3

72.3K 1.6K 7
                                    

"Non Kim mau kemana?" tanya asisten rumah tangga di rumah Kim.

"Pergi ke Club bentar Bi." jawab Kim seadanya.

Bi Minah yang sudah hafal kebiasaan majikan nya itupun memaklumi. Asal ia berhati hati.

"Hati-hati ya Non. Ingat pesan Bibi."

Kim menoleh dan mengangguk mengiyakan, Bi Minah sudah dianggap seperti orang tuanya sendiri oleh Kim. Karena dari kecil Bi Minah lah yang merawat nya.

Kim kehilangan kedua orang tuanya sejak berada dibangku kuliah. Ia harus kuliah dan mengurus perusahaan sendirian. Hingga saat ini itu sebabnya ia kadang ke Club bukan kadang lagi, tapi sering. Karena itu adalah kesenangan untuk Kim.

Kim mengenakan dress ketat berwarna pink dengan aksen glossy membuat elegan penampilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim mengenakan dress ketat berwarna pink dengan aksen glossy membuat elegan penampilannya.

"Sekali aja lo enggak kesini enggak bisa?" tanya Stev.

"Gue gabut dirumah, lo tau kan kalau gue yatim-piatu."

"Auh ah gelap." ujar Stev sebelum akhirnya pergi dari sana.

Kim terkekeh setelah kepergian Stev. Ia meneguk minuman yang telah tersaji di meja bar. Menikmati musik yang berdentum kencang. Malam ini ada dj sepertinya. Dan mungkin juga akan ada pertunjukan sexy, yah para jalang bertelanjang dan berlenggak lenggok kesana kemari.

Sweet Club, club yang sering dikunjungi Kim dan juga pengusaha kaya raya dari muda hingga tua. Bukan hanya pengusaha pejabat bisa juga berada disini. Tidak hanya itu, pria beristri pun bisa memuaskan hasrat mereka disini. Dengan membayar sesuai harga yang ditawarkan.

Saat sedang menikmati alunan musik dj dengan meminum minuman nya, pundak Kim ditepuk pelan dari arah belakang.

"Ada yang nawar lo." ujar Stev menawari teman sekaligus pelanggan setia diclub nya.

"Berani berapa? Gue punya uang ya kalau lo lupa."

Stev tertawa puas, ia mengangguk paham. Sudah banyak sekali pria-pria disini yang bertanya kepadanya apakah Kim salah satu dari jalang yang ada diclub dan selalu ia jelaskan jika Kim bukanlah jalang disini.

"Lo buka berapa ratus juta?" tantang Stev.

Kim cemberut, ia menekuk kedua tangannya di depan dada membuat payudara nya semakin mengintip keluar. Membuat Stev geleng-geleng.

"Itu payudara lo kalau enggak mau gue remas enggak usah nantang gitu." ujar Stev dengan menunjuk payudara besar milik teman nya.

Kim acuh akan hal itu, sudah terbiasa dengan pria hidung belang.

"Gue mau-mau aja, tapi nanti kalau lo horny jangan salahin ya." ujar Kim mulai mendekat ke arah Stev membuat Stev buru-buru pergi dari sana. Lebih baik ia melihat para jalang yang tengah berlenggak lenggok dengan bertelanjang dari pada horny tapi tidak ada pelampiasan.

Kim menertawai Stev ketika pergi dengan terburu-buru dari hadapan nya.

Pandangan Kim tertuju pada panggung yang sudah ramai akan jalang-jalang.

Semua pria menatap dengan penuh minat disana.

Banyak sekali yang terang-terangan langsung menyerang. Tidak sabar untuk menyewa kamar.

"Anjir!" teriak Kim yang melihat para jalang yang berada di panggung mulai mengakang di depan wajah para pria.

"Geli gue." tangan nya refleks memegang bagian luar vagina nya.

Jujur saja Kim ingin juga merasakan ke enakan seperti para jalang itu. Hanya saja ia tidak mau menjadi wanita kotor.

Kim berpegang teguh untuk menjaga keperawanan nya. Hanya untuk suaminya nanti. Harus.

Mulai bosan dengan suasana nya, Kim berlalu pergi berjalan menuju balkon yang berada di Club ini.

Menatap jalanan yang tidak pernah sepi walau sudah tengah malam karena di pusat kota.

Beralih mengambil handphone nya di dalam tas, "pulang aja kali ya." gumamnya sebelum memasukan kembali handphone nya.

Kim berjalan pasti menuju pintu masuk Club, disana ada dua penjaga yang sudah kenal akrab dengan Kim.

"Udah pulang aja."

Kim mengangguk dan tersenyum, "iya, udah mulai bosan." jawab Kim sekenanya.

"Hati-hati sudah malam."

Kim menatap yang satunya dan mengangguk sebagai jawaban.

Saat mereka bertiga asik berbincang, di belakang mereka. Di dalam Club ada seorang pria yang tengah menatap dan mengamati Kim penuh minat. Karena mungkin Kim asing dipenglihatan nya. Padahal ia menjadi pelanggan tetap disini.

"Eh Christ!" sapa Stev mengalihkan tatapan temannya yang tengah meneliti itu.

"Lihat siapa?" tanya Stev penasaran.

Christ mengendikan bahunya acuh, dan berlalu pergi menuju keramaian yang terjadi di atas panggung.

"Tumben dateng tengah malam."

Christ melirik tanpa minat, ia berusaha mengingat ingat percakapan wanita tadi dengan penjaga Club, sepertinya pelanggan disini.

"Lo kenal wanita tadi?" tanya Christ tiba-tiba ke Stev.

Stev menaikan alisnya, "siapa?"

Christ mengendikan bahunya lagi, ia tidak tau nama wanita itu.

"Tadi yang ada di pintu masuk." jelas Christ.

Stev mengerutkan dahinya berusaha mengingat kejadian tadi.

"Kim?" tanya Stev memastikan. Tapi ia tidak yakin jika itu Kim.

"Ah ya! Gue tadi denger penjaga lo manggil dia."

Stev mangut-mangut mengerti, "kenapa emangnya?"

"Jalang disini?" tanya Christ to the point. Ia juga ingin mencicipi wanita itu. Karena Christ tidak mau melakukan seks lebih dari satu kali pada jalang-jalang. Jika sudah sekali itu sudah cukup untuknya. Ia tidak mau ada masalah dikemudian hari.

"Setan lo!" sentak Stev dengan menggebrak meja di depan Christ membuat Christ sedikit terkejut.

"Kenapa??"

Stev geleng-geleng, "di sana banyak jalang-jalang baru, jangan Kim!"

Christ dibuat penasaran dengan perkataan Stev barusan.

"Bukan jalang lo?"

Stev menggeleng, "gue udah pernah nawarin dia buat jadi jalang disini, tapi enggak mau. Masih virgin dia."

"Lo kenal?" tanya Christ penasaran.

"Enggak gue enggak kenal!" menatap tajam Christ.

"Kok tadi lo cerita." jawab enteng Christ membuat Stev menggebu-gebu.

"Nah itu lo tau! Pakai tanya lagi!"

Christ masih dengan wajah datar nya membuat Stev semakin marah kepada teman nya itu.

"Untung lo temen gue!" ujar Stev sebelum akhirnya pergi dari sana. Meninggalkan Christ sendirian.

Setelah kepergian Stev, Christ meneguk pelan minuman nya, menikmati teguk demi teguk.

"Saya akan cari kamu." gumam Christ. Entahlah apa yang terjadi dengan dirinya. Seperti nya kebahagian akan datang.


Thankyouu

Jangan lupa tinggalkan jejak yauww

Lopyouu all🥰🥰
Aku up pas malming nih, sekalian menemani malming kaleannn.





Duda CeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang