Azga pun berjalan menghampiri bik ira.yang ia lihat bik Ira sedang berusaha untuk menghubungi seseorang, ntah itu siapa Azga tidak tau, Azga pun menepuk pundak bin ira.
" Astaghfirullah" henpon yang berada di tangan bik Ira pun terjatuh, bik Ira pun menoleh kearah belakang.
" Astaga neng Azga bikin bibik kaget aja" bik ira pun menunduk untuk mengambil henponya yang terjatuh tadi.
Azga pun kembali menepuk punggung bik Ira." Iya neg?" Bik Ira tidak jadi untuk menelpon kembali.
" Ini ada apa?" Dengan ekspresi wajah yang penuh tanda tanya.
Sebelum menjawab pertanyaan Azga, bik Ira pun menarik napas dengan panjang, terlihat kesedihan di wajah bik Ira, Azga pun semakin bingung apa yang sedang terjadi di rumah ini.
" K- a -kek dengan suara yang sudah mulai memaruh, bik Ira pun berusaha untuk menahan air matanya yang hampir saja keluar.
" Kakek di bawa kerumah sakit, tadi kakek jatuh di kamar mandi terus engak sadarkan diri " Azga pun langsung tertegun mendengar perkataan yang baru saja di ucapkan oleh bik Ira.
Bik Ira dan Azga pun sama-sama terdiam, entah apa yang mereka sedang pikirkan. Bik Ira pun angkat bicara .
" Dari pada kita Diem aja di sini mending kita ke rumah sakit" Azga pun mengangguk.
Bik Ira pun berjalan kearah pintu rumah dan bik Ira pun mengeluarkan kunci dari saku bajunya" udah ayok kita ke rumah sakit" bik Ira pun langsung menarik tangan Azga.
Sementara di rumah sakit kenzu terus saja mondar mandir di depan pintu ruangan UGD, terdengar suara pintu ruang yang terbuka, kenzu pun langsung berjalan menghampiri dokter yang baru saja keluar.
" Ini dengan dengan keluarganya lalu ratmawe? "
" Iya dok saya cucunya" dengan ekspresi wajah yang begitu panik.
" Anda di suruh masuk" kenzu pun langsung menerobos masuk kedalam ruangan, dimana kakek sedang terbaring lemas dengan selang pernapasan yang terpasang di mulutnya.
" Kakek baik-baik aja kan " Terukir senyuman yang begitu meneduhkan di wajah Kakek.
" Azga mana? Ada yang harus kakek sampaikan kepada kalian berdua" dengan suara yang begitu lemas, dan sedikit terbata-bata.
Kenzu pun mengeluarkan henponya dari saku celananya, lalu memencet tombol berwarna hijau, setelah menunggu selama beberapa saat terdengar suara seseorang dari sepeker henpon tersebut.
" Halo den"
" Bik Ira masih di rumah?"
" Enggak den bik Ira, sama neng Azga lagi di dalam angkot"
" Bibik bisa kan kerumah sakit sekarang, bawa Azga juga ke sini"
" Iya den, bibik sama neng Azga juga emang mau kesana"
Tanpa mengatakan apapun lagi kenzu langsung memutuskan panggilan telpon tersebu, ia pun duduk di samping tempat tidur Kakek.
" Azga mana?"
" Lagi dalam perjalanan, udah kakek Jangan banyak bicara dulu" kenzu pun kembali membuka henponya begitu banyak notif yang masuk di WA nya, notif yang paling mendominasi adalah notif dari kekasihnya Juy.
Kenzu pun berusaha untuk menghubungi papahnya, tapi nomor yang di hubungi selalu menjawab " mohon maaf nomor yang ada hubungi berada di luar jangkawan.
Sementara bik Ira dan Azga pun baru saja turun dari dalam angkot, dengan langkah yang begitu terburu-buru.
" Ayok neng, kita harus cepat" Azga pun mempercepat langkahnya.
Sementara kenzu yang sedang asik dengan lamunannya pun di buat terkejut dengan suara pintu yang terbuka, terlihat bik Ira dan Azga dengan napas yang ngos-ngosan.
Kakek pun yang tadi memejamkan mataku kini sudah terbuka lebar dengan sempurna.
" Azga" dengan suara yang terdengar begitu lemas.
Azga pun langsung berjalan kearah kakek yang kini sedang terbaring lemah.
" Kenzu" kenzu pun langsung mendekat kearah kakeknya, kini kenzu dan Azga pun berdampingan dengan tangan Yang di takutkan di atas dada kakek.
Kakek pun mengambil Tangan Azga, dan kenzu, lalu menaruhnya di atas dadanya, kenzu dan Azga pun saling menatap satu sama lain.
" Azga, tolong jagain kenzu, buat dia menjadi lelaki yang lebih baik lagi, ajari ia tentang agama " setelah mengucapkan itu kakek melihat kearah kenzu.
" Kenzu, kamu'juga harus jagain Azga, kamu belajar agama Sama dia, dan jangan kamu sakit'Azga, dia enggak punya siapa-siapa dia cuma anak yatim piyatu yang harus kamu sayangi dengan tulus" setelah mengatakan itu layar monitor yang menampilkan detak jantung kakek pun melemah.
Kenzu pun langsung menekan tombol darurat.
" Mohon di tunggu di luar ya"
" Saya akan tetap di sini untuk menjaga kakek saya"
" Kami akan melakukan tindakan, tolong masnya keluar dulu " Azga pun memberi isyarat pada kenzu lewat matanya lalu ia pun langsung menarik tangan kenzu Agar mau keluar dari sana.
Kenzu yang di tarik oleh Azga pun hanya bisa pasrah, dengan tatapan mata yang begitu kosong.
Setelah menunggu selama 39 menit, akhirnya dokter yang menangani Kakek pun keluar.
" Gimana keadaan kakek saya"
" Sepertinya Allah lebih sayang, pada kakeknya mas "
" Maksud dokter apaa!"
" Kakeknya mas sudah meninggal dunia " Kenzu pun langsung terdiam dengan dengan butiran bening yang keluar dari matanya, untuk menahan tubuhnya pun ia tidak kuat.
Azga pun langsung sigap menangkap tubuh kenzu, sehingga kini posisi kenzu pun berada di dalam pelukan Azga.
" Ka-k-ek " di sertai dengan suara tangisan yang begitu pilu, kini kenzu yang berwibawa itu pun sudah hilang, yang ada hanyalah kenzu yang begitu rapuh.
Azga pun memberikan elusan tangan yang begitu lembut di punggung kenzu, hanya Azga saja yang terlihat tidak menagis, ia harus terlihat kuat kalau ia juga ikut bersedih entah siapa lagi yang akan menguatkan kenzu.
" Den kenzu yang sabar ya"
Kenzu pun semakin mengeratkan pelukannya pada Azga, wajahnya pun di benamkan di bahuu Azga.
" Aku bakal berusaha, jagain kenzu buat kakek aku juga, bakal berusaha buat bikin kenzu jadi orang baik, dan mengajarinya tentang agama" tiba-tiba air matanya pun menetes, Azga langsung menghapus air matanya.
Kenzu pun melepaskan pelukannya dari Azga, dan ia pun langsung menerobos masuk kedalam ruangan dimana kakeknya terbaring tak bernyawa.
Terlihat tubuh kakek yang sudah tak bernyawa, senyuman tulus yang menghiasi wajahnya.
kenzu pun langsung memeluk tubuh kakek dengan begitu erat.
" Maafin kenzu.."
Azga pun berdiri di samping Kenzu " kasian den kenzu" Azga pun kembali mengusap-usap punggung kenzu.
Kenzu pun berbalik dan menghambur kedalam pelukan Azga, tangisannya pun semakin pecah'. Azga semakin tidak tega melihat itu, ya teruss saja memberi Kenzu semangat , lewat belayan tangannya.
" Azga.... Kakek udah pergi" dengan posisi wajah yang di melihat kearah mata Azga.
Azga pun memberikan belayan halus di rambut suaminya, mengusap air mata yang terus saja mengalir dari pelupuk matanya.
Setelah merasa sudah cukup tenang kenzu, pun melepaskan pelukannya dari Azga, wajah yang sedih kini berubah dengan wajah yang tanpa ekspresi.
" Bik tolong siapkan pemakan"
" Iya den "
Kenzu pun kembali kehadapan kakeknya.
" Kenzu bakal berusaha buat ngejalanin wasiat yang kakek kasih" terukir senyuman yang terlihat begitu getir di wajah kenzu.
![](https://img.wattpad.com/cover/319522917-288-k337591.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZU
AléatoireDengan suara yang datar dan tatapan yang begitu dingin kenzu, pun meminta sang mamah untuk menjelaskan semuanya. " Mamah bisa kan, jelasin semuanya!" "ini bukan kesalahan mamah, tapi ini semua kesalahan papah kamu!"kenzu pun langsung memukul meja k...