14-Rumit

22 10 59
                                    

halo bagaimana kabarnya?

semangat puasanya yaw

jangan lupa vote dan coment

jangan lupa tandai typo juga

Bima menaruh handuk yang abis ia gunakan dengan sembarangan, mungkin jika mamanya mengetahui hal itu pasti dirinya akan diceramahi 7 hari 7 malam. Namanya juga Bima, ia tidak pernah menuruti mamanya perihal menaruh handuk yang benar. Bima merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Mencari tempat nyaman sembari membuka handphone miliknya. Langsung saja ia mencari kotak Superheronya, Ayahnya.

"Assalamualaikum ayah"Sapa Bima

"Walaikumsalam jagoannya ayah, ada apa nak? Tumben sekali kamu nelpon ayah sore-sore begini" Ayah Bima sedikit terkejut saat mendapat telepon anaknya pada sore hari. Biasanya Bima menelepon ayahnya pada malam hari walau hanya bertanya perihal ayahnya sudah makan atau belum.

"Ya emang gak boleh nelpon ayah jam segini? Ayah sibuk ya? Kapan pulang sih yah?"

"Hahaha, aduh kamu Kangen sama ayah ya?"

"Kepedean banget pak tua ini"sinis Bima

"Hehhh, Kurang ajar yaa, Iya-iya secepatnya ayah usahain pulang ya nanti- Mas ayo makan dulu, keburu dingin sopnya" Belum sempat ayah Bima melanjutkan ucapannya, Tiba-tiba suara wanita mengejutkan Bima dan ayahnya.

"Iya-iya sebentar. Anu Bim ayah tutup dulu ya? Kamu jangan lupa makan-"

titt

"Eh? Huhh, Aku yakin Bima pasti berpikir yang tidak-tidak. Maafkan ayah nak"

****

Bima berusaha menghalau pikiran negatifnya. Walaupun otaknya sudah memikirkan banyak hal-hal negatif. Ayahnya jarang pulang dan sekarang? Ia mendengar dengan jelas suara wanita menyuruh ayahnya makan layaknya seorang istri kepada suaminya.

Dugaan Bima sepertinya benar, hubungan antara mamanya dan ayahnya renggang. Entah apa penyebabnya Bima juga tidak tahu. Bima beranjak  keluar kamarnya menuju dapur. Sampainya disana, ia melihat Om Ardan dan Bara yang sedang duduk sembari tertawa dan juga mamanya sesekali ikut bercanda bersama mereka.

"Kok gue berasa jadi orang asing yak?"

Bima berjalan semakin dekat. Tangannya ia masukan pada saku celananya. Ia juga sesekali bersiul. Mendengar siulan Bima, Mama Dita menolehkan kepalanya lalu tersenyum.

"Ayo sayang kita makan bersama"

"Hmm, kak Bila belum pulang?"Ucap Bima sembari mendudukkan dirinya disebelah Bara.

"Palingan-"

"Assalamualaikum mamah!"

"Walaikumsalam. Nah itu dia batang hidungnya udah keliatan, ayo sayang makan dulu"

"Loh? Om Ardan kesini? Bara juga?" Raut wajah Bila terlihat terkejut dan sedikit tidak suka dengan kehadiran mereka.

"Oh iya tadi Om Ardan mampir bawain kue, terus mama ajak makan sekalian disini. Yaudah ayo sayang duduk, Mama masak enak loh hari ini"

"Emm iya mah"

Mereka makan dengan khidmat tanpa berbicara sepatah kata pun. Setelah beberapa menit akhirnya mereka selesai makan. Ardan dan juga Bara pun pamit untuk pulang. Dan kini, di ruang tamu Ada Mama Dita, Bila dan Bima. Sepertinya mereka hendak membicarakan sesuatu hal yang penting.

BIMANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang