WHEREVER YOU ARE || 073-copyright, 01 Oktober 2023-
.
.
.ADA alasan mengapa Rok Soo menjadi begitu berang, dan ada pula alasan mengapa Rok Soo sekarang diam. Pria itu menatap kosong pada Cale yang tergolek pingsan. Lututnya bergetar, seluruh tubuhnya lemas, ia bingung, linglung dan tak tahu harus apa saat bayi yang digendong oleh seorang dokter diserahkan kepadanya.
"Sesaat sebelum Tuan Muda melahirkan, ada indikasi bahwa bayi ini telah meninggal dalam kandungan." Jelas dokter itu sembari menyerahkan bayi di gendongannya kepada Rok Soo yang gemetar ketakutan.
"Bukan tanpa alasan kami meminta Anda untuk menunggu di luar, itu karena kami tahu bahwa berat rasanya saat anak yang Anda nantikan selama sembilan bulan ternyata sudah meninggal sebelum dia sempat melihat dunia dan tahu siapa kedua orang tuanya." Tuturnya kemudian.
Rok Soo menggendong bayi yang dibungkus kain putih itu dengan perasaan campur aduk. Ini adalah bayinya, anaknya, darah dagingnya tapi, juga kutukan yang keberadaannya mengganggu keseimbangan dunia. Jika bukan karena keharusan, ia sendiri sebenarnya enggan untuk membunuhnya namun, itu harus dilakukan demi mencegah tragedi kematian Cale untuk yang kedua kalian.
"Maaf, maaf, maaf." Rok Soo merapalkan maaf seraya memeluk bayi itu.
Dengan rasa bersalah dan penyesalan yang bertumpuk, Rok Soo merasa tidak lagi memiliki muka untuk bertemu Cale yang mungkin sudah tahu bahwa kematian anak mereka bukanlah karena ketidaksengajaan tetapi, karena pembunuhan. Dan pembunuh itu, adalah Rok Soo sendiri yang merupakan Ayah biologis dari bayi ini.
"Maafkan Papa, Nak." Karena keegoisan Papa yang tidak ingin kehilangan Mama, Papa menjadikanmu sebagai pengorbanan demi membuat Mama tetap hidup.
Membisikkan kata-kata maaf, Rok Soo yang merasa sudah cukup membawa bayi itu keluar dan membiarkan para dokter serta tabib merawat Cale.
Setibanya di luar, Rok Soo rusak mengatakan apa-apa selain hanya berjalan lurus tanpa melihat siapa-siapa. Tak perlu bertanya, semua orang tahu bahwa bayi yang digendong Rok Soo itu sudah tidak bernyawa. Mengikuti ke mana perginya Rok Soo, selain Deruth dan Violan yang sepertinya tetap ingin tinggal, mereka memiliki pemahaman diam-diam untuk menghadiri prosesi pemakaman.
✿
Rok Soo menatap tanpa ekspresi kobaran api yang menyala.
Demi menghindari kemungkinan Cale menggila dan nekat menggali kubur, Rok Soo memutuskan secara sepihak untuk mengkremasi jenazah bayinya. Membakarnya habis hingga menjadi abu dan tidak membiarkan sisa-sisa abu itu tertinggal.
Tanpa melihat atau mendengar, Rok Soo tahu bahwa alam tengah bersedih. Gumpalan awan hitam yang tebal membentuk kabut, hembusan angin yang bertiup lambat mengayunkan dedaunan dalam sengau kesedihan.
Alam masih diam, alam belum sepenuhnya berfluktuasi ke dalam kekacauan. Kendali penuhnya atas semua kekacauannya ada di tangan Cale. Si rambut merah itu memiliki peranan penting dalam perubahan cuaca dan kali ini, Rok Soo tidak akan mencegahnya ataupun memperbaikinya.
Semua yang terjadi ke depannya, Rok Soo akan membiarkannya.
Tak apa jika Cale marah, tak apa jika Cale murka, tak apa jika Cale memporak-porandakan dunia, selagi Rok Soo ada di sampingnya, semua kemungkinan-kemungkinan buruk dapat dicegah.
Jadi, ketika Rok Soo akhirnya kembali setelah memastikan bahwa tidak ada lagi abu yang tersisa; suara guntur yang mencambuk langit mulai memekik. Kilat menyambar di mana-mana, sapuan angin puyuh menggoyangkan tanaman dan pepohonan. Rintik hujan berjatuhan, membasahi tanah yang perlahan digenangi air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wherever You Are
FanfictionSeiring berjalannya waktu, semua kebaikan yang ada di hatinya mulai terkikis saat rahasia mengerikan yang tersembunyi dalam sebuah novel fantasi terungkap. Meninggalkan perasaan pahit akan dendam masa lalu yang menuntut pada pembalasan yang pernah t...