18

40.7K 1.3K 74
                                    

Kim sekarang tengah berada di bandara dengan keadaan yang sedang hamil membuatnya mudah lelah.

Sebenarnya dokter tidak mengizinkan ia melakukan perjalanan jauh tapi mau bagaimana lagi. Jika ia masih disini pasti ia akan mengingat kenangan kenangan bersama suami dan anak-anaknya.

Kim menatap kosong ke depan, mengingat perkataan suaminya yang membuat hatinya teriris. Ternyata benar, cinta bertepuk sebelah tangan itu tidak enak.

Air mata luruh membasahi pipi mulusnya. Ia mengusap dengan kasar.

Flashback

"Pergi dari rumah ini!"

Perkataan Christ membuat relung hatinya sakit. Walaupun sebenarnya Kim tau atas konsekuensi yang ia dapat nantinya.

Dengan takut-takut dan perasaan sedih Kim mengangguk.

Ia menuju almari untuk mengambil koper yang memang sudah jauh-jauh hari ia siapkan.

Hal itu justru membuat Christ semakin marah.

"Sudah ada persiapan kamu ternyata.." menaikan sudut bibirnya tidak suka.

Kim menatap Christ dan tersenyum tipis. Ia tidak mau ikut marah.

"Aku pergi dulu Mas, jaga diri baik-baik."

Setelah mengatakan itu Kim menuju ke pintu kamar. Saat akan meraih handle pintu langkahnya terhenti.

"Oh iya, bagaimana dengan selingkuhan kamu itu?" tanya Kim to the point.

Christ diam di tempat dengan tatapan ke arah Kim. Belum mengerti dengan apa yang dikatakan istrinya.

"Selamat atas kelahiran anaknya ya,"

Jder

Bagai tersambar petir, Christ melotot dibuatnya. Bagaimana tidak, bisa-bisanya istrinya tau mengenai hal ini tapi selama ini hanya diam dan tidak marah atau bertanya kepadanya.

"Kenapa kaget Mas?

"Aku udah tau cukup lama kok, tenang aja." diakhiri kekehan nya yang menyindir.

Christ menghembuskan nafasnya lelah. Percuma juga ia menjelaskan. Lagipula keluarganya sudah hancur dan tidak perlu lagi untuk di perbaiki. Ya begitulah yang dipikirkan Christ. Egois!

"Aku pamit Mas.. " ujar Kim untuk terakhir kali sebelum keluar dari kamar.

Setelah kepergian Kim kamar itu menjadi sunyi seperti sedia kala. Tidak ada kehidupan disana.

Flashback off

Saat ini Kim sudah berada di dalam pesawat, pesawat yang ditumpanginya akan menuju ke Singapura. Ia kesana bukan untuk liburan atau menghilang. Tapi untuk pekerjaan. Ya. Ia harus tetap bekerja. Apalagi sekarang ia harus menghidupi anaknya.

Tidak memakan waktu lama hingga Kim tiba disana. Seseorang sudah menunggunya.

"Pagi Nonaa Kim.. " sapanya berbahasa indonesia.

Kim mengangguk sekilas. Ia segera menuju ke pintu mobil untuk duduk disana.

"we go to the apartment." ujar Kim yang langsung mendapat anggukan.

Sesampainya Kim di apartemen ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sangat melelahkan. Apalagi dengan tubuhnya yang kini berbadan dua.

"Nyeri sekali.. " ia memijat punggung nya yang tiba-tiba terasa kram.

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"How is the development of the company?" tanya Kim.

Asisten yang ia percayai menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.

"Thank you for doing your best." yang dibalas dengan anggukan.

"Are you alright?"

Kim mengangguk dan tersenyum ramah.

Walaupun sebenarnya badannya sedang tidak baik-baik saja kali ini. Ia merasa perutnya kram dan nyeri secara bersamaan membuatnya sedikit takut.

"Congrats on your marriage and pregnancy."

"Thankyou.. "

Belum ada yang tau mengenai keretakan rumah tangganya. Biar kan berjalan sesuai alurnya saja. Kim tidak mau terlalu memikirkan hal-hal seperti ini.

"

I say goodbye first."

Kim mengangguk mengizinkan, setelahnya ia berkeliling di perusahaan nya. Sudah lama sekali ia tidak datang ke cabang ini. Dan banyak sekali perubahan yang terjadi.

Masalah yang di alami perusahaan nya kali ini lumayan sulit. Karena mengalami kerugian hingga 1,5M yang membuat Kim harus merelakan uang pribadinya ikut masuk ke dalam perusahaan. Semoga saja kedepan nya bisa lebih baik. Karena kalau tidak dengan terpaksa Kim akan menutup perusahaan ini. Lebih tepatnya ia akan menjual sahamnya.

Banyak juga investor yang melepas saham nya karena tidak mau rugi jutaan rupiah. Mereka hanya mau enak nya saja. Benar-benar manusia serakah.

Kim sekarang sama sekali tidak memikirkan rumah tangganya yang sedang diambang kehancuran. Ia mengesampingkan hal itu. Tidak mau terlalu terbawa suasana yang nantinya akan membuatnya merasa sedih dan kepikiran maka akan berakibat fatal untuk kehamilan nya.

"Semua menjual saham mereka.. " gumam Kim saat ia memperoleh satu fakta lagi hari ini.

"Apa tidak ada yang mau bertahan dan membantu saya?"

"Maaf Nona sepertinya akan sulit.. " gumam asistennya.

"Thankyou Jo.. " jawabnya berterimakasih. Jo sudah sangat membantunya.

"Tidak perlu formal seperti itu." ujar Kim dengan tawanya.

Jo tersenyum menatap gadis di depan nya, oh sekarang Kim bukan gadis lagi melainkan wanita yang sudah akan menyandang status menjadi ibu.

"Tidak perlu sungkan.. " ujar Kim dengan masih fokus membaca berkas yang ada.

Jo mengangguk sebagai jawaban dan terkekeh.

Joshou Albert. Asisten dan orang kepercayaan Kim di Singapura. Hanya saja Jo tidak seberani itu untuk mengungkapkan perasaan nya yang terpendam.

Dan kini makin terpendam karena si empunya sudah menikah tanpa mengabari. Jo saja kaget saat mengetahui bosnya tengah hamil.

"Jo bisa keluar.. " usir Kim. Ia tidak mau Jo terbebani lagi.

"Apa yang harus ku lakukan?" gumam Kim.

Lama ia berpikir hingga nama suaminya tiba-tiba hinggap di kepalanya.

"Tidak jangan dia!" larang Kim kepada dirinya sendiri.

Kim termenung  duduk dikursi kebesaran nya. Dengan mata terpejam. Ia berharap saat tiba-tiba ia bangun sudah tidak merasakan beban ini lagi. Beban yang sangat berat menurutnya.







Pendek ya?

Maaf

Terima kasih ya... Dan maaf karena terlambat upnya..

Jangan lupa vote dan komen yang banyak banyak. Follow juga akun wp kuu. Terimakasih readers...



🥰🥰🥰🥰🥰










Duda CeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang