apa kabar?
Sekumpulan remaja terdengar sedang bercanda dengan keras, beberapa kali terdengar tawaan kencang dari mereka. Kantin yang tadi sepi dan sunyi sekarang berubah menjadi ramai karena keberadaan para remaja tersebut.
"HAHAHA SUMPAH?"Bintang tertawa dengan keras mengakibatkan beberapa siswa menoleh ke meja mereka dengan sinis.
"Teledor banget, masa iya sampe salah masuk kamar mandi, untung aja ga ada yang lagi ganti pakaian" Timpal Angkasa, kemudian remaja tersebut sibuk dengan ponselnya. Sedangkan yang lain masih asik tertawa, berbeda dengan Kendra dan Rafael yang selalu berwajah datar.
"HAHAHAHA ADUH PERUT GUE HAHAHA"Bintang memegangi perutnya yang terasa keram akibat terlalu banyak tertawa, Sedangkan Bima meraup wajahnya dengan kasar, kemudian ia menyenderkan kepalanya di dinding, dia merasa lelah.
"Puas, puas liat gue menderita?"
Bintang semakin tertawa kencang setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Bima. Angkasa yang tadi fokus kepada ponselnya pun sampai terkejut dan menatap heran ke arah Bintang, beberapa siswa terlihat juga menoleh ke arah Bintang, cowok itu berhasil menyita perhatian seluruh siswa yang berada dikantin karena suara tawanya yang keras.
"Lah kenapa ni bocah? Istighfar tang"Bima beralih mengelus punggung Bintang, Bintang masih tertawa namun tidak sekeras tadi, ia mengusap wajahnya yang sudah memerah. Astaga terlalu banyak tertawa membuat perutnya menjadi sakit.
"Uhuk, aduhh hah, cape juga ketawa"
"Durhaka lu, temen menderita bukannya dibantuin malah diketawain"gerutu Bima.
"Maaf bebi, tadi gue mau bantuin lo tapi males"
"Najis bangsat! Awas lu kalo dihukum, gue gak mau bantuin"ucap Bima dengan raut wajah marahnya namun malah terlihat lucu.
"Dih lucu lo begitu? Lagipula siapa juga yang mau kena hukuman? Emangnya lu setiap hari kena hukuman mulu"Bintang beranjak pergi entah kemana, sedangkan Bima hanya menatap heran ke arah Bintang yang perlahan menjauh. Tanpa orang sadari telinga Bintang memerah entah apa penyebabnya.
"Jadi lo?"
"Hah?"Bima menatap cengo ke arah Ken, ia tak paham maksud pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya ini.
"Maksud gue, jadi itu semua ga kayak yang gue pikirin?"tanya Ken, raut wajahnya nampak cemas menunggu jawaban dari Bima, Bima menggaruk pelipisnya. Sungguh! Ia benar-benar tidak paham maksud dari pertanyaan temannya ini.
"Hah? Emang lo pikir apa dah? Ini cluenya apa? Ini bahas apa njir? Lama-lama gue kampleng juga Lo"
"Hm lupain."
"BABI!"
"Buset! Jangan ngagetin anjir, untung jantung gue gak pindah ke sikut"Angkasa menggerutu pelan lalu beranjak pergi ke luar kantin. Lalu diikuti Rafael serta Ken, sedangkan Bima? Ia terlihat seperti anak yang kehilangan induknya, dia linglung.
"Kan, ditinggal mulu gue anjir!"
"Awas lu semua, gue doain sukses!"
***•***
"Nah ini daftar belanjaanya, jangan sampe ada yang ketinggalan, oke? yaudah mamah pergi dulu, assalamu'alaikum "
"Walaikumsalam" Jawab Bila dan Bima. Kemudian Mamah Dita pergi sebelum pergi ia sempatkan untuk mencium anaknya.
"Kak lu belanja sendiri aja ya? Gue males kak, gue tuh sibuk"Bima merengek kepada kakaknya, Menemani perempuan belanja adalah hal yang membosankan, mereka bisa mengelilingi satu mall ataupun satu pasar namun hanya satu barang yang ia beli, apakah para perempuan punya kekuatan super sampai bisa mengelilingi tempat belanja tanpa merasa lelah?.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMANTARA
Teen FictionBimantara Xaviro Aji. Hampir semua siswa mengenal nama tersebut, Bagaimana tidak?, dia terkenal lewat jalur keusilannya yang membuat para guru angkat tangan dengan sikapnya. Lagipula dia juga seorang anak basket yang kerap memenangkan perlombaan de...