2. Dia sudah pernah menikah

2.8K 467 21
                                    

Tap tap ⭐
Happy Reading!

***

"Aku menyesal nikah sama kamu. Lebih baik kita pisah."

"Mas ...."

"Saya ingin kamu bercerai dengan anak saya. Anak saya tidak butuh wanita yang tidak berguna."

"Mama ...."

"Ayah kecewa sama kamu. Kamu sudah mempermalukan Ayah."

"Ayah ... Kinan minta maaf."

"HAH!"

Sekar terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu. Sekar menarik nafas dalam-dalam. Jantungnya bergemuruh. Dan ia baru sadar jika pipinya basah. Sekar menangis di dalam tidurnya. Sepertinya mimpi buruk.

Tidak.

Ini bukan mimpi buruk. Ini adalah kenyataan yang membuatnya porak-poranda dan memburunya setiap saat. Sekar menggigit bibirnya kuat-kuat. Menahan isakan yang akan keluar. Dengan tangan gemetar, ia meraih gawainya di nakas. Jam baru menunjukkan pukul tiga dini hari. Dan Sekar tidak yakin dirinya bisa terlelap kembali. Sama seperti malam-malam sebelumnya.

Cairan bening itu tak kunjung usai, terus mengalir membanjiri pipi mulusnya. Sejauh apapun Sekar berlari dan menjauh, rasa sakit itu akan terus mengikutinya. Ia pikir dirinya sudah baik-baik saja, tapi kenyataanya justru sebaliknya. Entah sampai kapan, luka di hatinya akan sembuh. Sekar tidak tahu.

***

"Budhe seneng deh, sekarang ada yang bantuin masak dan ngobrol di dapur."

Sekar tersenyum. "Kinan juga suka."

"Tadi pakdhe-mu bilang, katanya ngurus surat-surat hari ini aja. Abis sarapan, kamu siap-siap ya Nduk," ucap budhe Rukmini.

"Iya Budhe, Kinan pikir lebih cepat lebih baik hehe ...."

"Nduk," Nada bicara Budhe berubah.

"Iya, Budhe?"

"Tinggal lah di sini selama dan senyamannya kamu. Budhe sama pakdhe sama sekali ndak keberatan. Kami berdua malah seneng ada kamu disini," budhe Rukmini mengelus kepala Sekar dengan sayang.

Lagi-lagi Sekar harus menahan tangisannya yang bisa keluar kapan saja. "Makasih Budhe, makasih banyak." Tubuhnya bergerak memeluk budhe Rukmini yang sudah tak muda lagi.

"Sudah-sudah, kita makan yuk? Oh iya Budhe minta tolong lagi boleh?"

Sekar mengusap sudut matanya yang basah. "Tolong apa, Budhe?"

"Tolong panggilkan Pras, tetangga sebelah rumah. Suruh dia sarapan bareng di sini. Budhe mau panggilkan pakde-mu. Tolong ya, Sekar."

Sekar membola. Apa?

Rasanya Sekar ingin menolak.

"Emang dia nggak dimasakin sama istrinya, Budhe?"

"Dia belum menikah."

"Ah gitu ... terus-"

"Dia tinggal sendiri." potong budhe-nya.

Sekar jadi tak enak hati. "Yaudah Sekar ke sebe-"

"Permisi, Bukmi!"

"Walah, orangnya dateng duluan." budhe Rukmini terkekeh.

Sekar mematung di tempat. Lantas menarik nafas dalam-dalam. Demi apapun, ia masih tidak terima dituduh sebagai istri muda pak kades!

Latibule✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang