"Yoga," panggilku yang membuat Yoga menoleh.
"Kenapa?"
"Boleh nanya?"
"Tumben ijin dulu. Nanya apa?"
"Mmm ... Type perempuan ideal lo kayak gimana?"
Pertanyaanku membuat Yoga dan Bulan menghentikan jalannya.
"Aneh banget lo Ra, nanya gitu," ujar Bulan yang berdiri di sebelah kananku.
"Yoga jawab!"
"Jangan bilang lo mulai suka sama gue?" curiga Yoga yang membuatku tertawa.
"Hahaha ... Plis deh jangan ngelawak pagi-pagi. Serius gue nanya gue mau tahu jawaban lo. Secara lo'kan cowok. Gue pengin tau type ideal cowok kayak gimana."
"Type cewek bagi cowok juga beda-beda, Ra. Tergantung orangnya."
"Lah, kata Bulan semua cowok itu sama, berarti type idealnya juga sama dong?"
"Heh kata siapa semua cowok itu sama?" tanya Yoga pada Bulan.
"Lah emang iya. Sama-sama brengsek, mata keranjang, kegatelan!"
"Jangan ngada-ngada, ya. Buktinya gue nggak gitu."
"Kata siapa. Lo nya aja yang gak nyadar."
"Jadi lo ngatain gue brengsek juga?"
"Iya!"
"Ja__"
"Stop! Yoga, mending jawab pertanyaan gue dengan benar!"
"Ra, lo lagi suka sama seseorang?"
"Dia jatuh cinta pada pandangan pertama," ujar Bulan yang membuatku merasa malu.
"Wah serius?!"
"Udah buruan jawab aja pertanyaan gue!"
"Oke-oke. Sebenarnya gue gak yakin juga sih type gue sama cowok yang lo taksir sama. Kalo gue suka cewek yang perhatian sama yang baik hatinya."
"Cantik nggaknya juga jadi bahan pertimbangan," tambah Bulan.
"Bagi gue cantik luar gak terlalu penting karena ada yang lebih penting yaitu cantik hatinya."
"Begitulah omongan crocodile," timpal Bulan yang membuatku terkekeh.
"Lo kenapa sih, Bul. Kayak gak suka banget sama cowok. Lo abis di sakitin lagi sama cowok?" kesal Yoga menghadapi Bulan.
"Nggak. Gak bakal ada lagi cowok yang berani nyakitin gue termasuk lo!"
"Gue lagi?" Yoga mengusap wajahnya frustasi.
Kami pun kembali melanjutkan jalan menuju ke sekolah.
Namun, di tengah perjalanan pertanyaanku membuat kami mengehentikan langkah kembali."Yoga, menurut lo gue cantik nggak?"
Yoga menatap wajahku intens dan itu membuat jantungku berdebar gugup.
"Cantik."
Jawaban Yoga membuatku mengembangkan senyuman.
"Tapi mata indah lo terhalang sama kacamata," tambahnya.
"Apa gue harus lepas kacamata dari sekarang?"
"Menurut gue sih nggak usah, Ra. Karena cowok yang benar-benar mencintai lo bakal nerima lo apa adanya tanpa harus lo merubah diri lo sendiri," saran Bulan yang membuatku setuju.
"Kali ini gue setuju sama Bulan," jujur Yoga.
Sesampainya di kelas, aku terus memikirkan jawaban Yoga tadi. Hingga gubrakan meja menyadarkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Masa Laluku (OnGoing)
Teen Fiction❛❛Tentang kita di masa lalu, ketika aku masih bersamamu❞ Samudra Alasky Bintang, tokoh utama dalam buku ini. Di mana aku berusaha mengingat kejadian masa lalu untuk menceritakan pertemuanku dengannya. Di masa lalu aku milikmu. Di masa depan aku mili...