Part 17:Seharian penuh

486 44 0
                                    

Happy reading.....




Dua anak yang masih di dalam uks itu tertidur, nggak ada apa-apa kok serius haruto cuma cium jihoon ga lebih. Salah satu dari keduannya terbangun dari tidurnya, melirik orang di sampingnya yang masih tertidur dengan pulas.

Cklek

Suara pintu terbuka membuatnya menoleh dengan cepat, ketika tau siapa yang datang ia cuma tersenyum.

"Ji, maaf baru bisa jenguk. Gimana masih pusing??"tanya anak yang baru datang itu.

Jihoon mengangguk, mengikuti pergerakan anak itu hingga duduk di sampingnya. Anak itu mengerut keningnya heran, menatapnya dengan bingung.

"Yang pingsan kamu kok haruto yang tidur??"tanya anak itu.

Jihoon menjawabnya dengan senyum,"tadi abis becanda, dia pukpuk hoonie, tapi malah ketiduran juga"ucap jihoon.

"Ochi kok belum pulang juga??".

Yoshi hanya menjawab dengan senyum giginya, menggelengkan kepala tanda tak ada jawaban yang pasti. Jihoon hanya menggeleng melihat yoshi yang ngga ada berubahnya.

"Ngomong-ngomong...... Kamu ngga pulang??".

Jihoon menatap yoshi lalu menolehkan kepalanya ke arah haruto yang masih tertidur pulas, yoshi ikut melihat haruto yang tak terganggu sedetikpun.

"Bangunin ji, siapa tau dia mimpi dapet uang kaget mangkannya diem dari tadi"ucap yoshi tetapi matanya tak mengalihkan perhatian sedetikpun dari haruto.

"Ishh,mana ada,yoshi gitu banget deh"ucap jihoon.

Yoshi tersenyum, ia mengambil bulu ayam dari sakunya, mendekatkan diri kearah haruto yang masih tertidur.

"Yoshi jangan ihhh"ucap jihoon dengan mata membulat.

Yoshi menghiraukan peringatan jihoon memilih memasukan ujung bulu ayamnya ke telinga haruto, haruto menggeliat tak nyaman, menutupi telinga kirinya tetapi yoshi tak menyerah malah berganti ketelinga satunya. Karena semakin tak nyaman haruto terbangun dengan kesal, dan di situlah ia melihat yoshi yang tersenyum tanpa dosa dengan bulu ayam di tangannya.

"YAKKK KANEMOTO YOSHINORI, LO...... SIALAN"umpatnya.

Yoshi yang berhasil membuat haruto mengumpat malah tertawa kencang, matanya berair karena dibuat tertawa terus, menatap haruto yang masih menatapnya dengan tajam. Jihoon sendiri dibuat heran sama kedekatan keduannya, tetapi ikut tersenyum ketika mereka bisa akrab tak bermusuhan lagi.

"Udah-udah, yoshi minta maaf deh, kasian harutonya yang kamu jailin"ucap jihoon menengahi.

Haruto cemberut menatap jihoon yang diam-diam ikut tertawa,"mbulll, jangan ketawa dong, ngambek nih aku"ujar haruto dengan mata menatap jihoon dengan memelas.

"Ngambekan kayak uke aja"sindir yoshi.

"Diem lo, gue masih musuhan sama lo yaa"ujar haruto dengan mata menatap yoshi dengan tajam.

Jihoon menggelengkan kepalanya, ngga ngerti lagi harus kayak gimana, ia menepuk bahu haruto dengan pelan membuat haruto menoleh dengan senyum lebar.

"Jangan senyum lebar-lebar, ini masih di Uks, mana udah mulai sore dan semua murid juga udah keluar semua"ujar yoshi

"Nanti kalau udah di rumah gapapa senyum, nanti gue tingga panggil dokter biar cepet di tes, masih waras apa enggaknya"lanjutnya.

Haruto menatap yoshi lagi, hampir melempar botol berisi air mineral yang isinya sisa setengah itu, tapi tangannya lebih dulu di genggam sama jihoon membuatnya urung melakukannya.

"Daripada ribut, mending pulang"ucap jihoon.

Yoshi mengangguk begitupun haruto, haruto sendiri menoleh dan menatap yoshi dengan aneh.

"Lo nungguin gue sama jihoon pulang??"tanya haruto.

Yoshi menoleh, menganggukan kepalanya dan menggeleng membuat dua anak itu bingung dan ngga ngerti,"bukan nungguin, tapi nyokap gue minta gue pulang bareng jihoon, mama gue kangen sama jihoon"ujar yoshi.

Haruto menatap yoshi dengan datar, mau bilang ngga ngizinin ga berani ada jihoon soalnya,"lohh, tante udah ikut ke korea juga??"tanya jihoon dengan semangat membuat haruto kesalnya setengah mati.

Yoshi menganggukkan kepalanya, lalu mereka bertiga langsung keluar dan berjalan ke parkiran dimana mobil haruto terpakirkan. Haruto mensejajari yoshi dan merangkul pundak anak itu dengan kesal.

"Lo hari ini ngebuat gue kesel, liat aja besok"ucap haruto dengan lirih.

Yoshi tersenyum mendengar nada ancaman yang haruto berikan, dan haruto ngga bakal bisa bertindak lebih apa lagi ada jihoon, jadi kesempatan buatnya kapan lagi bukan bisa menjahili preman sekolah.

"Ampun nyai"ujar yoshi langsung lari masuk ke kemudi depan.

"Ngap—"

"Kalau gue di belakang malah jadi obat nyamuk, nah kalau gue di depan ginikan ga ada yang bisa jadi obat nyamuk"ucar yoshi dengan santai, bahkan memotong pembicaraan sang pemilik mobil itu.

Haruto bakal catat kalau hari ini hari tersialnya, harus berurusan sama anak ga jelas kayak yoshi.

"Serah lo aja dah"ujar haruto dengan ketus.

Jihoon hanya menggeleng melihat dua anak di depannya yang tak ada berhentinya ribut, yoshi yang selalu menjahili haruto seperti mengomentari mobil haruto yang katanya kurang luas,wangi,bahkan banyak hal, dan haruto yang menanggapi dengan berapi-api, seru juga ngelihat orang ribut, patas aja adiknya selalu semangat ketika ayah dan bundanya ribut, bahkan saat itu pernah bunda dan ayahnya ribut doyoung sendiri yang tadinya asik cerita di kamarnya segera lari keluar, mengambil cemilan di dapur dan duduk melihat perdebatan ayah ibunya.

"Masak hoonie harus nambah list kayak gini 'hal terbahagia di hidup itu, melihat perdebatan orang lain, lebih cocok lagi ditemani dengan camilan' masak gitu sih"gumam jihoon dengan mata yang masih asik melihat dua anak di depannya.

***

Pulang sekolah doyoung hanya rebahan dengan ponsel menyala, di lantai sudah ada sekitar 11 bungkus sampah camilan. asahi yang mau ke kamarnya melirik pintu kamar anak bungsunya yang sedikit terbuka, dan betapa terkejutnya dia ketika kamar anak bungsunya udah seperti kapal pecah, sprei yang awut-awutan, bantal yang udah jatuh ke lantai semua, bungkus camilan yang ada di sekitar lantai ranjang, dan pemiliknya sedang asik rebahan sambil bermain ponsel.

"ASTAGAAA PARK DOYOUNG!!!, KENAPA KAMAR KAMU KAYA KAPAL PECAH GINI HAAA!!!".

Doyoung yang sedang asik dengan ponselnya terkejut, ponselnya jatuh menimpa hidungnya.

"BUNDAAA, JANGAN NGAGETIN IHH!!"ujar doyoung dengan kesal.

Tetapi terdiam ketika melihat kamarnya sudah berantakan, menatap bundanya yang berkacak pinggang dengan senyum giginya.

"Hehehehe, maaf bunda, ini doyoung beresin, bunda tidur aja yaa"ucap doyoung.

Daripada ayahnya, doyoung lebih takut ke bundanya, soalnya kalau bundanya yang marah bisa aja ia tak mendapat jatah saku satu bulan, kalau ayahnya kan masih bisa di ajak negoisasi dengan benar.

Bundanya telah pergi, doyoung cemberut dengan mata mengedarkan keadaan kamarnya yang masih sangat berantakan.

"Ishh, nyebelin banget sih, kok ngga ada peri turun dari langit terus bantuin aku beresin kamar ini"keluh doyoung yang memunguti bekas bungkus camilannya dengan ogah-ogahan.

Doyoung merapikan spreinya, memang betul kata Bundanya, kamarnya udah kayak kapal yang pecah.

"Lagian tadi kenapa lupa ga tutup pintu sihh, kesel deh".

Doyoung membereskan kamarnya dengan mulut tak berhenti mendumel, setelah 30 menit ia membereskan kamarnya akhirnya selesai juga, lelah membersihkan kamar membuat matanya memberat, selang beberapa menit ia tertidur dengan pulas.

------
TBC
------

Hello aku kembali lagi, ngga tau mau nulis apa jadi cuma bisa bilang.

See u next part.......

IT TURNS OUT   ||  HaruHoon - ft HwanBbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang