-²¹

43 2 0
                                    

Kini Azga sedang berada di dalam kamar mandi, dengan perasaan yang campur aduk, Azga pun mulai memasukan alat tes kehamilannya kedalam sebuah wadah, jari-jari tangannya tidak berhenti bergemetaran sejak tadi.

" Ya Allah, Azga takut" Azga pun menutup kedua matanya.

Setelah cukup lama Azga pun kembali membuka kedua bola matanya,"bismillahirrahmanirrahim"

Saat melihat dua garis, biru yang tercetak jelas di tespek tersebut, tubuh Azga pun seperti di buat beku, butiran bening pun mulai deras keluar dari pelupuk matanya.

" Ya Allah, bagaimana ini, hamba takut anak ini tidak bisa di terima oleh ayahnya"Dengan mengarahkan tangannya, pada perut datarnya, yang kini sudah terisi sebuah nyawa.

" Kita berdua pasti bisa! Percaya sama bunda"

Sebelum melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi, Azga terlebih dahulu menghapus air matanya, dan kembali memakai cadarnya.

" Azga kuat!"ia berusaha untuk menguatkan hatinya.

Azga pun berjalan kearah kamarnya dan dengan perlahan Azga  membuka, pintu kamarnya, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati kenzu yang sudah berada di dalam kamarnya.

Sementara kenzu pun masih mengedarkan penglihatannya, kesetiap sudut kamar, yang berukuran sedang itu, terdengar suara knop pintu yang terbuka.

Ceklek...

Kenzu pun langsung melihat kearah pintu,ia melihat Azga yang baru saja masuk kamar.

" Kok kenzu bisa ada di sini, gimana kalok entar dia tau" Azga pun buru-buru menyembunyikan tespek yang ada di tangannya.

" Kamu dari mana?"

Azga tak menjawab pertanyaannya kenzu, iya justru menundukkan kepalanya, agar kenzu tidak bisa melihat ada kegelisahan di matanya, dan bekas sembam bekas ia menangis tadi.

"Jawab!!"dengan penuh penekanan.

Dengan tangan yang bergemetaran, Azga pun mengambil pulpen dan buku, yang berada di atas meja samping tempat tidur.

Tapi tak sengaja ia melah menjatuhkan tespek, yang ada di tangannya.

Kenzu pun menundukkan badannya, saat tangannya sudah akan mencapai tespek tersebut, tiba-tiba tangan Azga langsung mengambilnya, lalu ia menyembunyikan di belakang punggungnya.

" Itu apa?" Azga hanya menggelengkan kepalanya.

" Coba lihat" Azga hanya diam, dan tidak mau merespon sedikit pun perkataan kenzu.

Kenzu pun langsung merebut tespek tersebut dengan paksa dari tangan Azga.

Azga pun berusaha sekuat mungkin untuk terus mempertahankan,tesep tersebut di tangannya.

" Diam!!!dan berikan" terlihat wajah kenzu yang begitu menyeramkan, karena amarahnya.

Dengan takut Azga pun memberikan tespek itu pada kenzu, tanpa sadar butiran bening terus saja mengalir sedari tadi, karena ia begitu takut, kalau nanti Kenzu mengetahuinya, dan bagaimana reaksi Kenzu nantinya.

Kenzu pun mengambil tespek yang ada di tangan Azga dengan cepat, dan secara perlahan ia melihat dengan detail benda yang ada di tangannya.

Saat kenzu melihat dua garis biru itu, ia pun mengangkat sebelah alisnya.

" Kamu hamil?"

Azga pun menganggukkan kepalanya, dengan air mata yang terus bercucuran.

Sementara kenzu pun langsung merubah ekspresi wajahnya, yang semula penasaran sekarang menjadi tegang, tanpa sadar kini tubuhnya sudah terduduk di atas lantai.

KENZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang