01-Harmonis

126 24 46
                                    

Jangan lupa vote and komennya yaaa

Selamat membaca🥰

•~•~

Sinar matahari menerobos lewat jendela dan mengenai wajah seorang remaja, remaja itu tak terusik sama sekali oleh gangguan sinar tersebut. Tak berselang lama pintu dibuka dengan kasar dan kemudian nampaklah seorang gadis dengan wajah menahan amarah.

"ASTAGA BIMA, UDAH KAKAK BANGUNIN DARITADI BUKANNYA BANGUN MALAH TIDUR LAGI"Teriak seorang gadis yang tak lain kakak dari remaja tersebut.

"CK, ah ngantuk"Bima menggeliat dan menguap lebar. Lantas ia berjalan linglung dan kemudian duduk dikasur dan tidur lagi.

"BIMANTARA XAVIRO AJI, BANGUN"Kakak Bima yang bernama Bila Xavira berteriak tepat ditelinga adiknya tersebut. Lantas Bima terkejut bukan main saat kakaknya berteriak  kencang ditelinganya. Bima mengusap pelan telinganya kemudian bangun dan berteriak tepat ditelinga kakaknya.

"IYA INI UDAH BANGUN"Setelah berteriak Bima langsung pergi ke kamar mandi.

Bila mengusap pelan telinganya"kurang ajar tu bocah, gue jual ke tante girang baru tau rasa lo!"kemudian Bila pergi dengan menggerutu kecil.

10 menit Bima habiskan dikamar mandi, sekarang ia sedang menyisir rambut didepan cermin, sedari tadi ia tak berhenti memuji dirinya sendiri, maklum tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi.

"Ganteng banget cok, siapa ini? Oh iya Bimantara Xaviro Aji ya? "Ucap Bima sembari bercermin. Puas memuji dirinya sendiri ia pun melangkah ke arah meja makan. Sampai di tangga ia pun menyapa keluarganya.

"HALO GOOD PAGI EPRIBADIH"ucap Bima sembari mengangkat kedua tangannya.

"Astagfirullah Bima sayang, jangan teriak-teriak ga enak didenger tetangga nak"Mama Bima mengelus dadanya, jujur dirinya kaget saat mendengar sapaan Bima.

"Iya tuh, kamu kira ini dihutan apa? Seenaknya teriak"Imbuh Bila.

"Udah, Bima sini, Ayo sarapan bareng"Ucap seorang lelaki paruh baya yang tak lain tak bukan adalah Ayah Bima.

"Siap kapten!"

Bima mendudukkan dirinya disebelah Bila, menu sarapan hari ini tergolong sederhana seperti biasa, ada nasi goreng, telor ceplok dan tak lupa roti gandum beserta selainya. Mama Bima Mengambilkan sarapan untuk suaminya, sedangkan Bima dan Bila sibuk mengolesi Roti dengan Selai, ya Bima dan Bila memang tidak bisa makan nasi saat pagi, mereka lebih suka makan roti saat sarapan.

"Nah udah, ayo baca do'a dulu"ucap Mama Bima, mereka berdo'a lalu memakan sarapan dengan tenang.

Bima tersenyum saat melihat keharmonisan keluarganya, semoga keluarganya selalu harmonis, Ya semoga saja.

Bel masuk sudah berbunyi 15 menit yang lalu, namun segerombolan remaja ini masih nampak santai duduk dikantin seperti memang punya niat untuk membolos. Beberapa kali Mbak Ismay, penjaga kantin mengingatkan dan menyuruh mereka untuk masuk kelas namun mereka yang memang pada dasarnya ingin bolos pun hanya nampak acuh.

"Aduh mas, masuk kelas dulu ini udah telat 15 menit loh" Ucap Mbak Ismay, ia nampak frustasi dengan remaja-remaja tersebut.

"Santai aja mbak, kita emang sengaja bolos mau ngehindarin Pak Tejo"Sahut Bima.

"Bener tuh mbak, males banget pelajaran pak Tejo, kek ah malas dah pokoknya"Ucap Bintang sembari menyeruput Susu panas.

"Ndak boleh gitu toh mas, kalian ini sudah kelas 11 loh mau naik kelas 12 jadi kalian ndak boleh bolos-bolos lagi"ujar mbak ismay.

"Udah mbak, santai aja"Ucap Kendra Tiba-tiba.

"Yowes terserah kalian aja, ngomong-ngomong ini kayaknya kurang satu deh, mas Bima, mas Bintang, mas Kendra, mas Rafael, mas Ang-... Oh Iya! Mas Angkasanya mana? Tumben gak ikut?"Mbak Ismay mengabsen satu persatu gerombolan tersebut, dan ternyata kurang satu yaitu Angkasa, entah kemana anak tersebut pergi.

"Lah iya anjir! Angkasa kemana?"Tanya Bima dengan panik.

"Firasat gue ga enak anjing!"ujar Bintang tiba-tiba.

"Rasanya kayak ada bencana mau datang"lanjutnya.

"Alah fisarat lo aja kali"jawab Bima, namun tiba-tiba ia merinding seluruh tubuh.

"Anjir gue merinding, kalian merinding gak?"

"Gak tuh"jawab Kendra, sedangkan Rafael hanya menggeleng.

"Tuhkan bener! Apa gue bilang, rasanya merinding kek bencana mau datang" Jawab Bintang, Lantas ia menoleh ke kiri dan ke kanan, saat menoleh ke sebelah pintu masuk kantin Bola matanya membesar , dipintu masuk kantin berdiri sesosok makhluk gundul dengan perut buncit.

"ASTAGFIRULLAH MAKHLUK APA ITU YA TUHAN"Teriak Bintang, Lantas Bima, Kendra dan Rafael serta mbak Ismay menoleh ke arah Pintu masuk Kantin.

"Anjing! Makhluk apaan tuh, bego kita ketauan!, ayo lari bego"Ucap Bima yang kemudian lari menarik Bintang.

"Bentar-bentar anjir, kita baca do'a dulu, Semoga makhluk gundul itu ilang"Bintang membaca do'a makan dan do'a buka puasa.

"Bintang bego, itu Pak Tejo bukan makhluk, lagipula ngapa lo malah baca do'a makan?! "Bima terlihat panik, disana Pak Tejo terlihat menyeramkan, dengan Kepalanya mengkilap dan tangan yang berada dipinggang.

"Ken, El, ayo lari woi, gue lagi malas dihukum!"Bima bener-bener terlihat seperti orang yang dikejar-kejar oleh setan, sedangkan Bintang masih setia membaca do'a makan dan Al-fatihah.

"Dah ayo buruan!"Bima menarik tangan Bintang dan berlari, baru berlari beberapa langkah ia pun kembali lagi karna merasa ada sesuatu yang ketinggalan. Ternyata Kendra dan Rafael masih berdiri ditempat , Bima pun menarik tangan mereka berdua untuk ikut kabur bersamanya, tetapi Tubuh mereka berdua tidak bergerak sama sekali, Bima mencoba menarik mereka berdua lebih kuat lagi, namun Kendra dan Rafael masih tidak bergerak dan masih pada tempatnya.

"Anjir! Ayo pergi bangsat!"ajak Bima.

"Mager" jawab Kendra dengan wajah datarnya.

"Lo mau dihukum? Hah ayo kabur!"Bima menarik kembali tangan mereka berdua, namun mereka masih kekeh berada ditempatnya.

"Mager"jawab Ken dan El bersamaan.

"Terserah kalian berdua lah, Yauda gue-"

"Heh! Heh mau kemana kamu Bima?"Tanya pak Tejo sembari menjewer telinga Bima.

"Aduh sakit pak! Aduh aduh"Bima meringis, Jeweran Pak Tejo memang mantap rasanya, tapi lebih mantap Jeweran mamanya.

"Kamu ini kenapa bolos dijam pelajaran? Untung saja Angkasa memberi tau keberadaan kalian!"Pak Tejo terus mengomeli mereka berempat, sedangkan Bima saat mendengar Nama Angkasa dibawa-bawa ia pun celingukan mencari keberadaan Angkasa, ternyata Angkasa berdiri di pintu masuk kantin dengan senyum menyebalkannya.

"Babi Lo sa"ucap Bima tanpa suara, sedangkan Angkasa hanya tersenyum puas.

"Bapak bener-bener cape menasehati kalian!"

"Yaudah gausah dinasehati lah"jawab Bima dengan pelan, namun na'as Pak Tejo mendengar perkataan Bima tersebut.

"Kamu ini kalo dinasehati itu didengarkan! Mau jadi apa kamu, udahlah bapak capek mengomeli kalian terus, ayo ikut bapak ke ruang BK"Pak Tejo menggiring mereka keruang BK, mereka berempat berjalan dengan pasrah.

Sekolah nampak sepi karna ini memang masih jam pembelajaran, sampai di depan ruang BK pak Tejo mengetuk pintu dan kemudian masuk sembari menggiring mereka berempat. Bima berjalan dengan malas, namun ia terkejut dengan seorang gadis yang berada disana juga.

"lah lu disini juga? Ngapain lo"tanya Bima

"Kepo amat, bukan urusan lo"jawab gadis tersebut.

Kemudian mereka berempat duduk di kursi, dan di beri nasihat, serta diberi hukuman, namun Bima dan kawannya menerima dengan malas, mereka memang sudah langganan BK, jadi hukuman adalah makanan sehari-hari mereka.







byee sampai jumpa di part selanjutnya 😎

BIMANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang