XVIIIe

101 15 9
                                        

"Jihyo, tadi ada yang mencari mu di—Astaga!"



Sana begitu terkejut ketika memasuki ruangan milik Jihyo. Di lihatnya, seorang gadis asing yang tidak ia kenal sedang duduk di pangkuan sepupunya.



Dia menutupi kedua matanya dengan tangan, meninggalkan celah sedikit di antara jari-jarinya. Meski tidak ingin melihat, ia begitu penasaran.



Dasar Minatozaki.



Jihyo mendesah kasar ketika Sana masuk begitu saja tanpa mengetuk. Sana menggagalkan niatnya yang -hampir- mencium Joohyun.



Sedangkan gadis kelinci itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Jihyo. Dia—terlalu malu. Karena Sana hampir saja memergokinya berciuman dengan Jihyo.



"Bisakah kau mengetuk pintu dulu, Sana?"



Gadis jepang itu menurunkan tangannya. Mengusap tengkuknya karena merasa sudah tidak sopan dan mengganggu Jihyo yang akan berbuat mesum.



"Maaf, Ji. Tapi tadi ada yang mencari mu."



"Siapa?" Jihyo bertanya dengan memainkan jari lentik Joohyun.



"Yerim bilang pelanggan yang biasa duduk di sudut ruangan."



Jihyo terkekeh dalam hati. Sana tidak tahu jika orang itu sedang dalam pangkuannya sekarang.



"Kalau begitu aku keluar. Maaf dan—jangan lupa untuk mengunci pintu nanti."                         



Sana pergi dengan tersenyum tengil pada Jihyo. Meninggalkan Jihyo yang kesal juga Joohyun yang semakin malu. Sungguh, itu benar-benar menyebalkan.



Joohyun kemudian menjauhkan wajahnya dari leher Jihyo. Dia menunduk. Menatap mata tajam itu yang tengah menatapnya dengan begitu lekat.



"Kau tidak bekerja?"



Jihyo menghela. Dia kira, Joohyun akan kembali menuntaskan sesuatu yang tadi sempat tertunda.



"Malas. Aku sedang sakit."



Joohyun terkekeh. Dia tahu apa yang Jihyo inginkan. Tapi, dia tidak ingin ketahuan berbuat mesum seperti tadi oleh orang lain.



"Sakit apa?"



"Ini."



Jihyo menunjuk wajahnya yang luka. Lalu mengusapnya pelan.



"Kalau begitu—ayo pulang. Ini sudah malam."



Gadis kelinci itu turun di pangkuan Jihyo.



Si rambut cokelat kemudian mengambil ponselnya dan keluar bersama dengan Joohyun.






•••••••






Malam ini Jihyo memutuskan untuk tidur di Apartemen setelah memberitahu keluarganya bahwa malam ini dia tidak akan pulang.



Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian menggunakan piyama, Jihyo menghampiri Joohyun yang sudah berbaring. Bukan untuk tidur bersama, tapi untuk mengambil bantal yang lain. Karena dia akan tidur di sofa. Ingat, Jihyo—tidak ingin khilaf. Tetapi, sebelum Jihyo sampai menuju sofa, Joohyun sudah lebih dulu menahannya.



"Jangan tidur di sofa, Brownie. Ranjang ini masih cukup luas untuk kita berdua."



Jihyo memilih diam. Bukan itu yang menjadi masalahnya Joohyun, tapi—,



Someone You LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang