"Pagi anak-anak," sapa Bu Mira.
"Pagi juga, Bu...." jawab murid serempak.
"Baik. Hari ini ibu akan kasih tahu kalian tentang libur akhir semester dan tahun baru. Kami para guru dan kepala sekolah sudah rapat kemarin dan mendapatkan keputusan sepakat. Bahwa, selama satu minggu kalian akan belajar di rumah!"
"Yeeeeu ...." sorak para murid senang.
"Pesan ibu pada kalian selama belajar di rumah, tolong tetap jaga kesehatan sehingga kita bisa bertemu lagi di kelas 2. Dan jangan lupa belajar."
"Dan surat yang sebelumnya ibu bagikan, itu surat undangan orangtua. Mereka yang mengambil rapot kalian masing-masing. Dan besok hari terakhir kalian ke sekolah sebelum libur."
"Baik. Sekarang kalian boleh pulang."
Singkat, padat, kalian boleh pulang wkwk.
✷✷✷✷✷
"Lo kenapa keliatan murung gitu, Ga?" tanyaku pada Yoga yang hanya diam setelah memberikan pesanan kepada pelanggan.
"Gak apa-apa kok, Ra."
"Cerita sama gue. Kita udah janji gak akan nyembunyiin apapun."
"Waktu berjalan sangat cepat, tapi tabungan gue masih belum cukup buat persiapan kuliah nanti. Kayaknya mulai sekarang gue harus ubah cita-cita gue yang mau jadi dokter."
"Apa? Kenapa lo nyerah gini, Ga? lo bilang bakal berusaha ngambil jalur beasiswa dengan kemampuan lo apapun yang terjadi. Tapi kenapa tiba-tiba lo nyerah gini, sih?"
"Gue cuma sadar diri aja, Ra. Anak kayak gue gak mungkin masuk kuliah yang biayanya dan pengeluarannya sama besarnya. Walaupun gue berhasil dapat beasiswa, bukan berarti kebutuhannya juga gratis. Pasti akan banyak dibutuhkan uang juga di dalamnya."
"Gue kecewa sama lo. Di mana Yoga yang dulu semangat mengejar mimpinya? Di mana dia yang selalu optimis dengan tujuannya?"
"Gue udah mikirin ini beberapa kali, Ra. Dan keputusan gue udah bulat. Gue harap lo dukung gue apapun yang terjadi."
"Setiap usaha yang baik pasti akan menghasilkan yang baik juga. Lo jangan berpikir pesimis gini. Gue yakin lo bakal mencapai cita-cita lo yang lo inginkan dari kecil."
"Makasih, Ra. Atas dukungan lo. Gue bahagia selama ini punya sahabat dan keluarga seperti lo dan Bulan dan juga anak-anak panti yang lainnya."
"Gue bakal terus dukung dan bantu lo, buat wujudin mimpi lo."
"Terus gimana sama mimpi lo? Udah ada?"
Aku hanya mengangkat bahuku dan menjawab,"Belum."
✷✷✷✷✷
Para wali murid mulai berdatangan ke sekolah memenuhi panggilan sekolah.
"Bunda!" panggilku ketika melihat bunda di koridor. Namun, bunda tidak sendiri dia bersama seorang wanita di belakangnya.
"Raina."
"K-kenapa Bunda__"
"Maaf. Bunda yang meminta Bu Maya datang ke sekolah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Masa Laluku (OnGoing)
Teen Fiction❛❛Tentang kita di masa lalu, ketika aku masih bersamamu❞ Samudra Alasky Bintang, tokoh utama dalam buku ini. Di mana aku berusaha mengingat kejadian masa lalu untuk menceritakan pertemuanku dengannya. Di masa lalu aku milikmu. Di masa depan aku mili...