Bila masih menangis tersedu-sedu di pelukan ayahnya. Baru saja ia bahagia karena ayahnya pulang kerja kini ia malah dikagetkan dengan berita perceraian ayahnya dan mamanya, dan juga kini adiknya tengah diperiksa oleh dokter. Bila berusaha berpikir positif, dirinya sangat cemas dan khawatir dengan keadaan Bima.
Bastian sedari tadi berusaha menenangkan anak gadisnya. Pikirannya pun tak bisa tenang memikirkan anak-anaknya. Andai saja dia tidak memberitahu masalah yang sebenarnya, pasti sekarang mereka masih tertawa sembari membongkar oleh-oleh. Sedangkan mama Dita sedang pergi mengurus administrasi.
Pintu UGD terbuka, Menampakkan seorang dokter.
"Dengan keluarga pasien atas nama Bima?"
Bastian mengangguk"iya, saya ayahnya dok"
"Pasien harus mendapat perawatan intensif secara beberapa hari ke depan. Saya belum bisa mendiagnosis penyakit yang diderita pasien, dan saya baru menduga-duga, yah... Semoga dugaan saya salah"
"Adik saya sakit apa dok?"tanya Bila dengan mata sembabnya
"Maaf saya belum bisa memberi tahu secara pasti, tapi dugaan saya.... Pasien menderita kanker paru-paru"
Tubuh Bastian dan Bila menegang saat mendengar perkataan dokter. Hatinya berdenyut nyeri, rasanya seperti ada pisau yang menyayat hatinya.
"Pasien akan segera dipindahkan, segera urus administrasi, Saya permisi dulu"
Setelah dokter pergi, Bila terjatuh merosot di lantai. Kakinya terasa lemas, kenapa Tuhan memberi cobaan kepadanya secara serempak? Dia tidak sekuat itu. Tapi perlu diketahui Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hambanya.
🧚🏻♀️🧚🏻♀️🧚🏻♀️
Bima tersenyum mendengar omelan kakaknya. Sedari tadi Bila mengomel betapa cemasnya dia saat Bima tiba-tiba pingsan. Tubuh Bima masih terasa lemas, sedari tadi ia hanya tiduran di ranjang pasien.
Mama Dita dan ayah Bastian pulang untuk mengurus keperluan Bima saat dirumah sakit, Hanya kakaknya yang menemaninya di rumah sakit untuk saat ini.
Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar menampakkan beberapa remaja dengan wajah tengilnya.
"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Bima my love, kok lo bisa sakit sih anjing?"
Bima menatap Bintang dengan raut datar, apa tadi katanya? My love? Menjijikan sekali
"Heh jawab!" Sedetik kemudian Bintang menaruh telapak tangannya dikedua pipinya sendiri, lalu menampilkan wajah terkejutnya
"Hah lo bisu?!"
Angkasa memukul Kepala Bintang dengan air mineral yang berada ditangannya "Heh sembarangan mulut lo"
Bintang mengelus kepalanya sembari mengumpat kepada Angkasa. Angkasa datang bersama Bintang dan Rafael. Mereka segara datang kerumah sakit saat mendapat kabar dari mama Dita.
"Dimakan" Ucap Rafael sembari menaruh beberapa buah dan makanan ringan di atas meja
"Waduh ngerepotin, Makasih yak"Ucap Bima
Rafael hanya tersenyum
Bintang mendengus saat melihat Bima berbicara dengan Rafael, Dengan Rafael saja dijawab, kenapa saat dengannya Bima hanya membisu? Cih tidak adil!
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMANTARA
Roman pour AdolescentsBimantara Xaviro Aji. Hampir semua siswa mengenal nama tersebut, Bagaimana tidak?, dia terkenal lewat jalur keusilannya yang membuat para guru angkat tangan dengan sikapnya. Lagipula dia juga seorang anak basket yang kerap memenangkan perlombaan de...