Tahun baru telah tiba. Di mana aku, Bulan dan Yoga sudah berada di taman air mancur.
Walaupun berada di tempat keramaian, hatiku tetap merasa sepi. Tidak ada tertariknya dengan pertunjukan yang tengah berlangsung di depanku.
"Wahh, Raina liat itu!" tunjuk Bulan pada kembang api yang begitu indah terpancar di atas.
"Raina, lo mau ke mana?!" teriak Bulan melihatku pergi dari tempat itu.
Aku terus berlari menuju rumah sakit. Sebelum pergi ke luar negeri dengan ibuku, aku ingin bertemu Samudra untuk terkahir kalinya.
"Atas nama Sandra Putri Anata di ruangan mana?" tanyaku pada petugas resepsionis rumah sakit.
"Pasien berada di ruangan VIP no 15."
"Terima Kasih."
Aku langsung bergegas pergi mencari keberadaan kamar Sandra sekarang.
Hingga tak butuh waktu lama, aku melihat Samudra baru keluar dari salah satu kamar sepertinya itu kamar rawat Sandra.
"Samudra!" panggilanku mengehentikan langkahnya.
"Ngapain kamu ke sini?"
"Aku mau ketemu kamu dan melihat kondisi Sandra."
"Dia masih terbaring koma. Sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang," pinta Samudra ketus padaku.
"Samudra, kamu gak berpikir bahwa aku pelakunya, bukan?"
"Kamu percaya sama aku, kan?" tanyaku lagi dengan penuh harap.
"Jawab aku Samudra!"
"Kita gak sedekat itu untuk saling percaya."
Degh!
Aku mematung di tempat menatap kepergiannya. Bohong jika aku tidak terluka oleh perkataannya barusan.
Perkataan Samudra sungguh menyakiti hatiku. Awalnya aku ingin berpamitan baik-baik dengannya. Namun, sepertinya Samudra enggan berbicara padaku. Dia pergi dari hadapanku begitu saja.
✷✷✷✷✷
"Lo gak boleh lupain kita. Setiap hari gue bakal telponin lo!" Bulan menangis dalam pelukanku.
"Iya. Kabarin apapun yang terjadi."
"Jaga kesehatan lo, semoga di sana lo nemuin mimpi lo yang selama ini masih belum lo temuin, ya, Ra," ujar Yoga lalu memelukku.
"Gue pasti bakal rindu banget sama kalian."
"Raina," panggil Bunda Kasih yang menghampiri kamarku.
"Bunda." Aku memeluk Bunda Kasih erat, ibu pertama yang aku cintai. " Makasih sudah merawat Raina dengan baik selama ini, Bunda."
"Jaga kesehatan kamu. Kapan-kapan main ke panti, ya?"
Aku mengangguk dan berkata, "pasti."
"Ya udah ayo keluar, orang tua kamu sudah menunggu."
✷✷✷✷✷
5 hari kemudian setelah aku tinggal di London, aku mendapat kabar dari Bulan bahwa Sandra siuman. Aku lega mendengarnya.
Beberapa kali obrolan telepon kami terjalin. sesekali aku menanyakan kondisi Sandra pada Bulan dan dia mengatakan kondisi Sandra membaik hari demi hari.
Di London, aku masih belum bisa menyesuaikan diri. Dari lingkungan, makanan maupun budaya. Hanya bermodalkan bahasa yang aku pelajari di sekolah membuatku sedikit demi sedikit bergaul dengan teman sekolahku yang baru.
Aku tidak merasa kesepian karena ada saudari tiriku yang usianya tidak jauh dariku. Kami hanya selisih 2 tahun sekarang dia mulai memasuki perkuliahan.
Namanya Isabella Siregar yang sering di panggi Bella. Dia dan aku sangat cocok. Kami sama-sama tidak suka keramaian. Dengan kesamaan itu, kami berdua banyak menghabiskan waktu di rumah bersama.
•ーーーー•✿✿•ーーーー•
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Masa Laluku (OnGoing)
Teen Fiction❛❛Tentang kita di masa lalu, ketika aku masih bersamamu❞ Samudra Alasky Bintang, tokoh utama dalam buku ini. Di mana aku berusaha mengingat kejadian masa lalu untuk menceritakan pertemuanku dengannya. Di masa lalu aku milikmu. Di masa depan aku mili...