Si rambut cokelat itu berjalan dengan tergesa ketika menuruni tangga.
Taecyeon menautkan kedua alis bingung melihat putri sulungnya yang sudah rapih.
"Kau ingin kemana, Ji?"
Taecyeon menahannya lebih dulu dengan pertanyaan. Masalahnya, putrinya itu terlihat begitu panik sekali.
"Aku harus menemuinya, Appa."
Oh, dia ingin menemui Joohyun. Tapi, kenapa harus sepanik itu?
"Dia tidak mengangkat telponku."
Taecyeon mengerti.
"Jangan khawatir, Jihyo. Mungkin dia tidak melihat ada panggilan darimu. Lagi pula—kepolisian bilang pria itu terakhir di lihat di Daegu. Cukup jauh untuk bisa menemuinya. Apalagi—statusnya buronan sekarang."
"Meskipun cukup jauh bukan berarti dia tidak akan menyerang Joohyun lagi, Appa."
Lagi pula, Jihyo harus segera menemuinya, untuk memperbaiki kesalahannya yang kemarin.
"Baiklah, hati-hati di jalan."
Setelah berpamitan Jihyo pergi menuju restaurant terlebih dahulu dengan di antar supir pribadi keluarganya. Dia harus membawa mobilnya yang di tinggalkan kemarin. Sekalian mencari Joohyun di sana.
Saat sudah sampai, dia masuk ke dalam restaurant. Matanya menatap sekeliling, terutama di sudut ruang restaurant, tempat kesukaan Joohyun. Tapi nihil, Joohyun tidak ada di sana.
Dia kemudian menaiki mobilnya untuk menemui Joohyun di Apartemen. Semoga saja, gadis kelinci itu ada di sana.
Di perjalanan menuju Apartemen, Jihyo terus berusaha menghubunginya. Panggilan tersambung, tapi—tidak di angkat.
"Ayolah, angkat!"
Suaranya begitu memohon, jelas sekali ia begitu cemas.
Saat sampai di Apartemen miliknya, Jihyo mencarinya di semua ruangan. Tapi, tetap tidak ada.
Dia memeriksa kamar untuk memastikan bahwa Joohyun tidak pergi di Apartemennya. Ternyata barang-barangnya masih ada di tempatnya. Joohyun tidak pergi, tapi kemana dia? Kenapa juga sampai tidak mengangkat panggilan darinya?
"Kau dimana, Joohyun?"
Satu tempat lagi yang belum Jihyo datangi.
Di kampus.
Dia kemudian melajukan mobilnya untuk menemui Joohyun di sana. Sebenarnya, dia sedang mencoba peruntungan. Semoga saja, gadis mandunya itu sedang kuliah, dan dalam keadaan baik-baik saja.
Pukul 15.00
Seharusnya para mahasiswa sudah selesai dengan kelasnya. Begitupun dengan Joohyun.
Tak lama, para mahasiswa mulai keluar dari area gerbang. Jihyo memutuskan untuk keluar dari mobil, pengap juga dia menunggu Joohyun dari pagi sampai sore.
Matanya memperhatikan satu-satu mahasiswa yang keluar, dia tidak boleh terlewat jika saja Joohyun menghindarinya. Sebenarnya Si rambut cokelat juga merasa risih ketika ia begitu di tatap sebegitu intens oleh mereka.
"Aku tahu aku sangat keren, tapi jangan melihatku seperti itu."
Mereka yang melihat Jihyo hanya bisa terkekeh geli melihat gadis cantik itu yang berbicara sendiri.