Quinzième

104 13 8
                                    

Gadis kelinci itu termenung dalam lamunannya. Melirik Jihyo di sampingnya yang sedang fokus mengemudi. Hari ini, dia memutuskan untuk masuk kuliah karena ada hal yang harus ia kerjakan dengan Joy, tentu dengan Jihyo yang mengantarkannya.

Tetapi, ada sebuah pertanyaan dalam benaknya ketika mengingat kejadian semalam.

Apa—dia dan Jihyo sudah bisa di katakan sebagai sepasang kekasih? Tapi, Jihyo tidak pernah mengatakan ataupun meminta dirinya untuk menjadi kekasih? Benarkan?

Rem yang di injak membuat Kia hitam itu berhenti di depan gerbang kampus tempat Joohyun menuntut ilmu. Hanya—gadis itu masih betah dalam lamunannya.

"Ada apa?" Jihyo bertanya ketika menyadari diamnya Joohyun.

"Brownie, sekarang—kita ini apa?"

Meski sebenarnya ragu, tetapi Joohyun ingin sekali bertanya. Dia harus memperjelas tentang mereka.

Jihyo menarik nafas sebentar. Sedikit terkejut dengan pertanyaan Joohyun.

"Hubungan kita—mungkin masih abu-abu, belum berwarna seperti yang lain, Joohyun."

Terdengar lembut di pendengarannya, tetapi—bukan itu jawaban yang Joohyun inginkan. Joohyun ingin jika Jihyo menjawab 'Kita sepasang Kekasih', tapi—,

"Jangan pernah memikirkan tentang status kita, Joohyun. Yang harus kau ingat adalah bahwa aku juga mempunyai perasaan yang sama, seperti dirimu."

Joohyun menunduk. Agak kecewa. Padahal—ia hanya ingin melabeli jika Jihyo adalah kekasihnya, begitupun sebaliknya.

"Tapi—kau tidak pernah mengatakannya, Brownie."

"Aku tidak tahu seberapa pentingnya bagimu ucapan 'Aku Mencintaimu'. Tapi Joohyun, apa—tidak boleh jika aku hanya melakukannya dengan sebuah tindakan?"

Joohyun mendongkak, menatap mata tajamnya yang begitu jernih. Dia—seolah terpojok dengan perkataan Jihyo. Memang, Jihyo tidak pernah mengatakan bahwa dia mencintai dirinya. Tapi dari semua perlakuannya—bukankah itu membuktikan semuanya?

"Maaf—akuu, aku—terlalu egois, Brownie."

Jihyo tersenyum tipis karenanya.

"Aku mengerti."

Dia mengusap kepala Joohyun dengan sayang.

"Perlu ku antar?" Jihyo menawarkan diri ketika Joohyun melepas sabuk pengaman.

"Tidak perlu. Joy sudah menungguku."

"Baiklah. Kabari aku jika ingin pulang."



Chup!



Joohyun keluar setelah mengecup pelan pipi milik Jihyo.

Sedangkan Joy, dia terkejut ketika melihat Joohyun turun dari mobil. Bahkan—ia lebih terkejut ketika melihat siapa orang di balik kemudi mobil yang Joohyun tumpangi.

"Joohyun, dia—" Joy bertanya dengan wajah syoknya, tangannya terangkat menunjuk pada mobil Jihyo yang sudah melaju pergi.

"Akan ku jelaskan nanti."

Joohyun menggandeng tangan Joy untuk masuk ke dalam Kampus.

Sedangkan—Si rambut cokelat tampak menghela. Pertanyaan Joohyun tadi membuatnya bingung.

"Apa—hubungan dengan dua orang wanita di dalamnya bisa disebut—pasangan kekasih?"

•••••••

Si rambut cokelat turun setelah sampai di rumah milik Jeongyeon. Dia belum menanyakan secara langsung tentang rekaman itu.

Setelah memencet bel, terlihat Jeongyeon yang menyambutnya.

Someone You LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang