17-Sedikit demi sedikit

29 9 18
                                    

selamat siang pembaca, terima kasih karena masih bersama kami dalam wattpad nyonyawhiskas.

Happy reading 💗







🦅🦅🦅

"POKOKNYA KITA MAKAN MANGGA MATANG"

"Eh? Apaan sih kak, Lebih enak ngerujak pake mangga mentah lah"

"Enakan juga yang mateng, Sensasinya jadi manis dan pedes"

Bila terdiam sebentar rasanya ia pernah mengalami hal ini. Ia merasa Dejavu?

"Aigoo jinjja? Bukankah lebih enak kita menggunakan mangga-yo"

Bila menatap sinis kearah Bima. Seperti biasa mereka meributkan hal-hal kecil. Perihal ingin membuat rujak saja harus ribut terdahulu.

"Ya! Ada apa dengan bicaramu? Nggak cocok sama sekali"

"Jinjja? Ooh arasso-arraso eonni"

Setelah meledek kakaknya, Bima tertawa kencang. Kakaknya adalah pecinta drakor. Jika ia sedang libur berkerja maka seharian yang dia lakukan adalah menonton drakor. Dan yang terjadi setelah kakaknya menonton drakor adalah Bila akan mengajak ngobrol dengan bahasa Korea. Jadi Bima bisa sedikit walaupun kosakatanya belum benar.

"Apaan sih Bim? Nggak lucu!"

"Lah, yang ngelucu emangnya siape?"ucap Bima

"iiihh-"

"Aigoo, ternyata motong buahnya belum selesai?"Mama Dita datang mengejutkan Bila dan Bima.

"iih mah, Gausah ngeledek Bila"Ucap Bila merajuk

"Loh yang ngeledek siapa? Mamah kan cuma nyoba pakai bahasa Korea"

Bila tersenyum, Hubungannya dengan mamanya perlahan kembali membaik. Hari ini rencananya mereka ingin membuat rujak. Berhubung ayah mereka akhirnya pulang setelah beberapa bulan pergi bekerja.

"Eomma saranghae!"Ucap Bila sembari membentuk love dengan tangannya

"Ah, Nado saranghae"Jawab Mama Dita dengan senyum manisnya

"MAMA TAU DARIMANA? BILA KAN BELUM PERNAH NGAJARIN, YA AMPUN MAH, OMOO AIGOO"Bila berteriak histeris, rasanya senang sekali mempunyai keluarga yang bisa ia ajak ngobrol dengan menggunakan bahasa luar.

"Ya ampun hebohnya anak gadis ayah, ga berubah sama sekali."

Mereka semua menoleh ke sumber suara itu berasal. Di pintu masuk dapur, berdirilah seorang pria paruh baya yang tersenyum lebar sembari menarik koper dan membawa tas. Bila tersenyum lebar saat menyadari bahwa pria paruh baya itu adalah Ayahnya.

"Ayah"Bila segera berlari memeluk ayahnya.

Berbeda dengan Bima, ia hanya menatap ayahnya, ia sama sekali tidak berniat mendekat dan memeluk ayahnya seperti dahulu kala.

Memori suara wanita yang terdengar saat bertelepon dengan ayahnya masih terdengar jelas ditelinga Bima. Sejak saat itu, Bima membatasi diri berinteraksi dengan ayahnya.

Bastian, Ayah bima tersenyum sendu menatap Bima. Anaknya memang sudah dewasa. Tapi belum terlalu paham masalah orang dewasa. Tapi keputusan Bastian sudah bulat. Hari ini ia akan menyelesaikan semua masalah yang akhir-akhir ini menganggu pikiran anaknya.

"Mas makan dulu, abis itu kita ngerujak"ucap Mama Dita

"Ngga usah dit. Aku udah makan, ayo sekarang langsung ngerujak saja"ajak Ayah Bastian

BIMANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang