25 • You'reAnnoying

12 3 0
                                    


Setelah mempertimbangkan tawaran Kak Bella, yang memintaku untuk menjadi sekretaris suaminya di kantor. Aku memutuskan untuk menerimanya. Ini hari pertamaku bekerja.

"Raina, tolong perbaiki berkas ini setelah selesai antarkan ke ruangan saya."

"Baik, Pak."

Jam makan siang sudah tiba, semua karyawan mulai meninggalkan mejanya.

"Raina."

"Iya?"

"Mau makan bareng kita?" tawar 2 perempuan yang menghampiri mejaku.

"Boleh."

Kehidupan sekarang sungguh berbeda dari masa remajaku. Di mana dulu semua orang menjauhiku. Namun, kini sebaliknya, aku bisa mendapatkan teman dengan mudah.

Di tengah makan siangku, mataku terpaku pada salah satu karyawan wanita yang sedang makan tak jauh dari mejaku.

"Sebentar," pamitku lalu beranjak dari kursi.

"Kak Agnes?" Panggilanku membuat yang punya nama menoleh.

"Maaf. Siapa, ya?"

"Aku Raina."

Kak Agnes terdiam sejenak berusaha mengingat. Tak lama kemudian tangannya menutup mulutnya tak percaya.

"Lo Raina alumni sma garuda?!"

"Iya, Kak."

"Sumpah?! Lo beda banget pantas aja gue gak ngenalin lo. Lo lebih cantik, Ra."

"Makasih, Kak."

Aku dan Agnes memutuskan untuk mencari meja lain agar bisa mengobrol lebih luas berdua.

"Jadi, gimana kabar lo?"

"Aku baik. Kabar kakak gimana?"

"Baik juga. Ternyata lo kerja di kantor ini juga?"

"Iya. Ini hari pertamaku kerja."

"Wahh. Dunia sesempit itu, ya?" kekehnya.

"Apa kak Agnes tau kabar kak Dimas?"

Pertanyaan tiba-tibaku membuat kak Agnes berubah sikap, dia menjadi diam.

"Ada apa, Kak?"

"Lo belum tau, kalo Dimas udah nggak ada?"

"M-maksud kak Agnes apa?"

"Dimas kecelakaan pesawat empat tahun lalu, Ra."

Degh.

Kabar itu sungguh mengejutkanku. Aku diam beberapa saat sebelum kembali berkata.

"Aku tidak percaya kak Dimas akan pergi secepat ini."

"Dia mengalami kecelakaan ketika akan pulang ke Indo. Butuh waktu beleasan hari untuk menemukan mayatnya."

Aku benar-benar sedih hingga tidak bisa menahan untuk tidak menangis.

Kak Dimas orang baik kenapa dia harus pergi secepat ini. Aku berniat untuk bertemu dengannya lagi nanti, untuk mengatakan di kampus aku mendapatkan nilai tinggi.

Kak Agnes menyodorkan kotak tisu padaku.

"Ketika dapat kabar itu gue nangis sejadi-jadinya. Kabar yang beberapa hari gue yakin itu cuma mimpi. Tapi dengan berjalannya waktu dan di temukannya mayat Dimas, gue mulai menerima kenyataan."

"Umur gak ada yang tau, Ra," lanjut kak Agnes.

Setelah mendengar kabar tersebut, fokus kerjaku jadi berkurang tidak seperti sebelumnya.

Terima Kasih Masa Laluku (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang