WHEREVER YOU ARE || 040—copyright, 17 Desember 2022—
.
.
.MALAM sudah semakin larut, angin berembus dingin dan suasana pun mulai sunyi serta lalu-lalang orang-orang tak lagi kelihatan, Rok Soo memutuskan untuk pulang saat Cale yang berada di pangkuannya tertidur lelap sejak setengah jam lalu.
Mengalungkan kedua tangan Cale ke lehernya, ia menyandarkan kepala Cale di bahunya saat ia mulai bangkit berdiri dengan Cale berada di gendongannya setelah merapikan mantel bulunya.
Menghela pelan, Rok Soo pun berjalan pulang.
Begitu sampai di kediaman Henituse dan kembali ke kamar, Rok Soo segera membaringkan Cale ke tempat tidur. Menyelimutinya hingga dada lalu duduk di tepian kasur seraya mengusap rambut merah Cale saat si empunya memiringkan kepala menghadap ke arahnya.
Untuk sejenak, Rok Soo hanya menatap Cale. Memindai setiap seken bagian dari wajah Cale yang semakin hari semakin nampak feminimnya. Sebelumnya, Cale memiliki karakteristik seperti anak laki-laki pada umumnya yang manly. Meskipun sering dikatai cantik namun, itu tak sebanyak sekarang.
Sejak tanda jiwanya terhubung dengan tanda jiwa miliknya, sisi feminim yang Cale miliki secara perlahan-lahan akhirnya keluar. Karakteristiknya bukan lagi seorang anak laki-laki dan ini bukan hanya berlaku untuk Cale tetapi, untuk mereka semua para lelaki yang memiliki rahim dan lubang vagina (yang ketika tanda jiwa melebur saat ritual ‘perkawinan’ dimulai, lubang ini akan muncul setelah serbuk-serbuk cahaya dari tanda jiwa yang menyala mendapatkan rangsangan yang cukup sehingga perubahan kelamin pada laki-laki akan terjadi) di tubuhnya.
Suatu hal yang pasti ketika pertemuan sepasang jiwa mengikat keduanya dalam ikatan yang mengubah hormon testosteron menjadi hormon estrogen pada salah satunya jika sepasang jiwa adalah mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Karena salah satu dari mereka akan melahirkan seorang anak, maka perubahan itu wajar terjadi kalau seorang laki-laki yang memiliki rahim di tubuhnya berubah secara fisik, karakteristik dan emosional saat dia bertemu dengan belahan jiwanya.
Itu adalah sebuah tatanan dunia yang ingin Rok Soo ciptakan. Dengan kehendaknya, ia menghabiskan setengah dari kekuatan sucinya untuk menciptakan sinergi yang konvensional.
Konsep belahan jiwa yang menjadi satu dari sekian banyaknya penataan ulang yang ia kehendaki memiliki poros yang akan terus berputar dalam garis edarnya sampai sepasang jiwa yang telah ditakdirkan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya setelah kematiannya. Kecuali jika salah satunya memilih untuk memutus hubungan dengan belahan jiwanya, maka dia akan mendapatkan belahan jiwa dan tanda jiwa yang baru.
Dalam hal itu, Rok Soo sama sekali tidak memiliki kuasa apa pun karena pergantian dan perubahan pada emosi manusia yang terlalu serakah berada diluar kehendaknya. Ia tidak punya hak untuk memaksakan kehendaknya atas suatu perasaan.
Oleh karena itu, sesuatu seperti itu biasanya akan ia serahkan pada Dewa Takdir dan Kehidupan. Di mana, Dialah yang mengatur probabilitas takdir serta kehidupan yang berhubungan dengan belahan jiwa. Kemudian, Dewi Cinta dan Nafsu yang akan mengurus sisanya sementara Dewa-dewi lainnya melakukan tugas sesuai dengan perannya masing-masing.
Walau dikatakan bahwa konsep belahan jiwa ini adalah probabilitasnya dan berada di wilayah kekuasaannya, tetap saja, Rok Soo tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan para Dewa-dewi lainnya. Ia tidak memiliki kekuatan sebesar itu untuk menopang suatu dunia yang di dalamnya terdapat triliunan makhluk hidup. Ia juga bukan seorang Dewa yang begitu kuat sehingga mampu menangani semua itu sendirian. Terlalu berlebihan untuknya melakukan hal itu karena itu berada diluar ranah kemampuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wherever You Are
FanfictionSeiring berjalannya waktu, semua kebaikan yang ada di hatinya mulai terkikis saat rahasia mengerikan yang tersembunyi dalam sebuah novel fantasi terungkap. Meninggalkan perasaan pahit akan dendam masa lalu yang menuntut pada pembalasan yang pernah t...