-¹³

36 3 0
                                    

Azga pun terdiam, dan mulai mendengarkan setiap pembicaraan kenzu, entah dengan siapa kenzu berbicara, tapi saat Azga mendengar kenzu memangil orang tersebut dengan sebutan sayang, Azga pun tau dengan siapa kenzu berbicara.

" Ouuu itu pacarnya Kenzu" dengan ekspresi mata yang sedikit terlihat sendu.

Setelah Azga merasa bahwa kenzu, sudah selesai berbicara dengan pacarnya, Azga pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar.

" Tok ...tok ..tok"

" Iya masuk" Azga pun masuk kedalam kamar, dan langsung mengambil tasnya yang berada di sopa kamar tidur, rencananya hari ini Azga akan pulang ke panti.

Kenzu pun hanya mendelikan bahunya, dan ia pun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang terlihat begitu empuk.

Azga pun sudah keluar dari dalam kamar dan ia pun berjalan kearah kamar kakek.

Tapi saat Azga melewati ruang tamu ia melihat kakek yang sedang duduk di sofa, dengan tangan kirinya memegang koran, dan tangan kanannya di gunakan untuk mengambil secangkir kopi yang berada di atas meja.

Azga pun menpuk bahu kakek,kakek yang merasa bahunya di tepuk pun menoleh ke belakang.

" Hedeh kamu, kakek kirain siapa" Azga pun langsung kepada intinya.

" Azga, mau pamit sebentar, Azga mau balik ke panti dulu, nanti pas jam 5 Azga baru pulang"

" Ouuu kamu mau kepanti, ya sudah tunggu sebentar biar Kakek panggilin Kenzu, biar dia yang nemenin kamu pergi ke panti" kakek pun beranjak dari duduknya, tapi Azga pun langsung menarik tangan Kakek dan menggelengkan kepalanya sebagai pertanda bahwa itu tidak perlu.

" Oke, kakek enggak bakal maksa kamu, tapi kamu juga harus hati-hati ya"

" Oke " setelah berpamitan kepada Kekek Azga pun, berjalan keluar rumah, setelah cukup jauh dari komplek perumahannya, Azga pun kini sedang berada di pinggir jalan untuk menunggu angkot.

Setelah cukup lama menunggu angkot yang akan ia tumpangi, angkot tersebut kini sudah berada di hadapannya Azga pun langsung duduk di bangku paling belakang, semu tatapan tertuju padanya, tapi itu sudah menjadi hal biasa baginya untuk di tatap dengan aneh oleh orang-orang.

Kenzu pun masih di sibukkan dengan android yang berada di tangannya.

Setelah menempuh perjalanan yang sedikit melelahkan Azga pun sudah sampai di depan pintu gerbang panti asuhan.

" Nanti harus bilang Apa " dengan tangan Yang sudah gemetaran, Azga pun masih mondar mandir di depan pintu gerbang panti asuhan, ia begitu takut untuk jujur kepada ibu pantai, yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini.

" Maafin Azga ya buk  , karena engak bisa jaga kehormatan Azga" dengan butiran bening yang menetes keluar dari matanya, Azga pun masuk, dengan langkah yang begitu berat.

Terlihat anak-anak panti yang sedang bermain, di balik niqobnya Azga pun tersenyum, melihat adik-adiknya yang terlihat begitu bahagia.

" Ehh itu kak Azga " semu anak-anak panti pun berlari kearah Azga dan memeluk tubuh Azga dengan begitu erat.

Azga pun mencium mereka satu persatu, Azga sudah menganggap semua anak panti yang ada di sini seperti adik kandungnya sendiri, karena cuma anak-anak panti dan ibu pantai yang Azga miliki.

" Azga... " Terdengar suara seseorang yang memanggilnya dengan begitu keras.

orang tersebut adalah ibu pantai yang sudah merawat dirinya sedari kecil, Samapi sekarang, tempat kedua baginya untuk mengadu.

" Astaga anak bunda" ibu pantai pun langsung membawa Azga kedalam pelukannya, Azga pun mengeratkan pelukannya pada ibu panti.

" Kamu kemana aja selma beberapa hari ini ? Ibu selalu nguiin kamu pulang" Azga pun menjawabnya dengan bahasa isyarat.

" Azga lagi banyak kerjaan di sana"

" Ouuu lagi banyak kerjaan" Azga pun harus berbohong pada ibu pantai, karena ia takut membuat orang yang paling berharga dalam hidupnya kecewa.

" Ibuk ikut Azga "

" Kemana ?"
Azga pun menarik tangan ibu pantai dan membawanya masuk kedalam kamarnya.

Azga pun mengeluarkan uang dari dalam tasnya, dan sebuah surat.

" Cuma segini yang bisa Azwa kasih, dan surat ini nanti ibuk baca setelah Azwa pergi, ya sudah kalok begitu Azwa pamit ya Assalamualaikum "

Terlihat kerinduan yang begitu mendalam yang tersirat dari tatapan ibu pantai, tapi Azga takut untuk berlama-lama di sampingnya, Azga takut ibu pantai akan banyak bertanya padanya, kenapa ia baru pulang ke panti.

Azga pun berjalan keluar dari dalam kamar di ikut oleh ibu pantai dari belakang, Azwa pun selalu menoleh kebelakang.

Sementara di rumah kenzu sedang terjadi sesuatu yang begitu membuat orang-orang di dalamnya panik.

Saat bik Ira akan membersihkan cemilan pada kakek , tiba-tiba saja terdengar suara sesuatu yang jatuh dari arah kamar mandi.

" Astaghfirullah itu suara apa ?" Bik Ira pun langsung mengecek kedalam kamar mandi, saat membuka pintu kamar mandi bik Ira menemukan tubuh kakek yang tergeletak di lantai kamar mandi.

" Astaghfirullah kakek" bik Ira pun berusaha untuk mengakat tubuh kakek tapi, keren bobot tubuh kakek lebih besar dari tubuhnya, bik Ira pun tak kuat.

Bik Ira pun langsung berlari kearah kamar Kenzu.

Tok..tok...tok...tok...

Kenzu baru saja masuk ke alam bawah sadarnya, tiba-tiba ia di bangunkan dengan suara ketukan pintu yang begitu keras.

" Siapa ya ?" Kenzu pun langsung membuka pintu kamarnya, ia menemukan Bik Ira yang terlihat begitu panik.

" Bibik kenpa?"

" I-i-i tu " suara bik Ira pun sampai tidak bisa keluar karena begitu panik.

" Itu apa bik ?"

" Kakek jatuh di kamar mandi"kenzu pun langsung berlari kearah kamar kakek, dan ia pun langsung mengangkat tubuh kakek dan membawanya keluar dari kamar mandi.

" Bik tolong suruh mang Al siapin mobil"

" Iya den " bik Ira pun langsung mencari mang Al, setelah melihat mang Al yang sedang duduk di dekat pintu gerbang, bik Ira pun langsung menghampirinya.

" Mang"

" Iya bik "

" Di suruh nyiapin mobil sama den kenzu"

Kenzu pun sudah menunggu sedari tadi di depan teras rumah, dengan tubuh Kakek yang berbeda di punggungnya.

" Bikkkkk! Mana mang Al nya "

" Iya tuan muda saya di sini "

" Cepat siap kan mobil"

" Tuan besar kenapa?"kenzu pun menjadi kesal, karena mang Al yang terlalu banyak bertanya sementara situasi sedang begitu darurat.

" Mang Al mau saya pecat!!" Mang Al pun langsung berlari kearah garis untuk mengambil mobil.

Kenzu pun langsung menaruh tubuh kakek kedalam mobil ," bik tolong telpon papah ya "

" Ya den"

Azga yang baru saja sampai di depan gerbang rumah pun menjadi heran melihat, kenzu yang begitu terburu-buru masuk kedalam mobil.

Sementara bik Ira pun terlihat begitu panik.

" Ini ada apa ya kok orang-orang pada keliatan panik"

KENZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang