-¹⁶

47 3 0
                                    

Lalu pun tersenyum melihat tingkah
laku anak-anaknya yang begitu menggemaskan baginya, seketika kengan di masa lalunya pun tiba-tiba terulang kembali di dalam ingatannya.

" Pah.." dalam seketika lamunan lalu pun langsung buyar.

" Iya nak " dengan senyuman yang di paksakan.

" Papah lagi mikirin apa?"

" Enggak ada nak "

Kenzu pun langsung berjalan pergi setelah pertanyaan di jawab, sementara Azga yang melihat kenzu pergi ia pun ikut pergi.

Kini Hanya tersisa lalu yang sedang memikirkan ibu dari anak-anaknya, wanita yang masih ia cintai sampai saat ini.

"Kita dulu pernah saling cinta, tapi kamu memilih pergi bersama lelaki yang kau cintai biar ku simpan kengan kita dulu, aku janji bakal jaga anak-anak kita dengan baik"

Saat kenzu baru saja ingin membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ia kembali teringat akan pesan terakhir dari kakeknya.

Ia pun tidak jadi untuk masuk kamar, ia pun pergi untuk mencari dimana keberadaannya Azga.

" Bik iraa..."

" Iya den " bik Ira yang sedang mencuci piring pun langsung menghentikan pekerjaannya dan langsung berlari kearah Kenzu.

" Azga mana?"

" Non Azga tadi, jalan kearah sana" bik Ira menunjuk kearah kamar, yang dulu pernah di tempati oleh Azga.

" Makasih ya bik "

" Iya den sama-sama"

Di dalam kamar yang dulu pernah ia tempati, Azga sedang melaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim.

Kenzu yang ingin masuk kedalam kamar Azga pun menghentikan langkahnya, saat ia melihat Azga yang begitu husyuk melakukan ibadahnya.

Kenzu pun tertegun saat melihat wajah istrinya yang begitu cantik, ini kedua kalinya ia melihat wajah Azga.

" Ehem!"Azga pun di buat terkejut oeleh suara yang begitu familiar.

Saat ia menoleh kearah pintu ia melihat kenzu yang sedang memperhatikannya, ia pun langsung menutup mukanya dengan mukna yang ia pakai.

" apakah suamimu juga tidak boleh melihat wajah mu ?"

Wajah Azga tiba-tiba lasung memerah mendengar perkataan kenzu.

Azga pun menundukkan kepalanya saat mendengar kata-kata yang keluar dari bibir kenzu, dengan perlahan ia pun menurunkan kain yang menutupi wajahnya.

" Aku kesini ingin di ajari bagaimana caranya solat"

masih dengan kepala yang terus menunduk.

" Apakah boleh kamu mengajari aku itu?"

Dengan tangan yang bergetar Azga pun mengambil pulpen dan buku yang berada di atas tempat tidur.

" Tentu saja boleh"

" Terima kasih kau sudah mau mengajari aku "

" Sama-sama ini juga adalah tugas ku sebagai seorang istri dan sesama muslim"

" Terimakasih " Azga pun berdiri dari duduknya membuka mukena yang ia pakai, dan kembali memasang cadarnya.

" Kenapa kamu menutupnya lagi?" Tangan Azga pun langsung berhenti melipat mukenanya.

Dan kembali mengambil buku yang tadi ia letakkan di atas meja samping tempat tidur" kamu memang suami ku, tapi sebentar lagi kita akan keluar dari ruangan ini, dan di luar ruangan ini masih banyak orang, aku belum siap memberikan mereka melihat wajah ku "

KENZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang