percaya. Levina rasa Rezky sudah gila, ia mengambil jarak antaranya. "God! Rez. Oh. Jesus crist! Kamu bikin aku mikir aku gak laku laku, Rez! Aku bikin melewati masa indah SMA tanpa pacar! Aku hampir jadi perawan tua!"

"Arrrghh gimana aku jelasinnya. Pokonya aku gak rela kamu dimilikin sama orang lain lev. Aku bisa gila kalo sampe itu terjadi. Aku gak bisa kehilangan kamu," ucap Rezky ketakutan

Levina menampik uluran tangan Rezky, setidaknya itu yang ia butuhkan sekarang. Jarak untuk berfikir, karna ia teramat sangat lemah dengan sentuhan Rezky.

"Oh shit! Aku ingetin ya Rez, kalo-kalo kamu lupa," Levina menghembuskan nafas kasar, "Kita udah bareng dari SD, sampai SMA Rez. Sejak kita ketemu tujuh belas tahun lalu  kita selalu nginjek tanah yang sama. Sejak kita ketemu kamu ngerengek ke Om Barata pengen pindah ke sekolah aku, kita udah gak terpisahkan. Sebagian besar waktu hidup aku, aku habisin sama kamu. Kamu gak pernah dan gak akan pernah kehilangan aku. Walaupun aku punya pacar, kamu tetep lebih dari segalanya," jelas Levina.

Tangan Rezky mengusap wajahnya, gusar. "Ide tentang kamu dan cowok lain  pegangan tangan, bahkan nyium kamu aja udah sukses bikin aku gila, Lev," ucap Rezky seakan benar benar menahan rasa sakit. "Dulu kamu cantik banget, well.. Sekarang juga. Banyak cowok yang mau masuk ke kehidupan kamu. Semuanya sempurna. Takut kamu milih salah satu dari mereka."

Levina membiarkan jari Rezky menyentuh telapak tangan Levina, mengelusnya lembut. Begitu pria dihadapanya mendongak, ia seakan bisa merasakan sakit yang luar biasa dari tatapan Rezky. "Kamu dengan jelas tahu gimana hidup aku... Aku gak punya siapapun, satu-satunya hanya kamu."

Setelah membasahi kerongkonganya Rezky melanjutkan, "Aku takut ditinggalkan, lagi."

Tak sanggup mendengar penjelaskan menyakitkan lebih panjang dari pria di depanya. Perlahan, Levina beringsut dan menggeser dirinya kearah Rezky hingga bibir mereka berjarak beberapa inchi. Ia bisa mencium aroma mint bercampu tembakau dari napas Rezky dan tatapan memuja.

Rezky menyisir rambut Levina yang tergerai dengan jarinya, menangkup belakang kepala pujaan hatinya. Ia menikmati kelembutan setiap helaian yang melilit jemarinya. Menunduk, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana kelopak mata Levina menutup perlahan. "Kamu milik aku," bisiknya tepat sebelum bibirnya menyentuh bibir Levina. Bibir Levina semanis cotton candy memenuhi indra-indra Rezky.

Genggaman jari Rezky di rambut gadisnya mengencang ketika ia memiringkan dagu Levina ke atas dan mengarahkan kepala Levina supaya lebih mudah dijangkau. Dan Levina mendesah sebagai balasan ciuman Rezky.

PROMISES (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang