Sixième

113 17 5
                                    

"Paman Myoui akan pulang dari Amerika. Minggu depan kita akan malam bersama dengannya."

Taecyeon memulai pembicaraan ketika mereka semua sedang menikmati sarapannya. Suzy dan Dahyun hanya mengangguk, sedangkan Jihyo hanya diam, dia terlalu acuh untuk sebuah percakapan biasa dari Ayahnya.

"Kau mendengarkan Appa tidak, Ji?"

"Hmm."

Taecyeon mendesah pelan, sudah biasa dengan sikap putri sulungnya ini. Dua tahun terakhir membuatnya sudah terbiasa, tapi-.

"Apa kau akan terus bersikap seperti itu pada Appa, Ji?"

"Memangnya aku seperti apa?". Tanya Jihyo dingin.

"Kau terlalu dingin pada Appa, kau berubah, Jihyo. Kau-"

"Aku memang seperti ini dari dulu." Potong Jihyo cepat.

Taecyeon kembali menghela.

"Baiklah, terserahmu. Sore nanti kau sudah harus di rumah. Kita akan menyambut kedatangan keluarga Ong disini."








Prangg!

Dengan kasar Jihyo menghancurkan lalu membanting piring miliknya ke lantai. Dahyun terkejut akan ulah Jihyo di sampingnya. Sedangkan Suzy hanya menatap sedih pada si sulung.

"Sayang, kau-"

"Apa kau akan terus melakukan hal bodoh seperti ini?!"

Ucapan Suzy terhenti begitu saja oleh suara dingin milik Jihyo. Taecyeon menatap putrinya.

"Hal bodoh seperti apa maksudmu, Jihyo? Appa melakukan semua ini untukmu."

Dahyun hanya menunduk dengan air mata yang diam-diam mulai turun. Sesuatu akan terjadi lagi, batinnya.

"Kau tidak perlu repot-repot melakukan semua ini. Aku tidak membutuhkannya."

"Jihyo, Appa hanya ingin—"

"Perjodohan ini membuatku muak, kau tahu?! Semua yang kau bawa hanya berujung penolakan,  dan aku benci itu! Tidak perlu khawatir, simpan saja rasa kasihanmu itu, Appa. Lagi pula—semua ini karenamu."

"Kau menyalahkan Appa, Jihyo?!"

"KAU MABUK!! INGAT?!"

Taecyeon diam. Dia menunduk dengan kembali mengingat kesalahannya dulu. Sedang Jihyo hanya menatap gelas di depannya dengan mata yang mulai memanas. Dia ingin sekali menangis. Terlalu lelah menghadapi Ayahnya yang terlalu egois.

"Kau melakukan semua ini hanya untuk menebus kesalahanmu, bukan?"

Taecyeon diam.

"Tidak perlu, Appa. Aku tidak membutuhkannya. Aku tidak mengapa jika harus hidup sendiri nantinya. Tapi kumohon—Jangan melakukan perjodohan lagi. Kau sudah tahu akan seperti apa hasilnya. Semuanya akan berakhir dengan—penolakan. Jika kau ingin memperbaiki kesalahanmu, biarkan aku hidup dengan caraku sendiri. Jangan melakukan hal bodoh itu lagi, Appa. Itu—itu menyakitiku."

Taecyeon menatap sendu pada putrinya. Dia tidak tahu jika semua yang ia lakukan ternyata membebani hati putri sulungnya. Tapi—Taecyeon terlalu egois. Karenanya ia tidak sadar dengan apa yang ia lakukan justru menyakiti Jihyo.

"Jihyo, tapi Appa—"

"Anakmu bukan hanya aku saja, Appa! Ada Dahyun! Dia masih lebih baik dariku, bahkan lebih sempurna dariku!"

Jihyo beranjak setelah mengatakan itu pada Ayahnya. Meninggalkan perasaan sedih, juga kecewa pada keluarganya.

Dahyun menoleh untuk menatap Ayahnya.

Someone You LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang