WHEREVER YOU ARE || 016—copyright, 23 November 2022—
.
.
.SAAT Rok Soo tiba di depan gerbang Mansion, pria itu dikejutkan dengan sebuah belati yang tiba-tiba melayang entah dari mana. Memiringkan tubuhnya sembari melindungi dua anak kucing kecil di pelukannya dan tas belanja yang berisi berbagai macam kue serta manisan untuk Cale, ia berhasil menghindar dari kemungkinan tertusuk oleh benda tajam itu saat ujung belati hampir saja menggores lehernya—hanya kurang dari satu senti.
Rok Soo tercengang, berdiri mematung saat jantungnya mulai berdetak kencang. Berkedip pada serangan yang berasal dari dalam halaman Mansion, ia dengan segera mencari asal penyerangan dan menemukan sosok Ron berdiri di dekat taman. Tersenyum ramah padanya meski tatapan kejam di matanya tak sedikitpun memudarkan aura membunuhnya yang sukses membuatnya menggigil.
“Sial, dia benar-benar akan membunuhku.” Rok Soo memeluk erat kedua anak kucing di lengannya saat rasa dingin dari kematian merayap ke punggungnya.
Tatap mata bak belati yang baru saja dilemparkan Ron padanya benar-benar mengguncangnya. Ia tidak tahu mengapa tiba-tiba pelayan tua itu menyerangnya tetapi, fakta bahwa hidupnya sekarang diincar oleh si pembunuh itu benar-benar menyalakan alarm di kepalanya yang mengalami krisis mental.
“Tuan Kim, Anda akhirnya kembali.” Ron menyapa dengan nada hangat, berlagak seolah tak ada yang terjadi beberapa saat lalu ketika ia berjalan mendekati Rok Soo yang melangkah mundur.
“Y-ya. Aku kembali.” Rok Soo membalas sapaan Ron dengan gugup. Rasa takut di hatinya semakin membara kala senyum tenang Ron tak lepas dari wajahnya yang dengan jelas menuliskan kalimat; ‘aku akan segera membunuhmu’.
Rok Soo tanpa sadar cegukan, mengatupkan bibirnya ketika ia secara mental mencoba yang terbaik untuk bersikap santai. Menarik kedua ujung bibirnya dalam upaya membentuk senyum kala diam-diam ia merapalkan kalimat penenang untuk dirinya sendiri.
“Tuan Muda sedang menunggu Anda, Tuan Kim. Saya di sini bertugas untuk menyambut kedatangan Anda agar pesan yang ditinggalkan Tuan Muda segera disampaikan.” Ron meletakkan satu tangannya di dada sementara tangan lainnya berada di belakang tubuhnya. Tampak elegan dengan sikap hormatnya yang penuh kepalsuan.
Rok Soo tahu, pria tua yang kejam itu pasti menyembunyikan belati lain di bawah lengan bajunya dan ia harus berhati-hati agar belati itu tidak melayang kemudian mencabik-cabiknya.
“Baiklah. Aku akan segera menemuinya.” Menghindari Ron, Rok Soo dengan tenang berjalan masuk ke pekarangan Mansion tanpa mempedulikan senyum ramah Kepala Pelayan itu (setidaknya mencoba walaupun dirinya secara mental ketakutan setengah mati) sehingga ia tidak tahu bahwa ekspresi ramah Ron seketika berubah gelap.
“Seranganku meleset.”
Ron berbalik saat ia menatap tajam punggung bajingan yang telah menghamili Tuan Mudanya lalu dengan sedikit perasaan kecewa, ia beranjak pergi setelah sebelumnya mengirim tatapan mengancam pada para penjaga yang sejak tadi menyaksikan semuanya.
Pada saat itu, Rok Soo yang sudah berada di depan pintu Mansion kembali dikejutkan oleh suara seseorang yang tampak terkejut.
“Tuan, apa yang terjadi?”
Rok Soo menatap Wakil Kepala Pelayan itu sambil mendecakkan lidahnya.
“Jangan mengajukan pertanyaan bodoh dan ambil saja ini.”
Menyerahkan kedua anak kucing di pelukannya pada Hans, ia mencoba menenangkan jantungnya yang masih berdebar kencang, rasa takutnya serasa enggan pergi ketika ingatannya kembali pada kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wherever You Are
FanfictionSeiring berjalannya waktu, semua kebaikan yang ada di hatinya mulai terkikis saat rahasia mengerikan yang tersembunyi dalam sebuah novel fantasi terungkap. Meninggalkan perasaan pahit akan dendam masa lalu yang menuntut pada pembalasan yang pernah t...