Perlahan, mata kelinci itu mulai terbuka ketika sorot matahari mengenai wajahnya. Ia kedipkan matanya beberapa kali sebelum kemudian ia menguap.
"Brownie—Ahhh..."
Pipi gadis kelinci itu merona.
Ketika ia mengingat kejadian kemarin sore dengan Jihyo sampai mereka berdua tidur begitu lelap karena kelelahan. Tidak peduli mereka tidur di ranjang yang begitu basah yang juga tercampur oleh cairan milik—.
Ah, Joohyun malu.
Dia kemudian menoleh ke samping pada Jihyo yang masih tertidur di sebelahnya dengan mulut yang sedikit terbuka.
Chup!
Joohyun menciumnya pelan. Lalu buru-buru menutup wajahnya dengan selimut ketika melihat Jihyo menggeliat.
Hening.
Dia kemudian membuka kembali selimut di wajahnya, membawanya turun sebatas dada untuk menutupi tubuh telanjangnya. Joohyun kemudian bergerak menyamping untuk memperhatikan Jihyo yang masih lelap dalam tidurnya. Telunjuknya terangkat untuk menelusuri setiap inci wajah Jihyo yang begitu sempurna. Garis rahangnya yang begitu tegas, juga hidung bangirnya yang terlihat tajam.
Jihyo—sangat cantik.
"Dasar pencuri."
Suaranya membuat Joohyun menghentikan gerakan telunjuknya di atas dagu milik Jihyo. Dia mendongkak, mata Jihyo masih tertutup.
"Siapa?" Tanyanya.
Mata tajam itu kemudian terbuka dan memegang tangan Joohyun yang berada di wajahnya.
Joohyun mengerejap. Terlihat gugup. Apa—Jihyo sudah bangun saat ia menciumnya?
"Kau yang pencuri. Kau juga curang!"
Dia mencoba menghilangkan rasa gugupnya dengan membalikkan tuduhan.
"Aku?"
"Iya kau, Brownie. Kau sudah mencuri sesuatu yang sangat berharga dariku kemarin sore. Dan kau juga curang karena hanya aku yang—"
Jihyo mengernyit.
"Hanya apa?"
Joohyun diam.
"Bukankah kita memang sama-sama menginginkannya? Lagi pula—kau yang memintaku kemarin."
"Tapi, itu curang. Hanya kau saja yang menggempur ku habis-habisan, sedangkan aku?!"
Jihyo terkekeh. Memang benar, kemarin hanya ia yang menerjang Joohyun sampai kelelahan tapi tidak dengan dirinya sendiri. Joohyun yang dengan sengaja ia buat telanjang semalaman. Sedangkan ia? Bra dan celana dalam masih utuh melekat di tubuhnya.
"Kalau begitu ayo, kau bisa membalas ku sekarang."
"Ti—tidak. Aku harus mandi dulu, badanku lengket. Aku—aku juga belum gosok gigi, Brownie."
Gadis kelinci itu menutup mulutnya rapat dengan tangan kanan, sementara tangannya yang lain memegang selimut di dadanya. Dia benar-benar gugup ketika Jihyo sudah hampir menindihnya sekarang.
Sedangkan Jihyo hanya bisa menahan nafas ketika melihat belahan dada Joohyun yang sedikit terlihat.
Sial, dia ingin lagi.
Melihat Jihyo yang sedang lengah membuat Joohyun memiliki kesempatan untuk kabur.
Brugh!