"Ya, kau tunanganku. Sekarang, kau adalah milikku, Joohyun."
Sekali lagi, Jihyo mencium keningnya.
Sedangkan gadis kelinci itu hanya bisa memejam dengan kedua tangan yang memeluk pinggang Jihyo erat.
Amat bahagia.
Perasaan yang mereka rasakan malam ini.
Setelah banyak hal yang mereka lewati. Seperti, saat Joohyun yang berjuang begitu ingin mendapatkan Jihyo. Saat gadis berambut cokelat itu mulai peduli dengan masih tidak mengakui perasaannya. Saat mereka bersama dalam cinta yang begitu rumit. Saat mereka berpisah karena hubungan tabu mereka yang masih abu-abu.
Joohyun ingin di akui. Dan sekarang—Jihyo mengakuinya sebagai tunangannya. Tidak ada lagi hubungan berwarna abu-abu. Yang ada, hubungan yang begitu penuh dengan warna, seperti yang lain.
Hanya—satu langkah lagi.
Pernikahan.
"Terima kasih karena sudah memilihku, Brownie."
Jihyo tersenyum. Ia memeluk Joohyun.
"Kau yang membuatku dengan mudah bisa memilihmu, Joohyun."
Benar. Joohyun dengan cintanya yang begitu luar biasa, membuat Jihyo jatuh cinta padanya hanya dengan waktu yang begitu singkat.
Dua gadis yang baru saja bertunangan itu memilih turun untuk kembali ke gedung acara. Terlalu lama di luar dengan pakaian yang minim membuat tubuh mungil itu tidak kuat dengan angin malam.
Jihyo, sebagai tunangan yang begitu peka memilih membuka jas yang ia pakai untuk ia pakaikan pada Joohyun.
Saat mereka berdua ingin memasuki gedung, seorang pria keluar dengan kamera di tangannya.
"Tunggu!" Jihyo menahannya. "Apa kau seorang fotographer?"
Pria itu mengangguk.
"Tolong foto kami berdua."
Jihyo kemudian merangkul Joohyun untuk bergaya di sampingnya.
Cekrek!
Jihyo dengan wajah datarnya begitu cantik juga keren. Dengan Joohyun yang tersenyum manis sedang menggandeng lengannya.
"Aku ingin foto ini di cetak dengan ukuran besar."
"Baik, Nona."
"Kau bisa mengirimnya ke alamat ini."
Jihyo memberikan kartu nama miliknya.
"Terima kasih."
Dia kemudian menggenggam tangan Joohyun untuk masuk ke dalam.
Saat ia membuka pintu ternyata sudah sepi. Acara sudah selesai. Apa—mereka selama itu di luar?
Hanya ada keluarganya, keluarga Paman Myoui, dan beberapa pekerja yang bertugas untuk membereskan barang, juga—keluarga Tuan Kim.
Jihyo menghela nafas.
Dari jauh, ia sudah bisa melihat pria tua itu. Kiranya, apa yang sedang ia lakukan di antara keluarganya.
"Jadi ini calon menantumu, Taecyeon? Seorang—wanita?"
Ia menyeringai.