T i g a p u l u h

8.1K 149 18
                                    

(Syesya Raiden Askala)••••____________________•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Syesya Raiden Askala)



•____________________•

"Keluarin aja," ujar Gaxel tak menghentikan gerakan jarinya di vagina Ceca.

Wajah Ceca sudah memerah menahan nafasnya, remasannya pada seprai semakin kuat sampai membuat bentuknya sudah tak beraturan dari kasur mereka.

"Ahhh mhh gak mauh..." kepala Ceca menggeleng kuat.

Ia menatap langit-langit kamar dengan desahan kencang menahan rasa sesak di bawah sana yang meminta untuk di keluarkan. Gaxel meratapi wajah Ceca yang terlihat nelangsa sekali. Pria itu terkekeh lalu menghentikan jarinya yang bergerak keluar masuk pada vagina Ceca.

"Masih kuat?" Tanya Gaxel pada Ceca yang di balas anggukan. "Gimana kalau ini?" Tanyanya sembari memasukkan penis besarnya perlahan.

Gaxel tidak ingin vagina Ceca lecet karena di masukan secara kasar. Bukan karena pria itu peduli, tapi karena Gaxel tidak ingin melewatkan sehari pun bersenggama dengan Ceca.

"Akhh kak..."

"Lo udah libur kuliah kan?" Tanya Gaxel di tengah kesibukannya mengeluar masukan miliknya di dalam milik Ceca.

"Aahhh kak..." Ceca menggelengkan kepalanya tak sanggup.

Untuk kali pertama air matanya keluar saat mereka berhubungan karena menahan cairannya yang hendak keluar. Padahal saat vaginanya di jebol oleh Gaxel untuk pertama kalinya, Ceca tidak menangis sama sekali. Nafas wanita itu terasa semakin tercekat dan tak beraturan.

"Udah keluarin aja," ujar Gaxel sembari menaikkan kaki Ceca ke pinggangnya. "Satu..."

Ceca menggigit bibir bawahnya sembari memeluk punggung Gaxel erat. "Dua..."

Mata berair Ceca bersitatap dengan Gaxel. "Tiga..."

Gaxel mengeluarkan penisnya saat cairan Ceca keluar dengan begitu deras. Rasanya sangat menakjubkan menurut Ceca, lebih enak daripada biasanya. Mungkin karena Ceca sudah menahan-nahan dan saat meledak rasanya luar biasa.

"Lo squirting," ujar Gaxel dengan senyum bangga lalu menyesap seluruh cairan kental milik Ceca.

Setelah habis tak bersisa, pria itu memperhatikan Ceca yang sibuk mengambil nafas banyak-banyak. Dadanya naik turun dengan keringat yang sudah banjir. Tangan Gaxel meremas kedua payudara Ceca yang bergoyang.

"Capek, hm?" Tanyanya lalu mengecup pipi Ceca. "Tapi, lo keren juga bisa tahan sampai satu jam kurang," lanjut pria itu sembari mengacak rambut Ceca lalu bangkit dari kasur.

Mad Dogs (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang