16 • CampingDay

11 7 0
                                    


Hari camping bersama telah tiba. Di mana ada beberapa bus besar di area SMA GARUDA.

Para siswa siswi sudah berkumpul dengan beberapa tas yang dibawanya begitupun denganku, Bulan dan Yoga yang akhirnya mendapat ijin dari bunda Kasih.

"Makasih ya, Ga. Karena udah berhasil dapet ijin dari bunda," ucapku yang mendapat acungan jempol dari Yoga.

"Oke sama-sama."

"Raina!" panggil seseorang dan ternyata itu Sandra, yang tengah berjalan ke arahku dengan membawa 1 tas di gendongnya dan paperbag di tangan kanannya.

"Hai," sapa Sandra pada Bulan dan Yoga.

"Sandra, kenalin mereka sahabatku. Bulan dan Yoga namanya."

"Salam kenal. Aku Sandra." Sandra mengulurkan tangannya pada Bulan dan Yoga secara bergantian.

"Bulan."

"Yoga."

"Kamu bawa apa aja, Sandra?" tanyaku basa-basi.

"Pakaian ganti sama beberapa barang yang aku butuhin doang sih."

"Dan ini," Sandra menunjukkan paperbag yang di bawanya. " Ini nasi goreng tanpa kecap yang aku bikin sendiri buat Samudra sarapan nanti di mobil."

"Nasi goreng tanpa kecap?" tanyaku kembali.

"Iya, makanan favorit Samudra."

Karena Sandra, aku jadi tahu makanan favorit Samudra sekarang.

"Ya udah Ra, aku duluan ya." Sandra naik ke dalam mobil duluan.

"Sayang banget kita harus naik mobil yang beda," sedih Bulan karena peraturannya beda kelas beda mobil.

"Gak apa-apa, nanti kita ketemu di sana, ya? Kalo gitu gue juga masuk duluan. Mau milih tempat duduk."

"Lo harus duduk di samping jendela. Biar bisa foto-foto pemandangan yang bagus!" pesan Bulan, dia tau aku menyukai memotret pemandangan.

"Oke," jawabku dengan mengangkat camera yang mengalung di leherku.

Kamera ini milikku. Bunda bilang, saat ibuku menitipkanku ke panti, dia minta kepada bunda kasih untuk memotret pertumbuhanku setiap tahunnya. Dia ingin melihatku tumbuh dengan baik walaupun melihatnya tidak langsung nanti. Mendengar cerita itu aku percaya jika orang tuaku akan kembali demi aku suatu saat nanti.

Belum terlalu banyak orang di dalam bus, jadi aku dapat memilih tempat duduk yang membuatku nyaman.

Sesuai pesan Bulan, aku duduk di dekat jendela di mana aku bisa melihat pemandangan perjalanan nanti. Membayangkannya saja sudah membuatku senang.

Satu persatu para murid mulai masuk dan memenuhi kursi penumpang. Aku melihat-lihat isi penumpang karena kursi di sampingku lagi-lagi kosong. Namun, mataku terpaku pada kursi belakang ya tak jauh dariku. Di sana ada Samudra dan Sandra yang duduk bersama. Sandra tersenyum kepadaku dan akupun membalasnya. Aku sempat melakukan kontak mata dengan Samudra sebelum kembali membenarkan posisi dudukku kembali dengan fokus kedepan.

Di belakang sedikit terjadi keributan karena ada satu orang yang belum mendapatkan kursi padahal disampingku masih kosong tapi sepertinya dia tidak mau.

Aku berusaha mengabaikannya dengan terus melihat ke arah jendela di samping kiriku.

Sedih? Tentu saja. Namun, aku tidak mau merusak kebahagiaan yang akan bercamping sekarang.

Aku tidak akan memaksa jika seseorang tidak ingin duduk denganku.

Aku mengalihkan pandanganku dari jendela ketika merasa ada seseorang yang duduk di sampingku. Dan ternyata itu Samudra, aku terkejut melihatnya.

Terima Kasih Masa Laluku (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang