27. The Day : Part 2

30.3K 1.5K 148
                                    

[REPOST WATTPAD 2015]

"Aku mau kamu selalu jadi teman aku Levina Estara Putri" -Rezky Barata-

___________
Warn: TYPO(s)
___________

"I really, madly, completely in lov........."

BRAK!!!

Levina langsung menoleh ke arah pintu, sementara Rezky dengan kesal menatap orang yang selama ini selalu membuat kacau semuanya. Orang yang berdiri di pintu hanya tersenyum, memperlihatkan giginya yang putih sampai gusi atasnya terlihat.

"Hai, miss me?" Tanya pria itu percaya diri.

Rezky hanya menatap tajam pria didepan pintu itu, ia baru saja mengerahkan segenap tenanganya, seluruh otaknya, dan semua perasaanya untuk menyatakannya kepada Levina. Namun dengan muka tanpa rasa bersalah kembaranya merusak moment itu. Moodnya benar-benar buruk kali ini. Ingin sekali Rezky lompat dari kasur untuk menerjang muka inocent kembaranya, tapi tidak akan ia lakukan karna dihadapannya kini ada Levina. Jika ia menerjang Raka, ia terancam tidak akan dibuatkan fetuccini carbonara andalan Levina selamanya, fettucini buatan Levina lebih berharga daripada Raka.

"Please tell me, you disturb us cause there something important. Kalo ternyata gak penting, i will really happy to kick your damn penis," ancam Rezky.

Raka menyeringai sambil berjalan santai berdiri di samping Levina, "Sorry, menginterupsi adegan unyu-unyu gak penting lo, gue mau ngomong serius sama My Baby Levin," ucap Raka sambil merangkul bahu Levina.

Dengan cekatan Rezky menepiskan tangan Raka dari bahu Levina dan hanya ditanggapi dengan suara tawa Raka. "Kalo mau tinggal ngomong-ngomong aja," tungkas Rezky.

"Pengen nguping ya lo. Gue mau ngomongnya berdua sama My Baby Levin," ucap Raka menekankan kata 'Berdua'.

"Emang lo mau ngomong apa sih sampe harus ngomong 'Berdua'?" Tanya Rezky meniru penekanan Raka pada kata 'Berdua'.

Raka tersenyum, mendekatkan kepalanya pada telinga Rezky, membuat Rezky mendelik ngeri tapi ia penasaran ingin mengetahui apa yang akan dibicarakan pujaan hatinya bersama kembarannya yang brengsek.

"Kepo lo, anjing," bisik Raka cepat. Lalu kabur keluar ruangan sambil mengandeng Levina. Rezky hanya bisa berteriak mengumpat karna tindakan Raka. Levina menoleh pada Rezky saat Raka sudah keluar ruangan.

"Stay there, i'll be right back."

Raka membawa Levina keluar dari ruang rawat Rezky. Rezky dari tempat tidurnya hanya bisa melihat Raka dan Levina berbicara berhadapan melalui kaca jendela yang ada pada pintu. Raut muka Raka yang jenaka tiba-tiba berubah menjadi serius dan Levina yang tiba-tiba menunduk, satu tanganya sudah membekap mulutnya. Waktu entah mengapa terasa lebih lama menunggu Raka dan Levina berbicara. Sesekali Levina dan Raka melirik ke arah Rezky yang membuat rasa penasaran membuat Rezky meradang.

Ini pasti ada yang tidak beres, pikir Rezky.

Ingin sekali Rezky memecahkan kaca jendela dan mendengar percakapan mereka, tapi lagi-lagi ia mengurungkan niatnya. Duduk manis menunggu mereka selesai bicara. Tak berselang lama, Raka dan Levina masuk kedalam ruang rawat Rezky. Ada perbedaan mimik muka saat Levina memasuki ruangan itu, mukanya pucat pasi ada raut ketakutan, kesedihan, dan kekhawatiran.

"What did he say?" Tanya Rezky mengendus ketidakberesan yang ada di raut muka Levina dan Raka meski Raka dan Levina sebisa mungkin tenang.

Levina kembali duduk di pinggir ranjang Rezky, sementar Raka membawa kursi untuk duduk samping ranjang rumah sakit. "Would you do something for me?" Tanya Levina akhirnya angkat suara.

PROMISES (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang