K a s m a r a n

7.3K 174 28
                                    

(Gaxel Raiden Askala)••••____________________•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gaxel Raiden Askala)



•____________________•

Gaxel teringat dengan kejadian tadi. Bukan, bukan kejadian saat ia meninju Mileno, menggores pipi Yosef dan dahinya pakai benda tajam. Bukan itu.

Gaxel sudah biasa melakukan hal kejam bahkan membunuh orang. Ia tidak peduli sama sekali dengan hal itu. Namun, tiba-tiba ia peduli dengan hal remeh seperti apa yang sedang wanita itu lakukan di mansion saat ini. Ia teringat saat dimana meledek Ceca dan wanita itu menampilkan wajah kesal di mansion tadi.

Gaxel mengusap wajahnya, padahal baru beberapa jam yang lalu ia pergi meninggalkan mansionnya. Tapi, rasanya Gaxel sudah rindu mansion sepi itu. Atau rindu seseorang yang ada disana? Perlu ia katakan sekali lagi kalau Gaxel tidak peduli dengan wanita itu. Ia benar-benar tidak peduli.

Namun, entah kenapa tangannya bergerak merogoh saku celananya mencari keberadaan ponsel hitamnya. Pria itu tanpa basa-basi mendial nomer seseorang. Lalu menempelkannya di telinga. Cukup lama orang itu mengangkatnya namun Gaxel setia menunggu. Bahkan sampai menghubungi ulang selama tiga kali.

"Kemana sih dia?" Gumamnya sembari menggigit jarinya sendiri.

Di panggilan ke empat, wanita itu baru mengangkatnya. "Assalammulaikum kak, maaf baru angkat telepon kakak. Tadi gak kedengeran nada deringnya..." suara serak disana terdengar memenuhi telinganya. "Kenapa kak Gaxel nelfon aku?" Tanyanya.

Gaxel membasahi bibirnya sejenak. "Lo baru bangun?" Tanya Gaxel sembari melipat tangannya di dada.

Matanya tak lepas dari langit yang terlihat pekat itu. Gaxel suka memandanginya, memandangi langit.

"Enggak, tadi habis cuci muka sama buang air kecil," jawab wanita itu.

"Gak tidur?"

Terdengar suara gaduh di sebrang sana. "Aku belum ngantuk...," jawab wanita itu dengan helaan nafas diakhir.

Gaxel menegakkan punggungnya. "Hmmm..., lo lagi apa?" Tanyanya dengan deheman panjang.

"Lagi beresin koper biar rapih,"

Gaxel tak sadar melebarkan senyum sembari menggelengkan kepalanya. "Lo gak capek emangnya habis layanin gue langsung beres-beres?" Tanyanya disertai senyum yang mengulum di bibirnya.

"Karena kak Gaxel lagi gak ada disini, jadi gak mungkin kasih aku hukuman kan kalau aku bilang capek?"

"Aturan dari siapa itu?

Mad Dogs (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang