12

48.1K 1.2K 27
                                    

Setelah pulang dari kantor Kim banyak diam. Ia juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun kepada anak-anaknya saat di mobil. Sampai membuat Syasia dan Kei bosan karena di perjalanan mereka hanya terisi kesunyian.

Christ yang pulang larut itupun tidak tahu akan apa yang dihadapi istrinya tadi di kantor.

"Belum tidur?" tanya Christ ketika melihat istrinya yang baru saja keluar dari walk in closet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belum tidur?" tanya Christ ketika melihat istrinya yang baru saja keluar dari walk in closet.

Kim menoleh dan menggeleng sebagai jawaban, ia tampak acuh kepada suaminya.

Christ menatap dengan menelisik, ia mengamati setiap pergerakan istrinya.

"Saya mandi dulu, nanti kita bicara." ujar Christ sebelum masuk kedalam kamar mandi. Meninggalkan Kim disana.

Kim duduk di kursi depan meja rias, menatap dirinya dipantulan cermin.

"Apakah aku serendah itu?" gumam nya tiba-tiba teringat akan perkataan laki-laki paruh baya tadi.

"Aku akan membuat dia minta maaf." gertak Kim dengan tatapan sinis.

Christ yang tadinya akan keluar dari kamar mandi itu terhenti karena perkataan istrinya barusan.

"Apakah ada masalah?" gumamnya. Christ melangkah menuju ke arah istrinya.

Kim mematung di tempat, bau harum dari suaminya membuat dirinya bergairah.

"Ada masalah?" tanya Christ dengan menatap pantulan cermin di depan nya.

Kim meneguk salivanya sebelum menggeleng pelan.

"Jangan bohong!" nada bicara Christ sudah naik satu oktaf.

Kim menunduk. Ia tidak mau suaminya tau akan masalahnya. Biar ia dan Kevin yang menyelesaikan ini. Pikirnya.

Tok tok tok

Pandangan Christ teralihkan oleh suara ketukan dari pintu kamar mereka.

Kim berdiri dari duduknya berniat untuk membuka pintu. Tapi dihadang oleh tubuh besar suaminya.

"Mau kemana?" tanya Christ.

Kim mengerutkan dahinya, padahal sudah jelas ia akan membuka pintu.

"Ada yang ketuk pintu Mas.. "

"Biar saya saja, kamu duduk di ranjang sana." usir Christ dan segera membuka pintu setelah memastikan istrinya sudah duduk.

Tidak mungkin kan jika istrinya itu pergi keluar kamar dengan lingerie tipisnya itu, Christ saja sudah menahab gairah nya sedari tadi untuk tidak menerkam istrinya.

"Ada apa Bi?"

"Maaf Tuan mengganggu waktu tidurnya, ada yang ingin bertemu dengan Nyonya Kim." ujar Bi Arum.

Christ mengernyit, sudah tengah malam tapi ada yang bertamu. Benar-benar tidak tahu waktu.

"Siapa Bi?"

"Katanya tadi sekertaris sekaligus asisten Nyonya Kim, Tuan Kevin."

Christ mengangguk, "suruh tunggu diruang tamu Bi, nanti saya dan istri saya kebawah."

"Baik Tuan, permisi."

Christ mengangguk sebelum masuk kedalam kamar.

Ia melihat istrinya yang tengah menatapnya, Kim penasaran.

"Kamu nyuruh sekertaris kamu untuk kesini?" tanya Christ menatap tidak suka ke istrinya.

"Kevin ada dibawah?" tanya balik Kim yang kini sudah berdiri dari duduknya.

Dengan cepat Kim melewati Christ dan berniat membuka pintu.

"Mau kemana?!" tanya Christ. Karena melihat istrinya yang terburu-buru ingin keluar.

"Ada tamu dibawah kan." jawab Kim.

Christ mengusap wajahnya gusar.

"Ganti baju!" titah Christ dengan bersandar di depan pintu.

"Kelamaan Mas.. " rengek Kim.

"Ambil bathrobe, saya turun dulu. Kamu susul nanti." ujar Christ turun terlebih dahulu. Karena mengingat hari sudah tengah malam.

Kim dengan kesal menghentak hentakan kakinya di atas ubin. Dengan bibir cemberut.

"Ada keperluan apa anda kemari?" tanya Christ to the point ketika sudah berada di depan Kevin yang tengah sibuk dengan handphonenya sampai tidak menyadari ada suami dari atasannya.

"Maaf mengganggu waktu istirahat nya."

Christ mengangguk.

"Saya hanya ingin memberitahu kalau laki-laki tua itu sudah mendapat ganjaran yang setimpal."

Christ bingung dengan perkataan sekertaris istrinya.

"Bagus!" ujar Kim dari atas tangga.

Membuat Kevin dan Christ menoleh ke sumber suara.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Christ ingin tahu.

"Untuk sahamnya bagaimana?" sudah dibeli oleh salah satu pemilik saham kita Kim."

Kim tersenyum, "terima kasih atas bantuan nya."

"Dengan senang hati, tidak usah dipikirkan lagi akan hal ini." ujar Kevin memberi nasihat.

Kim tiba-tiba meneteskan air matanya, membuat Christ semakin bingung atas apa yang terjadi hari ini.

"Bisa anda menjelaskan kepada saya?" pinta Christ kepada Kevin.

Kevin mengangguk, ia mulai menceritakan kejadian tadi siang tanpa terkecuali.

Christ mengepalkan kedua tangan nya menahan amarah. Ia menatap Kim yang terduduk disofa.

"Jadi ini masalahnya." gumam Christ.

"Kau sudah membereskan semuanya?"

Kevin mengangguk pasti.

Christ bisa sedikit bernafas lega.

Setelah melihat Kim lebih tenang, Kevin pamit untuk pulang, karena sudah pukul 2 pagi.

Christ menghampiri istrinya yang termenung, "kenapa enggak bilang?" tanya Christ.

"Aku ingin menyelesaikannya sendiri." jawab Kim.

"Maaf karena tidak tahu akan hal ini."

Kim mendongak menatap mata tajam suaminya.

"Kok minta maaf? Kan Mas enggak salah apa-apa."

"Kita ke kamar." ajak Christ.

Kim mengangguk, "gendong!" pekik Kim manja. Membuat Christ tekekeh. Dan menurutinya.

"Lain kali kalau ada masalah cerita.. " peringat Christ.

Kim mengangguk dengan bersandar di pundak suaminya.

Memeluk erat punggung suaminya. Kenyamanan yang ia dapatkan setelah menikah. Merasa terjaga dan dicintai mungkin.

Entahlah keduanya sama sama belum mengungkapkan perasaan mereka secara gamblang.

"Tidur.. " suruh Christ kepada istrinya.

Kim yang sudah memejamkan mata itu pun mengangguk sebagai jawaban. Tidak butuh waktu lama untuk mereka terjun ke alam mimpi, dengan saling berpelukan. Menyalurkan kenyamanan masing-masing. Dan mungkin rasa cinta dari keduanya.


Terima kasihh semuaaa

Jangan lupa vote dan komen yauww!🥰

Thankyouuuu😉

Duda CeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang