14. Sentuhan lembut

2.7K 441 71
                                    

Tap tap ⭐
Happy Reading!

***

"Mas Pras ...."

Butuh beberapa detik untuk Januar sadar dari keterkejutannya. Dengan cepat, ia menarik Sekar-yang masih melingkari pinggangnya ke dalam rumahnya dan menutup pintu.

Hening.

"M-maaf Mas, aku-" Sekar berniat melepaskan pelukannya namun tangan Januar menahannya.

"Kamu ... kenapa?" tanya Januar pelan.

Sekar mendongak dan keduanya berpandangan.

"Saya ambilin handuk dulu ya, kamu duduk di sofa. Abis itu baru cerita, oke?" ujar Januar lembut.

Sekar mengangguk. Pipinya memanas-merutuki apa yang ia lakukan barusan. Setan apa yang merasukinya tadi? Mengapa ia bisa memeluk Januar tanpa berpikir panjang?

Januar kembali dengan sehelai handuk di tangannya. Tapi bukannya memberikan pada Sekar, ia malah meletakkan handuk itu di atas kepala Sekar lantas membantu wanita itu mengeringkan rambut panjangnya.

"M-mas? B-biar aku aj-"

"Udah nggak papa." Tangannya bergerak lembut mengusak-usak rambut Sekar.

"Kenapa nggak pake payung pas ke sini?" tanya Januar heran.

"Anu ...."

"Hm?"

"Nggak kepikiran." jawab Sekar seadanya.

"Baju kamu basah. Mau ganti dulu? Tapi isi lemari saya kebanyakan kaos sih,"

"Nggak usah Mas," tolak Sekar.

"Nanti kamu masuk angin. Saya ambilin ya?"

"Iya." Sekar mengangguk pasrah.

Tak lama, Januar kembali.

"Ini. Mau ganti di kamar mandi atau di kamar saya boleh, terserah kamu aja. Omong-omong, ini yang ukurannya paling kecil. Saya udah lama nggak pake kaos ini." Januar menyerahkan kaos lengan panjangnya pada Sekar.

"Makasih Mas. Aku mau ke kamar mandi aja. Permisi."

Selagi menunggu Sekar berganti pakaian, Januar berjalan menuju dapur dan membuat teh manis untuk wanita itu.

***

"Udah siap cerita?"

"Hm?" gumam Sekar setelah menyeruput teh manis yang Januar buat.

"Nggak mungkin kan kamu hujan-hujanan ke sini cuma buat meluk saya?"

"MAS!" Sekar gugup. Wajahnya kembali merona.

Januar terkekeh. "Bercanda. Jadi?"

Sekar termenung.

"Pertama, aku mau minta maaf karena ngebentak kamu waktu itu. Harusnya aku nggak gitu ke Mas Pras. Terus-"

"Sekar dengar, waktu itu saya yang salah. Saya yang terlalu ikut campur dan kurang mengerti keadaan kamu. Tolong maafin saya ya? Saya janji nggak akan ngulangin itu. Jadi kamu nggak perlu minta maaf." potong Januar.

"Tapi aku juga sal-"

"Oke lanjut."

Meski kesal, Sekar menurut. "Kedua, maaf udah meluk kamu tadi ...." cicitnya.

"Kamu nyesel meluk saya?" Januar terlihat kecewa.

"H-hah?" Sekar gelagapan.

Januar masih menunggu jawabannya.

Latibule✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang