8 tahun kemudian.
Usiaku sekarang sudah 25 tahun. Beberapa Minggu lalu menjadi wisuda kelulusan S2 ku di universitas London.
Sudah sekitar kurang lebih 8 tahun aku hidup di London dengan keluarga ibu yang selama ini menjadi keluargaku juga.
Hubunganku dengan Bulan dan Yoga masih berjalan sampai sekarang. Bahkan sesekali kami sering bercerita tentang kehidupan kampus yang selama ini kita impikan.
Aku juga bahagia jika sekarang Yoga sudah berhasil mewujudkan mimpinya dengan menjadi seorang dokter walaupun dia masih magang sekarang. Dan Bulan, dia sudah berhasil menyewa sebuah tempat makan walaupun tidak terlalu besar.
Akhirnya, impian mereka benar-benar terwujud. Dan aku? Impianku ingin hidup bahagia untuk kedepannya dan mempunyai keluarga bahagia. Impianku menjadi seorang ibu dan istri dari pria yang aku cintai kelak. Apalagi melihat Kak Bella Yang sekarang sudah menikah dan tinggal di Indonesia mengikuti suaminya membuatku semakin ingin bertemu seseorang yang ditakdirkan Tuhan untukku.
Hari ini aku baru tiba di bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
"Raina!"
Aku tersenyum melihat Bulan dan Yoga yang tengah berlari ke arahku. Mereka menjemputku di bandara.
"Gue kangen banget sama lo." Bulan memelukku erat seperti enggan melepasnya.
"Gue hampir gak ngenalin lo, Ra," ujar Yoga karena melihat penampilanku yang berubah.
Tidak ada kacamata di wajahku lagi sekarang. Aku memutuskan untuk memakai Softlens minus sebagai gantinya. Dan rambutku yang sekarang terurai panjang mungkin salah satu yang membuatnya tidak mengenaliku.
"Lo cantik banget, Ra," puji Bulan yang tentu saja membuatku malu.
"Kalian juga."
"Maksud lo, gue juga cantik?" koreksi Yoga tak terima yang tentunya membuatku dan Bulan tertawa.
"Kamu tambah ganteng, Yoga."
Tak sengaja aku melihat tangan Yoga dan Bulan bergantian. Dari jemari keduanya ada sebuah cincin yang membuatku curiga.
"Kalian?"
Bulan menunjukan cincin di jari manisnya," Gue udah tunangan sama Yoga."
"WHAT?!"
"Tahan dulu kaget lo. Mending sekarang kita nyari tempat makan. Biar bisa ngobrol santai juga."
"T-tapi gue butuh penjelasan kalian sekarang."
"Udah ayo." Bulan menarik lenganku dan Yoga membantu membawa koperku.
30 menit kami tiba di sebuah restoran.
"Ini restoran gue," ujar Bulan lagi-lagi membuatku terkejut.
"Wahh. Katanya kecil tapi ini besar banget!"
"Seginimah emang kecil, Ra."
"Apa? kecil lo bilang? Terus besar menurut lo seperti apa, Bulan?" ujarku tak habis pikir. Restoran cukup besar bisa-bisanya Bulan mengatakan kecil.
"Udah. Jadi lo mau dengerin cerita kita gak?" lerai Yoga menyudahi.
"Iya, kalian punya hutang cerita ke gue."
"Sebenarnya gue sama Bulan udah saling suka pas SMP."
"SMP? Kirain gue pas SMA."
"Tapi gue kesal sama kalian. Kenapa gak ngundang bahkan ngasih tau gue kalian tunangan!"
"Gue cuma nurutin permintaannya Bulan aja. Katanya biar dia sendiri yang cerita sama lo langsung. Dan sekarang lah saatnya."
"Kapan kalian tunangan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Masa Laluku (OnGoing)
Jugendliteratur❛❛Tentang kita di masa lalu, ketika aku masih bersamamu❞ Samudra Alasky Bintang, tokoh utama dalam buku ini. Di mana aku berusaha mengingat kejadian masa lalu untuk menceritakan pertemuanku dengannya. Di masa lalu aku milikmu. Di masa depan aku mili...