-²⁴

22 2 1
                                    

Sementara Azga pun sudah selesai dengan makanya, ia pun beranjak bangun dari tempat tidur, untuk pergi menaruh piring bekas ia makan tadi kedapur, saat melewati ruang tamu, Azga melihat kenzu yang sedang menatap keluar jendela.

Setelah menaruh piringnya kedapur Azga, pun bergegas untuk menghampiri kenzu, karena Azga merasa sedikit takut melihat Kenzu yang terlihat murung.

Setelah berada di belakang Kenzu, Azga pun perlahan mengerakkan tangannya untuk menpuk bahu kenzu.

Sementara kenzu yang, sedang termenung dengan pikirannya pun langsung menoleh kearah belakang.

" Juy"

Azga yang mendengar itu pun langsung menunduk dan terdiam, hatinya terasa begitu ngilu mendengar suami sekaligus orang yang sudah mulai ia cintai, memangil nama wanita lain.

Kenzu yang melihat reaksi Azga pun, ikut terdiam, ia juga bingung sekarang harus bagaimana, memilih Azga, atau memilih Juy.

" Kamu kenapa di sini?"

Azga pun hanya menggelengkan kepalanya, lalu pergi meninggalkan kenzu.

" Maaf Azga"

Sementara di di lain tempat, Juy baru saja turun dari atas pesawat, terlihat senyuman kebahagiaan yang terukir di wajahnya.

" Ken aku datang"

Dengan anggunnya ia pun mulai menampakkan kakinya di atas tanah, dengan tangan kirinya yang membawa satu koper berwarna abu-abu, dan tangannya yang satu lagi memegang sebuah kertas.

" Harus naya kesiapa ya ?"

Juy pun mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari TXAI.

Setelah mendapatkan kendaraannya Juy, pun kini sudah berada di perjalanan untuk mencari alamat rumah Kenzu.

" Pak tau alamat ini ?"

" Ouuu ini saya tau Mbak"

" Oke antar saya kesitu ya pak"

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, akhirnya Juy pun sampai di depan pintu gerbang rumah Kenzu, Juy pun langsung menurunkan kopernya dari dalam TAXI.

" Ken kita bakal ketemu lagi aku enggak sabar" Juy pun buru-buru mengeluarkan uang dari dalam sakunya, lalu memberikannya kepada supir TAXI, ia pun berjalan mendekat kearah pintu gerbang, dengan senyum kebahagiaan, dengan gerakan terburu-buru Juy pun memencet bel.

Sementara Azga yang sedang membantu bik ira di dapur pun merasa terusik dengan suara bel, yang begitu keras.

Dengan bahasa isyaratnya Azga memberi tahu pada bik Ira bahwa ia yang akan melihat kedepan.

" Kan non Azga baru sembuh"

" Enggak papa bik saya sudah sembuh" bik Ira pun hanya bisa pasrah.

Saat melewati ruang tamu, Azga melihat kenzu yang sedang memejamkan matanya, dengan tubuh, yang di sandarkan ke sandaran sofa.

Azga pun termenung sejenak menatap wajah kenzu, entah kenapa itu penuh kedamaian baginya, Azga pun kembali tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara bel yang terdengar semakin nyaring, Azga takut nanti kenzu terbangun oleh suara bel yang begitu nyaring, jadi ia pun buru-buru keluar untuk melihat.

Terdengar suara pintu gerbang yang mulai terbuka, semakin jelas senyuman di wajah Juy.

Azga yang baru saja membuka pintu gerbang pun, sedikit kaget kenapa tiba-tiba ada seorang wanita yang bertamu kerumahnya.

Juy pun merasa heran dengan wanita di hadapannya ini, tapi untuk saat ini ia lebih ingin bertemu dengan Kenzu.

" Kenzunya ada?" Azga pun semakin di Buat kaget'saat wanita tersebut menyebutkan nama suaminya, Azga pun menganggukkan kepalanya atas Jawaban pertanyaan yang Juy berikan.

Tanpa di persilahkan, Juy pun langsung menerobos masuk, dan dengan lantangnya ia terus memangil nama kenzu, dan tak lupa pula dengan senyuman yang sedari tadi tidak pernah pudar.

Sementara Azga yang berada di belakang pun kembali menutup pintu gerbang rumah, lalu mengikuti langkah kenzu dari belakang dan dengan kepala yang terus tertunduk, dan ujung jarinya yang terus di putar-putar dengan jarinya.

" Ya Allah, apa ini pacarnya kenzu" terlihat sebuah butiran bening yang keluar dari sela-sela cadarnya, baru memikirkannya saja hatinya seduh begitu sakit, apa kalau itu benar.

Kenzu yang mendengar terikan itu terbangun dari alam bawah sadarnya, dan dengan perlahan ia melihat Juy yang masuk dari pintu depan, ia pun berusaha untuk memastikan itu benar Juy atau bukan.

Juy yang melihat Kenzu sudah berada di hadapannya nya pun langsung berlari kearah kenzu, ketikaa ia sudah berada di hadapannya Kenzu Juy pun langsung berhamburan kedalam pelukannya Kenzu.

Sementara kenzu yang belum sepenuhnya sadar dari tidurnya pun begitu terkejut, melihat Juy kini sudah berada di hadapannya, dan kini kini Juy sedang memeluknya.

" Akhirnya aku nemuin kamu" Juy pun semakin mengeratkan pelukannya, sementara kenzu yang di peluk pun hanya terdiam seperti patung tanpa ada niat sedikitpun untuk membalas pelukan dari Juy.

Azga yang baru saja masuk kedalam rumah pun, di buat terkejut oleh pemandangan yang ada di hadapannya sekarang hatinya seperti mendapatkan sayatan yang begitu dalam. kedua bola matanya pun bertemu dengan kedua bola matanya Kenzu, saat air matanya sudah ingin keluar Azga pun dengan cepat menundukkan kepalanya.

Sementara kenzu yang melihat itu pun semakin di buat tidak karuan, dengan perasaannya sendiri.

Juy pun melepaskan pelukannya dari kenzu, lalu kembali menarik kenzu untuk duduk di atas sofa, Juy pun bergelayutan manja di lengan kenzu.

" Aku kangen banget sama kamu" Juy pun memberikan sebuah kecupan di pipi sebelah kiri kanan kenzu.

Azga yang baru saja kembali mengikat kepalanya pun di buat semakin sakit dengan pemandangan yang ada di hadapannya sekarang. dengan langkah yang terburu-buru Azga pun meninggalkan ruang tamu.

" Ken kok kamu kelihatannya enggak seneng sih ketemu aku" kenzu yang di ajak bicara pun hanya terdiam dengan sorot mata yang penuh dengan rasa bersalah.

" Azga maafin Aku"

" Kennn kamu denger enggak apa yang aku bilang" kenzu pun hanya menggelengkan kepalanya.

" Kamu, ngeselin banget sih, tapi enggak papa lah kamu negeslin yang penting kita bisa ketemu, kenzu pun kembali bergelanyut manja di lengan kenzu.

Sementara kini Azga sedang menumpahkan isi hatinya, di depan sebuah cermin yang berbeda di kamar mandi yang berada di dapur.

" Azga, kamu enggak boleh kayak gini, sedari awal kamu sama kenzu kan emang menikah dengan terpaksa, dan sedari awal juga kamu kan udah tau kalok kenzu punya pacar, seharusnya kamu enggak naruh perasaan sama dia, jadi jangan nagis kayak gini"

Azga pun sedikit membasuh wajahnya dengan air, supaya matanya tidak terlihat sebam, ia pun kembali menurunkan cadarnya lalu berjalan keluar dari kamar mandi.

Azga pun menghampiri bik Ira yang masih bekutik dengan alat dapurnya, ia menepuk pundak bik Ira.

" Ehh neng Azga," Azga pun menangapinya dengan sebuah senyuman.

" Di depan ada tamu"

" Siapa?" Bik Ira pun menjadi penasaran dengan tamu yang di bilang oleh Azga.

" Temennya den kenzu"

" Ouu temennya den Kenzu, ya' udah bibik buatin teh dulu ya"

" Enggak usah bik biar Azga aja, bibik lanjutin aja dulu masaknya"

" Iya non"

Azga pun mulai menyiapkan sebuah nampan yang berisi cemilan dan secangkir teh hangat.

Bik Ira pun entah kenapa merasa, bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Azga, karena terlihat raut kesedihan di kedua bola matanya.

" Ahh mungkin cuma perasaan aja" bik Ira pun kembali melanjutkan acara masakannya.

Sementara Azga kini sedang berjalan kearah ruang tamu dengan nampan berisi cemilan yang ia bawa.

Ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengeluarkan air mata, saat kembali melihat suaminya, yang terlihat begitu mesra dengan pacarnya.













Tinggal kan jejak!!! Author maksa ya .

KENZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang