-²⁵

35 1 0
                                        

Juy terus saja bergelayutan manja di lengan kenzu, sementara Azga yang melihatnya pun hanya bisa berusaha untuk menahan air matanya yang sudah ingin keluar, sementara kenzu terus saja termenung dengan pikirannya.

Azga pun berdiri di depan kenzu dan Juy, lalu ia meletakkan nampan yang berisi makanan dan cemilan yang ia bawa dari dapur tadi di atas meja.

Kenzu yang menyadari kedatangan Azga pun, langsung melepaskan tangannya dari pelukan Juy.

" Kenapa kamu lepas?"

" Enggak papa" dengan ekspresi wajah yang terlihat panik.

" Biasanya walaupun aku, gituin kamu di depan banyak orang kamu enggak marah"

" Maaf"

" Kamu aneh" Juy pun merasa ada yang aneh dengan sikap kenzu terhadap dirinya, ia pun mengambil cemilan yang di bawa Azga tadi, dengan posisi punggung yang di sandarkan ke sandaran sofa, dan terlihat wajah yang murung.

Azga yang melihat itu pun langsung beranjak pergi dari ruang tamu, meninggalkan kenzu dan Juy.

" Aku minta maaf, mungkin karena udah lama enggak ketemu aku jadi kayak gitu"

" Iya Aku maafin kok" dengan senyuman yang kembali terukir di wajahnya, Juy pun kembali bergelanyut manja di lengan kenzu.

Sementara Azga, pun terlihat tidak fokus terhadap pekerjaannya di dapur.

" Neng tangganya, hati-hati"

Azga pun kembali tersadar dari lamunannya, ia melihat kerah pisau yang hampir saja melukai tangannya.

Ia bingung harus bagaimana menghadapi semua masalah ini,ia ingin pergi tapi ia juga memikirkan bagaimana nasib anaknya nanti kalau terlahir tanpa seorang ayah.

" Kuatkan hati Azga"

" Neng Azga kekamar aja, biar bibik yang lanjutin" Azga pun menganggukkan kepalanya lalu ia berjalan masuk kedalam kamar.

Tak lama setelah kepergian Azga, tiba-tiba saja bik Ira di kejutkan oleh suara Kenzu.

" Bik "

" Ya den" bik Ira pun buru-buru menaruh pisau yang sedang di pegang.

" Azga mana?"

" Tadi neng Azga, bibik suruh kekamar karena bibik takut neng Azga nya kenapa-kenapa, dari tadi ngelamun terus"

" Ou, makasih " kenzu pun pergi meninggalkan dapur.

Bin Ira yang melihat perilaku kedua majikannya itu menjadi merasa heran kenapa, tiba-tiba mereka berdua seperti kehilangan gairah untuk melakukan apapun.

Azga kini sedang merebahkan tubuhnya, di atas tempat tidur, butiran bening terus saja keluar dari kedua bola matanya, cadarnya juga terlihat basah oleh air matanya.

Azga juga tidak menyadari bahwa sedari tadi, Kenzu sudah berada di belakangnya, dengan ragu-ragu kenzu pun ikut merebahkan tubuhnya di samping Azga,

Kenzu pun memeluk Azga dengan begitu erat, dengan penuh kasih sayang kenzu terus saja memberikan kecupan manis di dahi Azga.

Azga pun di buat terkejut karena tiba-tiba saja, ia merasakan sebuah tangan yang memeluknya, dan dengan perlahan tangan kekar itu merubah posisi tubuhnya menjadi berhadapan dengannya, dengan air mata yang masih menetes, Azga pun juga merasakan kecupan demi kecupan, yang ia rasakan di dahinya.

Sementara kenzu masih saja terus mencium dahi Azga, dengan di iringi permintaan maaf yang terus terucap dari bibirnya.

" Maaf"
" Maaf"
" Maaf"
" Maaf"

KENZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang