Vingt-et-un

93 13 4
                                    

"Aku akan menemui Appa di rumah. Kau mau ikut, Joohyun?"


Jihyo bertanya dengan ia yang duduk di kursi meja makan menunggu Joohyun yang sedang menyelesaikan masakannya.


Ke rumah ya? Ah, Joohyun masih malu.


"Sepertinya tidak, Brownie."


Dia menyimpan makanan di meja.


"Kenapa?"


"Aku masih malu. Berikan aku waktu, oke?"


Jihyo mengangguk. Mau bagaimanapun Joohyun pasti butuh waktu untuk bisa dekat dengan keluarganya.


"Kau akan ke kampus?"


"Tidak. Lusa aku akan sidang."


Jihyo mengernyit.



"Kau akan bosan jika hanya diam disini, Joohyun."


"Tidak apa. Aku akan menelpon Joy mungkin."


Jihyo kemudian mulai menyendokkan masakan yang Joohyun buat ke dalam mulutnya.



Matanya melotot, takjub.



"Ini enak sekali, Joohyun."



Jihyo tidak bohong dengan ucapannya. Apa yang Joohyun masak benar-benar lezat.


"Benarkah?" Jihyo mengangguk.



"Jika masakanmu seenak ini, kenapa kau selalu makan di restaurant?"



Joohyun tersenyum tipis. Ia mengusap sudut bibir Jihyo yang kotor.




"Kau tahu bukan jika aku selalu diam di restaurant sampai larut malam? Itu karena—aku selalu bersembunyi untuk menghindar dari Suho. Dia—tidak akan berani menyerang ku di depan orang. Jadi ya—kau tahu, Brownie."


Si rambut cokelat menyesal.



"Maaf, Joohyun."



Gadis kelinci mengusap tangannya.



"Itu alasan sebelum aku bertemu denganmu."



Joohyun terkekeh. Dia memang sering diam di restaurant sampai larut malam hanya agar tidak bertemu dengan Suho. Tapi setelah ia bertemu dengan Jihyo, alasannya berubah. Dia datang ke restaurant bukan hanya untuk makan, tapi juga untuk bertemu dengan Jihyo. Hanya Jihyo.



"Tapi lain kali, jangan menaruh bawang sebanyak ini. Aku tidak menyukainya."



Jihyo memberitahunya.



"Iyaa, Brownie."



Gadis kelinci itu mengangguk.



••••••••




Setelah selesai sarapan Jihyo kemudian pergi menuju rumahnya untuk bertemu dengan Ayahnya.



Saat dia sampai, terlihat mobil yang ia kenali juga sudah terparkir di depan rumahnya.



Ia kemudian masuk untuk menemui Taecyeon di ruangan kerja miliknya. Saat ia membuka pintu, terlihat Ayahnya yang sedang duduk di sofa dengan—Paman Myoui.



"Kenapa Appa hanya diam saja kemarin?"



Jihyo mengabaikan Myoui yang berada di ruangan itu, dengan bertanya tentang diamnya Taecyeon di acara setelah pernikahan Mina kemarin.



Someone You LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang