G e f a r i

5.1K 176 14
                                    

(Syesya Putri Maheswari)••••____________________•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Syesya Putri Maheswari)



•____________________•

Pagi itu Ceca menceritakannya pada Namira dari awal sejak kedua orang tuanya meninggal lalu ia bertemu Steven sahabat sekaligus bos ayahnya. Ceca juga menceritakan perihal hutang ayahnya pada rentenir dan alhasil Ceca harus meminjam pada Steven. Jadi, Namira bisa paham kenapa ia bisa tinggal di kediaman Steven.

Namira mendengarkan dengan seksama tanpa memotong ucapan Ceca. Setelah Ceca menyelesaikan ceritanya sampai dimana Gaxel lah yang membelinya di acara pelelangan semalam. Namira masih juga diam dengan wajah berfikirnya.

"Jadi, kak Gaxel itu pernah nyium dan grepe lo sebelum dia beli lo di acara lelang?"

Ceca meringis mendengar tutur kata Namira. "Iya," jawabnya.

"KOK LO GAK BILANG DARI KEMAREN-KEMAREN SIH?! Gila Ceca lo beruntung banget coy! Ketiban durian emas lo Ceca!" Pekik Namira yang membuat Ceca harus menutup telinganya.

Namira mengguncang lengan Ceca berkali-kali. "Ceca please kita bertukar tubuh please!" Pekik sahabatnya itu seperti orang kesurupan saja. "Lo jadi gue dan gue jadi lo! ARGHHH CECA IRINYA GUE!" Namira merebahkan tubuhnya di kasur, benar-benar seperti orang kesurupan.

"Kak Gaxel tuh suka marah-marah tau. Kayaknya dia tuh benci banget deh sama aku, kalau ngelihat aku wajahnya kayak mau makan orang terus. Astagfirullah," ujarnya sembari beristighfar dan mengelus dadanya.

Namira bangkit dari posisi tidurannya dan kembali menghadap Ceca. "Wih jangan-jangan dia benci jadi cinta ke elo Ca," gumam Namira dengan bola mata berbinar.

"Ah ngaco kamu!"

Ceca mengibaskan tangannya di depan wajah Namira. "Tapi, cowok kayak gitu asik loh. Suka ngerokok, sex, tatoan, ahhh itu mah idaman gue banget. Apalagi kak Gaxel tajir melintir Ca, asal lo tau ya keturunan Raias gak akan gagal deh," ujar Namira mulai lagi dengan fantasy gilanya.

"Suka-suka kamu ajalah Mir,"

"Oiya berarti lo udah di unboxing dong ya sama dia? Terus gimana-gimana? Punyanya kak Gaxel gede..."

Ceca menutup mulut Namira. "Gak ada ya kayak gituan, aku masih perawan kok," ujar Ceca. "Oh ya aku mau berangkat kerja, kamu mau tidur kan?" Ceca menggelung rambutnya setelah itu memakai hijabnya.

Kepala Namira terangguk dan menguap cukup lebar. "Ah tapi kita kan belum selesai curhat Ca," protes Namira.

"Nanti lagi, soalnya client yang minta tutor dikit lagi sampai di cafe," balas Ceca yang membuat Namira harus memakluminya. "Omong-omong uang yang untuk kak Robert itu, sebalik aku kerja aku ganti ya Mir."

"Iya, santai aja Ca. Gue juga gak lagi butuh-butuh banget sama duit itu. Pegang dulu aja gapapa," balas Namira dengan mata sudah terpejam. "Eh ya, lo kalau laper makan aja jangan sungkan ya. Awas aja kalau gue tanya bibi lo belum makan sebelum berangkat kerja. Kita unfriend," ancam Namira.

Mad Dogs (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang